NovelToon NovelToon
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dia bukan pembunuh, namun dia di cap sebagai pembunuh oleh pria yang menjadikannya istri atas dasar dendam. Adiknya yang meninggal terjatuh dari atas gedung, dan menjadikan Laras sebagai tersangka pembunuhnya.

Kehidupan pernikahan yang tidak seperti Laras bayangkan. Hanya penuh dengan penderita dan siksaan. Namun, Laras tidak bisa terlepas dari Lin sampai dia puas melampiaskan dendamnya.

"Aku akan membuatmu menderita, sampai kau memilih untuk mengakhiri hidupmu sendiri!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sambutan Hangat Untuk Calon Istriku!

Hari kebebasan Laras tiba juga, akhirnya dia bisa keluar dari sel tahanan. Namun, sama sekali bukan sebuah kebebasan yang sebenarnya untuk Laras. Ini adalah awal dari hidupnya. Seseorang sudah menunggunya di halaman kantor polisi ini.

"Nona Laras?"

Laras hanya mengangguk saat pria itu bertanya padanya.

"Mari ikut saya, Tuan Lin sudah menunggu anda" ucapnya.

Sekarang Laras tahu jika pria itu adalah suruhannya pengacara Lin itu. Sekarang sudah tidak ada waktu lagi untuknya bisa hidup bebas. Jelas jika dirinya tidak mungkin bisa bebas begitu saja, saat dia sudah terlibat dengan pria seperti Lin.

Sudahlah Ras, menyerah saja dengan semuanya dan ikuti hidupmu sampai akhir hidupmu tiba.

Laras masuk ke dalam mobil itu, membiarkan pria yang mengemudikan mobil ini membawanya kemana pun. Karena dia juga sudah tidak bisa melakukan apapun saat ini.

"Maaf, nama kamu siapa ya? Aku harus memanggilmu apa?" tanya Laras, sebenarnya dia hanya mencoba untuk mencari bahan pembicaraan di dalam mobil ini, karena terasa sepi dan membuatnya semakin kepikiran atas apa yang terjadi padanya saat ini.

"Panggil saja Dimas"

Laras mengagguk, dia memalingkan wajahnya dan menatap keluar jendela. Pemandangan luar yang sudah satu bulan lebih dia tidak melihatnya. Namun, sama sekali tidak ada yang menarik baginya, karena dia bisa berada disini, bukan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Tapi, hanya untuk menebus kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Mobil berhenti di sebuah halaman rumah mewah di kawasan perumahan elite. Laras menatap sekelilingnya, halaman yang begitu luas dengan rumahnya yang juga mewah dan besar. Dia tahu sekarang, kenapa semua orang begitu tunduk pada pengacara Lin. Mungkin selain dia adalah seorang pengacara handal, tapi dia juga seorang yang terpandang dengan semua kekayaannya.

Pintu mobil dibuka oleh Dimas. "Silahkan Nona, Tuan Lin sudah menunggu anda di dalam"

Laras mengangguk saja, meski dia sangat ingin berlari saat ini jika dia bisa melakukannya. Namun, apa yang bisa dia lakukan saat dirinya sudah terjebak dengan seorang pria seperti Lin. Laras mencoba tersenyum pada Dimas dan mengucapkan terima kasih padanya.

Saat Laras naik ke atas tangga, dan berdiri di depan pintu utama rumah ini. Laras sempat berpikir untuk melarikan diri saja saat ini. Namun, dia sadar jika melakukan hal itu akan menjadi hal yang sia-sia baginya. Pintu tiba-tiba terbuka, sebelum Laras mengetuk atau menekan bel. Seorang wanita dengan seragam pelayan berdiri di depannya saat ini.

"Nona Laras ya?"

Lagi, Laras hanya mengangguk ketika semua orang yang dia temui hari ini selalu bertanya seperti itu.

"Mari ikut saya, Tuan Muda sudah menunggu anda"

Laras hanya menganguk dan mengikuti wanita itu. Dia membawanya ke sebuah ruangan, yang kini Laras tahu jika ini adalah sebuah ruang kerja. Laras melihat punggung lebar dan tegap seorang pria yang duduk di kursi meja kerja, namun dengan  posisi membelakanginya. Meski baru dua kali bertemu dengan Lin, Laras bisa tahu jika itu adalah dia.

"Tuan Muda, Nona Laras sudah datang. Saya permisi dulu"

Setelah pelayan itu keluar, Laras hanya berdiri diam di tempatnya tanpa berani mengatakan apapun. Laras hanya diam dan tidak berani melakukan apapun saat ini. Sampai Lin memutar kursinya dan langsung menatap Laras dengan tajam.

"Selamat datang di rumahku, Nona Muda Lin"

Suara itu benar-benar terdengar begitu menakutkan, hingga membuat Laras merasa merinding dibuatnya. Apalagi ketika dia menatap senyuman tajam dari bibir Lin. Membuatnya hanya bisa menunduk saja sekarang.

Lin berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Laras, berdiri di depannya dengan tatapan yang dingin. Laras semakin menundukan wajahnya, merasa takut dengan berdirinya Lin di depannya saat ini. Namun tangan pria itu meraih dagunya, sampai membuat tubuh Laras bergetar ketakutan. Lin mencengkram dagu Laras dengan kencang, lalu dia mengangkat wajahnya agar menatapnya.

"Selamat datang di rumahmu yang baru. Kau akan menjadi Nona Muda di rumah ini. Apa kau tidak senang? Kenapa wajahmu menunjukan jika kau tidak senang?" ucap Lin dengan senyuman tajamnya.

Air mata Laras sudah menggenang di pelupuk matanya. Menatap Lin dengan tatapan penuh memohon, namun jangan pernah berharap Lin akan melepaskannya begitu saja.

"Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Laras dengan suara bergetar, meski sebenarnya dia sudah tahu apa yang sebenarnya Lin inginkan darinya.

Lin tertawa dengan begitu mengerikan, lalu kembali menatap Laras. Kali ini tangannya turun dari dagu ke leher gadis itu, mengelusnya lembut sebelum elusan itu berubah menjadi cengkraman kuat di leher gadis itu. Hanya butuh satu tangan untuk Lin mencengkram leher Laras.

"Beraninya kau masih bertanya apa yang aku inginkan darimu. Tentu aku hanya ingin penderitaanmu, sebelum aku menginginkan nyawamu!" tekan Lin.

Wajah Laras sudah merah padam, dia mulai sesak dengan cengkraman kuat tangan Lin di lehernya. Laras memegang tangan Lin itu dan mencoba untuk melepaskannya, namun cengkraman tangan itu terlalu kuat.

Lin hanya tersenyum melihat Laras yang hampir kehabisan nafas itu. Setelah di rasa cukup, dia segera melepaskan tangannya dari leher Laras. Gadis itu langsung jatuh lunglai ke atas lantai dengan terbatuk-batuk sambil memegang lehernya yang terasa sakit.

Lin membungkukkan tubuhnya, meraih dagu Laras dan mendongakan wajahnya agar menatapnya. Lin menatap Laras dengan senyuman jahatnya itu.

"Ini adalah sambutan hangat untuk calon istriku!" 

Lin langsung menghempaskan dagu Laras dan dia segera keluar dari ruangan itu. Sementara Laras hanya diam dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. Tangannya masih memegang lehernya yang terasa sakit. Sekarang dia sudah tahu, kehidupan seperti apa yang akan dia jalani setelah ini.

Pintu kembali terbuka, pelayan wanita tadi yang masuk dan menghampiri Laras. "Nona, mari saya bantu anda ke kamar anda"

Laras hanya menurut saja tanpa mengatakan apapun, rasanya tenggorokannya begitu sakit hingga sulit untuk berkata-kata sekarang. Dia di antar ke sebuah kamar yang cukup luas dan nyaman. Namun sayang, Laras sama sekali tidak merasakan kenyamanan itu saat ini.

"Minumlah Nona, nanti saya ambilkan obat pereda nyeri untuk Nona"

Laras tersenyum tipis pada pelayan wanita itu, dia mengambil segelas air yang di berikannya. Meminum air di dalamnya, dengan sedikit susah payah karena tenggorokannya yang benar-benar sakit. 

Setelah sedikit meminum air, Laras merasa lebih baik. Meski rasa sakit di lehernya masih begitu terasa. "Siapa namamu? Aku harus memanggilmu apa?"

"Reni, panggil saja saya Reni"

Laras mengangguk mengerti, dia menyimpan gelas di atas nakas samping tempat tidur yang dia duduki saat ini. "Sepertinya kau lebih tua dariku, jadi aku panggil Mbak Reni saja ya"

Reni hanya mengangguk saja, sebenarnya dia merasa tidak tega dengan Laras yang harus masuk ke dalam rumah ini karena dendam dan kemarahan Pengacara Lin. Tapi dia hanya seorang pelayan di rumah ini, Reni tidak bisa melakukan apapun.

"Semoga suatu hari semuanya akan membaik ya, Nona" ucap Reni sambil menepuk bahu Laras, seolah memberikan kekuatan pada Laras untuk menghadapi kehidupan barunya saat ini.

Bersambung

1
Ira Nadira
Luar biasa
Ira Nadira
tak terasa air mata ku mengalir meratapi nasip laras yg menyedihkan yg selalu disakiti suaminya sendiri😭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ya thor penasaran kisah reni alex,,,di tunggu ya,,,
Pujiati Astuti
akhirnya Laras mau juga ikut sama Lin, memang suami istri itu harus selalu bersama Laras dukana pun suami tinggal

lanjut kak tetap semangat ya upnya 💪💪🤗🤗
Pujiati Astuti
pasti hatimu makin lega kan Lin setelah mendengar apa yang oma mu katakan
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ahhh senangnyaaa oma dah ngrestuin laras ma lin,,,smoga gk ada masalah lagi ya,,,
Pujiati Astuti
hati² Laras bisa² bangun pagi kamu ngak bisa jalan karena hukuman si Lin 😁😁😁🤭🤭🤭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
bahagia slalu kalian,,,smoga gk di kasih rintangan lagi ma othor ya,,,
Pujiati Astuti
pengacara Lin sudah ter,,,,, ter,,,,, sama Laras 😁😁🤭🤭

lanjut kak tetap semangat 💪💪💪
Pujiati Astuti
dulu cucunya sekarang omanya semangat ya Laras buat meluluhkan dan mendapat kan restu dari oma
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
sungguh berat ya ras unt kmu bahagia,,,masih ada rintangan lagi yg harus kamu hadapi,,,
Fera Susanti
konflik baru
Pujiati Astuti
tukang bener si oma meminta Lin menceraikan Laras, apa yang akan Lin lakukan ya menurutin permintaan si oma atau menolaknya ya 🤔🤔🤔
Pujiati Astuti
waduh apakah Lin akan dipisahkan dari Laras sama omanya 🤔🤔🤔🤔
Pujiati Astuti
akhirnya Loh sudah bisa melihat Laras dan bertambah lagi suami bucin selain Zayyan 😁😁😁
Olvin Doe
Biasa
Olvin Doe
Buruk
Nita.P: Terima kasih atas penilaian anda terhadap novel saya. semoga jika nanti anda membuat karya, tidak ada yang menilai dengan bintang satu seperti ini ya..
total 1 replies
Pujiati Astuti
lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪
Pujiati Astuti
lanjur kak semangat 💪💪
Pujiati Astuti
yang dipanggil sayang sama suaminya malah bengong 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!