NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Evil plan

Ketika mobil melaju cepat, Gladys menggerakkan tubuhnya mendekati Jason. Ia melepas seatbelt tanpa ragu, menatap Jason dengan mata berbinar penuh hasrat. Dengan gerakan yang lembut dan anggun, ia mulai merayu pria berparas oriental tersebut.

Menggunakan jemarinya yang lentik, Gladys mulai menyentuh wajah Jason, mengelus rahangnya yang tajam dan dagu yang maskulin. Jason, meski tersenyum tipis, tetap fokus pada mengemudi, tidak tergoda oleh rayuan wanita yang duduk di sampingnya saat itu.

"Tuan, kamu sangat tampan," bisik Gladys dengan suara yang lembut dan merdu. Jason hanya mengangguk sedikit, tidak menyela konsentrasinya.

"Hmm..." balas pria itu singkat, tidak memperdulikan godaan Gladys.

"Apa kamu sering bersenang-senang dengan wanita?" tanya Gladys dengan nada yang merayu, hembusan nafas dan suaranya hampir menyentuh daun telinga Jason, tetapi Jason tetap memusatkan perhatiannya pada jalan.

"Menurutmu?" Jason melirik sekilas dengan wajah dingin, seolah tak terpengaruh dengan topik yang dibawa wanita berpakaian minim tersebut.

"Ah, sepertinya Anda seorang pemain handal, Tuan, saya jadi penasaran. Anda pasti pandai memuaskan wanita, benar, kan?" goda Gladys penuh rasa percaya diri, tetapi Jason tetap diam, fokus pada mengemudi.

Tanpa ragu, Gladys meletakkan dagunya di bahu Jason, kedua tangannya melingkar erat di tubuh pria tersebut.

"Maaf Nona, saya masih mengemudi," kata Jason dengan lantang, mencoba menegaskan batasannya. Namun, Gladys tidak gentar, dan tetap berani, ia mendaratkan kecupan kilas di pipi Jason dengan bibir yang basah, mencoba merayu pria itu lebih intens.

Jason meraih selembar tisu dari kotak di sampingnya, mengelap dengan hati-hati liur Gladys yang meninggalkan bekas. Tatapan dinginnya menembus tingkah Gladys yang semakin berani.

"Tuan tampan, tidak usah jual mahal terhadapku," goda wanita tersebut sambil menaikkan rok mini yang ia gunakan, berusaha memperlihatkan paha putih dan mulusnya. Jason, meski melirik sejenak, tidak terlihat tertarik sedikit pun.

"Dasar, perempuan j*lang!" batin Jason dengan kesal, menyadari bahwa Gladys adalah bagian dari rencana Akira.

Mobil itu akhirnya tiba di depan Mansion, sebuah istana megah milik Jason. Mereka berdua keluar dari mobil, dan Gladys menginjakkan kaki di tanah istana Jason untuk pertama kalinya.

Gladys memandang sekeliling dengan kagum, merasa seolah-olah berada di negeri dongeng. "Wah, memang benar, dia sepertinya lebih kaya dari Tuan Akira," batin Gladys dengan senyuman tipis, yakin bahwa aksinya akan berhasil.

Akira telah menyuruh Gladys untuk menggoda Jason, dengan harapan bahwa Jason akan tergila-gila padanya dan lalai dengan bisnisnya. Dengan cara ini, Akira berharap dapat mengungguli Jason dalam bisnis dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.

Tanpa banyak bicara, Jason melangkah maju menuju ruang utama Mansion, meninggalkan Gladys yang masih terpaku di tempatnya. Teriakan dan langkah cepat Gladys mencoba mengejar Jason yang telah jauh melangkah.

"Tuan, tunggu!" teriak Gladys, tetapi Jason terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Gladys berlari untuk menyusul langkahnya yang tertinggal, ia lupa bahwa harus berpura-pura cedera.

Jason tiba di ruang utama, dan pintu terbuka otomatis setelah ia men-tap telapak tangannya pada sensor berwarna hijau.

"Wah, pintunya saja canggih," batin Gladys, mengikuti Jason dengan penuh kekaguman.

Ketika mereka masuk, Jia, robot pintar milik Jason, mendekati Gladys, membuatnya berteriak kaget.

"Kyaa... Menjauhlah!" serunya sambil menghindar.

Jason tersenyum sinis. "Tidak usah takut, dia tak akan menyakitimu, Nona," kata Jason sambil melepas blazernya, menampilkan kemeja putih yang sedikit transparan, memperlihatkan otot-otot tubuhnya di balik kemeja itu.

Jia segera meraih blazer dan tas kantor milik Jason. Meskipun Gladys hanya orang suruhan Akira, tak dapat di pungkiri, ia benar-benar terpikat pada Jason.

"Aku ingin memilikinya," batin Gladys, memandang Jason sambil memilin-milin rambutnya.

Sementara itu, Cindy, yang mendengar suara wanita, mendongak dari atas balkon lantai dua. Terkejut, ia melihat Jason membawa seorang wanita ke dalam ruangan. Bibir Cindy langsung mengerucut, tatapan bencinya terpancar jelas. Ia terus mengintip dari atas tanpa bersuara.

"Ternyata benar dugaanku, Pak Jason tidak sepolos kelihatannya, dia ternyata penggila wanita!" batin Cindy, kecewa dengan apa yang ia lihat saat itu.

Gladys masih berdiri di ruang utama, menatap Jason penuh kekaguman.

"Tunggu sebentar, Nona, saya akan ambilkan ramuan untuk mengatasi luka di kakimu," kata Jason sambil berbalik dan segera meninggalkan Gladys.

Gladys, yang seharusnya pura-pura pincang, lupa untuk berpura-pura, membuatnya berdiri dengan normal. "Ah, kenapa aku bisa teledor?" gumamnya merutuki kebodohan diri sendiri. "Tapi, sepertinya dia tidak curiga," lanjut Gladys tanpa harus berpikir kritis.

Jason kembali membawa botol kecil yang berisi obat ramuan herbal. Tanpa diketahui Gladys, Jason menyisipkan sesuatu di belakang tubuhnya. Saat Jason hendak menghampiri wanita tersebut, langkahnya terhenti ketika ia mendengar Gladys berbicara di telepon dengan seseorang yang diduga adalah Akira. Jason bersembunyi di balik pilar, mendengarkan dengan seksama pembicaraan Gladys yang penuh intrik.

Saat itu Gladys berbicara dengan bahasa Jepang, agar lebih leluasa, pikirnya.

"Akira-san, sugu ni bokutachi no misshon wa seikou suru darou. Yakusoku o wasurenaide kudasai," kata Gladys, mengingatkan Akira mengenai keuntungan yang akan ia terima jika berhasil menjalankan misi tersebut.

"Hai, kimi wa shinpaishinakute mo ii yo, boku wa yakusoku o mamoru," balas Akira dari sebrang telpon, menyetujuinya.

Tanpa sepengetahuannya, sistem canggih di mansion tersebut mampu menerjemahkan bahasa asing secara otomatis. Jason dapat memahami ucapan Gladys karena robot pintarnya mendeteksi dan menerjemahkan kata-kata tersebut.

"Oh, ternyata benar dugaanku, wanita itu adalah orang suruhan Akira. Mereka tak tahu sedang berhadapan dengan siapa," batin Jason, melempar senyuman tajam penuh ancaman.

Gladys terus berbicara panjang lebar, sambil terkekeh. Saat ia menyadari Jason ada di belakangnya, ia segera menyudahi obrolan di telepon.

"Eh, Tuan, sudah lama di belakang saya?" tanya Gladys gugup, tetapi Jason hanya tersenyum, berpura-pura tertarik pada tubuh Gladys.

Dengan lembut, jemari Jason meraba sekitar dadanya, membuat Gladys merasakan sentuhan yang membuatnya mabuk kepayang.

"Kamu masuk ke dalam perangkapku, sayang," batin Gladys sambil melemparkan senyuman menggoda ke arah Jason, lalu tanpa ragu, ia mulai melepas seluruh pakaian di hadapan pria tersebut, Tubuhnya digerak-gerakan dengan lembut, menantang, seolah mengajak Jason untuk terus mendekat.

Cindy, yang menyaksikan adegan itu dari atas balkon, terkejut. Ekspresinya berubah dari kagum menjadi benci yang mendalam. Ia menggeleng-geleng, kesal dengan perhatian yang diberikan Jason pada Gladys.

"Dasar, laki-laki b*jingan!" gumam Cindy dalam hati, kesal dengan tingkah laku Jason yang begitu mudah tergoda.

Gladys, yang semakin terbuai dalam permainannya, meraih kecupan hangat di bibir Jason saat pria itu memeluknya erat. Tanpa curiga, Gladys terus melancarkan godaannya, sementara Jason dengan sigap merogoh sesuatu dari arah belakang.

Tiba-tiba, Jason mengeluarkan benda tajam yang ia genggam dan dengan cepat menusuk punggung Gladys, tepat mengenai organ vitalnya. Wanita itu terkejut, bibirnya terbuka lebar namun tak dapat mengeluarkan suara, kesakitan yang luar biasa menghampirinya.

Cindy hanya bisa menggeleng, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan Jason.

"Ini sangat gila!" batin Cindy, perasaan campur aduk di dalam hatinya, antara kagum, kesal, dan sedikit ngeri.

Benda tajam yang menusuk punggung Gladys ditarik kembali oleh Jason tanpa belas kasihan terhadap erangannya.

Tubuh Gladys ambruk, berlutut, dan terjatuh ke depan dalam keputusasaan. Cairan merah segar memancar dari luka di punggungnya, membanjiri lantai dengan cepat.

"D-Dear, mengapa k-kamu melakukan ini?" bisik Gladys dengan suara yang terputus-putus, nafas tersengal-sengal. Jason berlutut di samping tubuh tak berdaya itu, meremas rambut panjangnya dengan kasar, membuat sepasang mata sayu tersebut terpaksa menatap ke arah Jason.

"Saya tahu apa yang sesungguhnya kamu rencanakan! Saya akan mempercepat perjalananmu ke hadapan Sang Pencipta, hahaha..." Jason tertawa dengan nada mengejek, suaranya bergema di ruangan itu, membuat suasana semakin mencekam bagi Cindy yang menyaksikan dari atas.

Dengan tanpa ragu, Jason menancapkan benda tajam itu berulang kali ke punggung Gladys, cairan merah pekat semakin membanjiri ruangan, mengotori kemeja, tangan, serta wajahnya.

Gladys menghembuskan nafas terakhirnya di tangan Jason. Pria itu kembali tertawa, seakan puas dengan apa yang telah dilakukannya. Ia meraih ponsel Gladys dan membaca beberapa pesan singkat dengan Akira.

Dengan ekspresi gemas, Jason meremas ponsel itu penuh kekuatan, merasakan kepuasan ketika benda itu hancur berkeping-keping di tangannya. Dengan gerakan tajam, ia membiarkan serpihan komponen yang hancur itu ke lantai.

"Kurang ajar kau, Nippon!" gumam Jason, rasanya ia ingin menghabisi nyawa pria itu detik ini juga. Wajahnya memancarkan amarah yang membara, siap untuk bertindak lebih jauh.

Di atas balkon, Cindy duduk dengan tubuh yang gemetar, memeluk lutut sambil terisak. Tatapannya kosong, terpancar rasa ngeri dan trauma yang mendalam. Dalam keheningan, ia membayangkan dirinya sendiri sebagai korban yang tak berdaya.

Jason, dengan wajah tanpa ekspresi, memangku tubuh Gladys yang tak bernyawa. Langkahnya mantap menuju ke ruang lain, yang pasti ruang laboratorium. Ia melintasi lorong-lorong yang sunyi, membawa beban berat di pelukannya.

Sesampainya di ruang laboratorium, Jason meletakkan tubuh Gladys di atas meja operasi. Ia memandang sekeliling ruangan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan medis. Matanya tertuju pada akuarium kaca-kaca yang masih kosong, seperti menunggu untuk diisi.

Jason mengenakan pakaian hazmat dengan hati-hati sebelum melanjutkan aksinya. Pakaian pelindung itu memberinya perlindungan dari bahaya radiasi cairan pengawet berwarna bening yang mungkin ada di laboratorium ini. Ia memulai persiapan untuk proses selanjutnya, tanpa menunjukkan sedikit pun keraguan yang ia rasakan.

Dengan penuh keyakinan, Jason menuangkan cairan tersebut ke dalam akuarium kaca menggunakan selang khusus. Saat akuarium penuh, tanpa banyak pertimbangan dan belas kasihan, ia melemparkan tubuh Gladys ke dalamnya.

Tubuh itu terombang-ambing di dalam sana bagaikan boneka yang dilemparkan begitu saja, warna cairan merah pekat yang masih mengalir di punggung jasad tersebut pun membumbung ke atas permukaan, sampai akhirnya terjernihkan dengan sendirinya.

"Hahaha...Lihatlah, Betapa cantiknya dirimu," kata Jason dengan suara yang penuh dengan tawa mengejek. Ekspresinya kejam, tanpa ada sedikit pun penyesalan atas perbuatannya.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!