NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kritis

Mendung hitam memayungi kota Beijing dengan awan kelabu yang menggantung di langit. Udara terasa dingin, angin sepoi-sepoi berhembus meniup daun-daun kering yang berguguran dari pohon-pohon di tepi jalan.

"Sica, apa yang sedang kau pikirkan?" Tegur nenek Maria melihat Jessica yang sedang berdiri dan termenung di depan jendela kamarnya.

Jessica menoleh dan tersenyum tipis. "Tidak ada Nenek, hanya ingin menikmati hujan," jawabnya.

"Memangnya sejak kapan kau menjadi penikmat hujan? Bukankah kau sangat membenci hujan, apalagi ketika turun di pagi hari?" tanya nenek Maria sambil menyela ucapan Jessica.

Jessica mengangkat bahunya dengan acuh. "Aku sendiri tidak tahu, tiba-tiba saja aku ingin menikmati hujan," katanya. Wajah Jessica terlihat pucat, matanya yang kosong menatap hujan yang turun deras di luar jendela.

Nenek Maria merasa ada sesuatu yang mengganggu Jessica, tapi dia memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Seolah-olah, hujan itu membawa aroma kenangan yang mengganggu pikiran cucunya. Dia berharap, hujan bisa mengurangi semua rasa gelisah yang ada dalam dirinya.

Tiba-tiba ponsel Jessica bergetar, menandakan adanya panggilan masuk. Saat dilihat, ternyata itu adalah Suster Mirah. Jessica bertanya-tanya dalam hati, kenapa suster tersebut menghubunginya malam-malam begini. Dia pun segera meminta ijin pada neneknya untuk kembali ke kamarnya. Tidak mungkin Jessica menerima panggilan tersebut di depan nenek Maria.

Dan begitu tiba di dalam kamarnya, Jessica segera menerima panggilan dari Suster Mirah. "Ya, suster, ada apa?" tanyanya langsung tanpa basa-basi.

"Sica, ibumu tiba-tiba tak sadarkan diri. Cepatlah ke rumah sakit karena kondisinya sangat kritis," ujar Suster Mirah dengan suara cemas.

Deggg...

Pupil mata Jessica membulat sempurna setelah mendengar kabar tersebut. "Baiklah, aku akan segera ke sana," jawabnya sambil segera beranjak menuju rumah sakit.

Hati Jessica dipenuhi kecemasan dan kekhawatiran yang mendalam. Dia sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada ibunya. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Jessica terus berdoa semoga ibunya baik-baik saja. Namun, di tengah kepanikannya, terjadi kemacetan panjang karena kecelakaan. Jessica menjadi sangat panik dan bingung.

"Kenapa harus terjadi sekarang?" desah Jessica frustasi sambil melihat keluar jendela. Dari raut wajahnya, terlihat jelas jika dia sedang panik dan bingung.

Kemudian sopir taksi itu mencoba mencari jalan alternatif untuk melewati kemacetan tersebut, tetapi semua jalan raya tampaknya penuh dengan kendaraan. Waktu terus berlalu, dan setiap detik terasa sangat berharga bagi Jessica.

Wanita itu tidak melihat kanan kiri saat hendak menyeberang jalan. Tubuhnya terpaku ketika melihat mobil yang melaju cepat ke arahnya. Jessica hampir saja tertabrak mobil saat hendak menyeberang jalan. Beruntung, tepat pada saat yang genting itu, Zayne tiba-tiba menariknya ke samping tepat waktu.

"APA-APAAN KAU INI?!" Zayne membentak keras sambil menatap Jessica dengan tatapan marah dan tajam. "APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP?!"

Jessica terkejut bukan kepalang. Dadanya naik turun kencang, dia masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Zayne?" gumamnya terbata-bata, matanya membelalak kaget.

"Apa kau mau mati, hah?!" Zayne masih membentak, tapi wajahnya mencerminkan raut wajah yang penuh kekhawatiran.

"A...Aku..." Jessica hampir saja menangis, campur aduk antara kengerian karena hampir celaka dan keterkejutan karena Zayne yang muncul dengan begitu tiba-tiba.

Tanpa berkata apapun lagi, Zayne menarik Jessica ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat. Mata kirinya tertutup rapat, lalu dengan lirih ia berbisik, "Apa kau tahu, aku hampir saja gila melihatmu berada dalam bahaya," ucapnya.

Jessica terdiam, mencoba mencerna apa yang pria itu katakan. Hatinya berdegup kencang, mendengar apa yang Zayne katakan. Dia yang tiba-tiba muncul saat dirinya hampir tertabrak mobil. "Maafkan aku," gumamnya pelan, disela-sela kecupan Zayne yang lembut di kepalanya.

Zayne melepaskan pelukannya, matanya masih terpaku pada Jessica, penuh dengan kekhawatiran dan sesuatu yang sulit dijelaskan. "Kau harus lebih berhati-hati," pesannya, suaranya yang terdengar lebih lembut, tapi penuh dengan kekhawatiran.

Jessica mengangguk, masih tercengang dengan apa yang baru saja terjadi. "Aku akan lebih berhati-hati, terima kasih, Zayne," ucapnya dengan suara lirih, dengan sudut bibirnya tertarik ke atas.

Tanpa berkata-kata apa-apa, Zayne menarik tengkuk Jessica dan mencium bibirnya, melumatnya dengan keras. Jessica terkejut namun segera merespons ciumannya dengan penuh gairah. Mereka terlibat dalam ciuman panas, lupa dengan segala kecemasan dan ketegangan yang baru saja terjadi. Zayne merasakan hatinya berdebar kencang, dan Jessica merasa hangat dalam pelukannya.

Setelah beberapa saat, Zayne melepaskan ciumannya dengan lembut, matanya menatap Jessica dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

"Kau membuatku sangat khawatir," bisiknya pelan.

"Zayne, bisakah kau lepaskan aku sekarang? Aku harus pergi. Ibuku dalam keadaan kritis, aku harus segera ke sana," ucap Jessica lirih.

Zayne terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan wanita itu. "Kalau begitu aku akan mengantarmu," jawab Zayne dengan serius.

Mereka segera meninggalkan tempat itu. Zayne membawa Jessica dengan cepat menuju mobilnya, dan mereka segera meluncur menuju rumah sakit. Kemacetan sudah berhasil diatasi, Zayne meminta Sean untuk pulang dengan taksi, dia sendiri yang mengemudikan mobilnya.

Dalam perjalanan, suasana hening memenuhi mobil. Jessica terdiam dalam kecemasan, sementara Zayne fokus mengemudikan mobil dengan cepat dan hati-hati. Sesekali, pandangan Zayne bergulir pada Jessica yang tampak gelisah, ingin meyakinkan dia bahwa semua akan baik-baik saja.

"Kenapa tidak ada tindakan medis sama sekali? Wanita itu dalam keadaan kritis," tegur Zayne saat melihat tidak adanya tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit jiwa pada ibu Jessica.

"Kami sedang menunggu keluarga pasien untuk meminta ijin. Karena tanpa ijin dari mereka kami tidak bisa melakukan apa-apa," jawab seorang dokter.

"Apa untuk masalah darurat seperti ini masih harus menunggu persetujuan dari keluarga pasien?" Zayne menyela ucapan dokter itu.

Amarah terlihat dari mata kirinya. Sorot matanya yang tajam membuat dokter dan beberapa perawat yang ada di sana merinding, termasuk Suster Mirah. Bukan hanya dari tatapan dan sorot matanya saja, tetapi penampilannya juga. Zayne yang memakai pakaian serba hitam tanpa lengan dan ada Tatto yang menghiasi lengan kirinya, belum lagi eyepacth pada mata kanannya, yang membuat sosoknya begitu misterius.

"Tunggu!! Sepertinya ada yang tidak beres dengannya. Tubuhnya membiru, dia... Keracunan!!" Seru Zayne.

Pupil mata Jessica membulat sempurna mendengar apa yang baru saja Zayne katakan. "Apa kau bilang? Keracunan, bagaimana mungkin? Zayne, bagaimana kau bisa tahu jika Ibuku keracunan?" Tanya Jessica sambil menatap Zayne penasaran.

Pria dingin itu menatap Jessica dengan tatapan datar namun serius. "Karena aku lulusan universitas kedokteran luar negeri."

"Apa?!"

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

Maaf ya baru sempat up lagi. Anak Author yang kecil lagi kurang enak badan dan rewel terus. Jadi gak ada waktu buat ngetik. 🙏🙏 Jangan lupa LIKE & KOMENTARNYA setelah baca ya

1
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
Sumawita
bunuh aja nenek tak punya hati itu
yumna
siapa yg mau membunuh mma jesica sbnernya.....kashn km jes....ayo zayn hbisn orang"tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!