Narin seorang mahasiswi yang lugu berumur 23 tahun,diam diam dia menyukai seorang mahasiswa yang populer dikampusnya.
Eric sosok mahasiswa yang dingin namun sangat di kagumi oleh seluruh mahasiswi dikampusnya karna ketampanan dan kecerdasan yang dimilikinya.
Namun setelah lulus hal yang tidak disangka oleh Narin adalah dia dijodohkan dengan laki laki yang dia sukai sejak dulu yaitu Eric.
Akankah Narin bisa mendapatkan cinta Eric yang sama sekali tidak mencintainya atau dia akan mengubur rasa cintanya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Di sebuah kamar tampak Narin yang sedang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya. Terdengar suara cekikikan dari Narin, entah apa yang di lihat olehnya hingga membuatnya sampai tertawa lepas seperti itu.
Di sisi lain Eric yang sedang fokus dengan laptopnya duduk diatas ranjang, mendadak menoleh ke arah Narin karena dia merasa terganggu dengan suara yang dia dengar. Eric yang penasaran pun segera turun dari ranjang dan bergegas menuju ke sofa.
Narin yang masih asyik dengan ponselnya, dia sampai tidak sadar akan keberadaan Eric yang sedang berdiri di sampingnya sambil menatap tajam ke arah Narin.
Dengan sigap Eric langsung mengambil ponsel yang dipegang Narin, Eric pun langsung memeriksa ponsel dan seketika Eric tercengang bahwa yang dia lihat sekarang adalah sebuah film kartun tom & Jerry yang ada di ponsel Narin. dia sampai tidak habis pikir melihat Narin yang bisa tertawa lepas hanya menonton sebuah kartun.
"Tuan berikan ponsel saya !" pekik Narin mendongakkan wajahnya ke arah Eric yang sedang berdiri di sampingnya
Merasa tidak mendapatkan respon dari Eric, Narin pun berdiri dan segera ingin mengambil ponselnya dari tangan Eric. Narin yang kalah tinggi dengan Eric, dia pun kesusahan meraih ponselnya karena Eric masih terus memeriksa ponselnya dan menggenggam erat sampai menjulurkan ke atas.
Narin yang tidak kehilangan akal pun dia terus dengan jinjit merebut ponsel miliknya dari Eric membuatnya terkilir dan terjatuh di sofa yang dia duduki tadi.
Refleks Narin menarik lengan Eric yang membuat mereka jatuh ke sofa. Eric yang merasa dirinya di tarik, dia pun langsung ikut terjatuh hingga posisi mereka berdua saat ini terlihat sangat intim.
Dimana Narin yang berada di bawah Kungkungan Eric yang tangan satunya masih dengan erat menggenggam ponsel milik Narin. Mereka pun saling bersitatap satu sama lain, menyelami pikiran masing masing.
Deru nafas dari keduanya pun terdengar sangat jelas. degup jantung Narin pun mulai berdetak dengan kencang dia merasa bahwa dirinya sedang tidak baik. Narin yang masih setia memperhatikan wajah Eric pun seketika dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak ingin Eric tau akan perasaannya selama ini ke Eric.
Namun di sisi lain tampak Eric yang terus menatap ke arah Narin, entah kenapa dari dia jatuh sampai sekarang dia tetap memandang wajah cantik itu.
Eric yang tanpa sadar dia sangat mengagumi wajah cantik Narin yang memang sangat terlihat cantik natural tanpa polesan make up sama sekali.
Beda dengan Brenda yang selalu mengandalkan kecantikannya itu dengan memoleskan make up tebal di wajahnya.
"Cantik" batin Eric dalam hati.
"Ada apa denganku ??? kenapa jantungku berdetak dengan kencang seperti ini ???" tanya Eric dalam hati sambil terus memandang ke arah Narin
Narin yang merasa dirinya risih ditatap terus oleh Eric, dia segera menggerakkan tubuhnya dan mendorong tubuh Eric agar segera turun dari atas tubuhnya.
Seketika Eric sadar dengan apa yang dia ucapkan barusan, hingga membuatnya langsung berdiri dan mengusap kasar wajahnya.
Narin pun seketika melihat ponsel yang ada di genggaman Eric, dengan cepet Narin langsung mengambilnya dan menaruhnya dalam kantong celananya.
Eric pun dengan segera melangkahkan kakinya menuju ranjang. Namun tetap saja jantungnya masih berdegup dengan kencang tidak seperti biasanya. entah kenapa dirinya pun tidak mengerti kenapa bisa seperti ini.
Padahal dulu saat berpacaran dengan Brenda , Eric menatap wajah Brenda tidak seperti dia menatap wajah Narin yang merasakan getaran aneh.
Eric yang merasa degup jantungnya masih belum normal, dia langsung turun dari ranjang menuju ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi dia mengusap kasar wajahnya dan membasahinya dengan air. Eric tidak habis pikir kenapa dirinya bisa seperti ini. dirinya terus menatap lurus ke arah cermin, dimana bayang bayang Narin pun masih berputar terus di otaknya.
beberapa menit kemudian, Eric yang sudah merasa dirinya lebih baik dari sebelumnya akhirnya dia kluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih fresh.
ceklek
Terdengar bunyi pintu kamar mandi terbuka, membuat Narin melihat ke arah asal suara itu. tiba tiba terlihat Eric yang keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih fresh dari sebelumnya.
Narin pun tampak heran dan ingin bertanya tapi segera dia urungkan niatnya. Karena dia ingat betul dengan peraturan yang di buat Eric, bahwa tidak boleh mencampuri urusan pribadi mereka masing masing.
Eric yang merasa dia di perhatikan Narin tersebut akhirnya dia menatap tajam dan membuat Narin mengalihkan pandangannya dengan membaringkan dirinya di atas sofa sambil menutupi tubuhnya dengan selimut yang dia ambil di kamarnya tadi.
"Apa yang kau lihat ???" tanya Eric dengan nada ketusnya
" Tidak, aku tidak melihat apa apa." ucap Narin terlihat ketakutan sambil dia membaringkan tubuhnya ke sofa, memakai selimut dsn segera menutup matanya.
Sedangkan Eric yang sudah berada di atas ranjangnya. dia selalu menatap Narin dari kejauhan, dia tampak berpikir apa Narin nyaman dengan tidurnya sekarang yang berada di atas sofa. Eric tidak habis pikir bagaimana bisa Narin tidur sangat pulas tanpa menggerakkan tubuhnya yang terlihat sangat nyaman sekali dengan posisi tidurnya seperti itu.
Sepintas Eric merasa kasihan dengan Narin yang ada didepannya tidur dengan posisi meringkuk bak seperti bayi yang tertidur sangat nyenyak. namun lagi lagi Eric pun selalu menepis rasa iba itu terhadap Narin.
Eric yang tampak bergelut terus dengan pikirannya akhirnya dia pun terlelap dan masuk kedalam mimpi indahnya tersebut.
Pagi pun tiba, mentari yang tampak memancarkan sinarnya dan menembus kaca dibalik gorden membuat sang empu bangun dari mimpi indahnya.
Sekejap Eric pun tampak mengerjap ngerjapkan matanya yang terganggu oleh sinar matahari yang masuk menembus gorden membuatnya terbangun dari tidurnya.
Dia pun membuka matanya dan langsung menatap ke arah Sofa dimana Narin semalam tidur di sana dan membuat Eric pun mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok Narin namun dia tidak melihat sosok yang dia cari.
Eric pun menyibak selimutnya bergegas ke kamar mandi mengecek apa Narin di dalam, ternyata nihil Narin tidak ada di sana. Seketika dia keluar dari kamar mandi dia mendengar sebuah pintu terbuka. Dan membuatnya kaget dan terus menatap ke arah dimana pintu kamar terbuka.
Ceklek
Pintu kamar pun terbuka, ternyata Narin lah sosok yang Eric cari sejak tadi. Pagi ini Narin terlihat sangat cantik dan menawan hingga membuat Eric menatapnya tanpa kedip.
Narin yang memakai dress selutut dengan rambut yang di gerai, memoles wajahnya dengan bedak sedikit dan memakai lipstik sedikit membuat penampilannya hari ini kelihatan begitu beda seperti biasanya.
Memang dari dulu Narin sama sekali tidak pernah memakai make up dia setiap harinya hanya memakai pelembab dan lip balm untuk merawat wajah dan bibirnya biar tidak kering.
Sejak kedatangan Narin masuk ke kamar membuat Eric tampak terhipnotis diam mematung, bagaimana tidak ??? Narin hari ini terlihat sangatlah cantik bak seperti bidadari.
Narin yang melihat Eric diam mematung, akhirnya Narin memanggilnya dan menyuruhnya keluar untuk sarapan bersama di meja makan.
"Tuan, sarapan sudah siap. Mama sedang menunggu dibawah." ucap Narin sambil berbalik ke arah pintu
Saat Narin melangkah, dengan cepat Eric menggenggam tangan Narin. Sontak membuat Narin kaget dengan sikap Eric membuat mereka saling memandang satu sama lain.
Tiba tiba jantung Eric pun berdetak dengan kencang