Venus yang akan menikah dengan kekasihnya yang sudah berpacaran selama 2 tahun harus menerima kenyataan pahit di hari pernikahannya bahwa saudara tirinyalah yang menggantikannya menikah sementara dia dikurung di dalam kamar.
Selain itu, dia diusir dari rumah sebab sesuai dengan wasiat warisan ibunya bahwa jika dia tidak menikah di umur yang ke-23 tahun, maka dia tidak akan bisa menerima sepeserpun warisan.
Hal itu membuat Venus menjadi sangat hancur.
Bagaimana cara Venus akan menghadapi hidupnya yang telah hancur berantakan?
Baca novelnya dan temukan jawabannya serta bersenang-senanglah bersama Venus!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Pada sore hari ketika Venus sudah selesai merayakan ulang tahunnya bersama dengan orang-orang di agensi, dia merasa sangat senang meninggalkan agensi karena orang-orang di agensi masih memperlakukannya sama seperti dulu.
Menyayanginya dan masih mengenang banyak hal tentangnya.
Tetapi begitu tiba di depan agensi, Venus terkejut ketika seorang kurir menghampirinya lalu menyerahkan sebuah paket.
"Ini paket untuk Nona Venus," ucap pria itu langsung membuat Venus mengangkat sebelah alisnya karena tidak tahu kalau kurir itu bisa langsung mengenalinya.
Meski begitu, Venus tetap menandatangani surat tanda terima paket tersebut sebelum dia berjalan ke depan agensi lalu menyetop sebuah taksi.
Begitu duduk di dalam taksi, Venus pun membuka paket di tangannya, tetapi perempuan itu langsung mengerutkan keningnya ketika dia melihat isi paket tersebut.
Seekor tikus mati yang dibungkus menggunakan sebuah surat yang mana di surat tersebut tertulis wasiat dari ibunya.
Maka dengan cepat Venus menutup kembali kotak tersebut sebelum menatap sopir taksi, "aku turun di sini!!!" Tegas Venus langsung membuat sang supir taksi menepikan mobilnya.
"Ini Pak, ambil saja kembaliannya," kata venus menyerahkan uang tunai pada sopir taksi itu lalu dia pun segera turun dari taksi dan berlari ke arah tempat sampah membuang paket yang baru saja ia lihat isinya.
'Kenapa? Kenapa??? Hah,,,,,. Tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini selain kedua orang itu!' ucap Venus dalam hati sembari menggertakan giginya.
Dia benar-benar kesal terhadap kedua orang itu hingga membuatnya ingin mencabik-cabik sepasang suami istri yang sama-sama memiliki sikap penghianat.
"Apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba sebuah suara dari belakang Venus mengejutkan perempuan itu hingga dia pun berbalik dan terkejut mendapati seorang pria yang sedang menatapnya.
Venus terdiam di tempatnya menatap pria di depannya, pria yang telah menjadi suaminya.
"Aku tanya Kenapa kau di sini menatap tempat sampah?" Tanya Danang saat ia melihat perempuan di depannya tampak tertegun menatapnya.
"Aku,,," Venus merasakan matanya menjadi begitu panas mengingat dirinya yang sedang berulang tahun malah diberikan kado sebuah tikus mati oleh orang-orang yang membencinya.
Dia tidak bisa melanjutkan ucapannya, sebab dia berusaha memperbaiki suasana hatinya agar tidak menangis di depan pria itu.
Namun Danang yang melihat Venus, dia bisa mengetahui bahwa perempuan itu sedang berada dalam suasana hati yang buruk sehingga dia pun mendekati Venus dan membawa perempuan itu ke permukaannya.
Saat dipeluk, Venus tidak bisa lagi menahan dirinya, perempuan itu akhirnya terisak di pelukan Danang.
"Hiks,, hiks,, hiks,," Venus membalas pelukan Danang sembari terisak tersedu-sedu membiarkan air matanya membasahi pakaian pria itu.
"Menangislah, jangan tahan kesedihan mu," ucap Danang mengusap punggung Venus meski dia tidak tahu kenapa perempuan itu menangis di hari bahagianya.
Venus yang mendengarkan ucapan Danang pun akhirnya menangis sejadi-jadinya, ia menangis tanpa berkata apapun meski dalam hatinya Dia sedang mengumpati kedua orang yang telah memberinya tikus mati di hari ulang tahunnya.
Namun dia juga bersyukur bahwa dia tidak menangis sendirian tetapi ada pria yang memeluknya dalam tangisannya.
Rasa sedih dan Haru bercampur dalam tangisan Venus hingga perempuan itu kesulitan untuk menghentikan tangisannya sendiri.
Sementara di samping mobil yang tadi ditempati oleh Danang, seorang pria berdiri sambil menghela nafas lalu dia berbalik memunggungi kedua orang yang sedang berpelukan.
Pria itu memeriksa jam tangannya, sebab beberapa menit lagi mereka ada pertemuan di sebuah restoran di dekat tempat itu, tapi sekarang sepertinya mereka akan terlambat ke sana.
Meski begitu, pria itu tidak berani menghentikan momen keharuan yang sedang ada di antara tuan dan nyonya nya. .