NovelToon NovelToon
My BOSS Is My WOUND

My BOSS Is My WOUND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"

Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.

"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.

"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.

---------

Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.

Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.

Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.

Inilah kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada yang berbeda

Matahari masih enggak untuk menampakankan diri diperaduannya, sisa sisa tampias air hujan masih menetes berembun dikaca jendela kamar. Daun daun nampak bergoyang perlahan mengikuti alur terpaan angin.

Mendung putih nampak masih menebal menutupi indahnya warna biru langit dikala cerah. Seolah alam memberi restu dan turut merasakan kesedihan dua anak manusia berbeda jenis, yang tengah berdiri didepan jendela berkaca kamar mereka, menatap sendu keudara.

"Selamat pagi sayang, semoga kamu baik baik saja disana...!"

Ucapan Altair dan Yara didalam hati mereka yang masih teramat nyeri. Benar benar ada yang berbeda pagi ini kedua insan itu rasakan. Tiada pesan ucapan menyapa serta ungkapan cinta ditelefon genggam keduanya. Tidak ada suara lembut menyapa kala mereka baru membuka mata.

Ditempat yang berbeda, Altair dan Yara sama sama menghela nafas berat sejuta makna. Entah bagaimana mereka akan menjalani hari hari tanpa bisa lagi saling bertemu, bertukar pesan dan suara, saling memeluk lalu bertukar tawa.

"Aku merindukanmu..!" suara hati Altair dan Yara lagi lagi terukir bersama, sebelum keduanya memilih beranjak guna membersihkan diri dan bersiap untuk bekerja.

Lagi, Yara dipaksa menghela nafas berat saat berada diambang pintu rumah. Tidak ada Altair disana, halaman itu kosong. Cuma ada beberapa tanaman serta rumput hijau berpaping saja.

Bukan hanya Yara yang merasa berbeda, ayah dan ibu serta sang adik juga merasakan hal yang sama. Dimana tidak mendapati sapaan dari Altair. Berondongan pertanyan melesat kepada Yara.

"Altair ada rapat pagi, jadi tidak bisa mengantar."

Bualan Yara kala menjawab semua pertanyaan. Wanita itu belum lah sanggup untuk berkata jujur. Ia dan Altair sepakat, nanti akan berbicara bersama perihal hubungan mereka kepada orang tua dan adik Yara.

Sedangkan orang tua Altair, mereka yang belum diberi tahu soal acara lamaran, bersikap biasa saja. Awalnya Altair berencana akan memberi tahu orang tuanya, dua hari sebelum acara lamaran. Karena Altair tahu pasti akan direstu, maka dari itu ia ingin memberi kejutan kepada orang yang sangat berarti bagi hidupnya selain Yara.

Yara akhirnya naik angkutan umum untuk menuju ketempat kerjanya. Tapi tidak wanita itu ketahui, Altair kini tengah membuntuti. Pria itu bertukar motor dengan adik sepupunya, oleh sebab itu Yara tidak mengenali.

Raut wajah sendu, dengan netra membengkak, tatapan penuh siratan kesedihan, tertangkap jelas oleh mata Altair. Hati pria itu semakin sakit saja, dan bertambah sakit kala melihat langkah gontai tiada gairah dari cintanya.

"Jangan bersedih sayang, tetaplah selalu bersemangat dan ceria. Aku masih disini untukmu." lirih Altair melepas kepergian Yara yang sudah tertelan tembok kokoh Maltin Grub.

Sesampainya dimeja kerja, Yara langsung memeriksa dan menyiapkan semua pekerjaan yang diperlukan hari ini. Dengan Fikiran serta hati yang kalut, ia mencoba untuk tetap berkonsentrasi memeriksa lembar demi lembar kertas kerjanya.

"Selamat pagi Yara..!" sapa riang Sherin.

"Selamat pagi Sherin..!" balas Yara sembari memberi kecupan jauh untuk sahabatnya itu.

Mereka lalu terkekeh bersama, sebelum keduanya mengatupkan bibir masing masing karena sang atasan telah tiba.

"Selamat pagi pak, selamat pagi asisten Liam..!" sapa Yara dan Sherin bersamaan.

"Selamat pagi..!" jawab Asker sembari menatap wajah Yara yang menunduk tanpa mau melihatnya.

Selamat pagi..!" balas Liam yang melihat Sherin barang sebentar lalu beralih kepada Yara.

Sherin langsung menuju kemejanya, setelah Asker dan Liam memasuki ruangan mereka. Meja kerja Sherin berjarak sekitar lima meter dari Yara dan tersekat dengan dinding kaca bening.

Sepuluh menit kemudian, Yara menghadap sang CEO. Membacakan jadwal kegiatan hari ini, dan meminta beberapa tanda tangan diatas berkas berkas yang ia bawa.

"Nanti siang kita makan bersama, dan sorenya aku akan mengantarmu pulang. Sekaligus aku mau bertemu keluargamu untuk membicarakan hubungan kita." ucap Asker dengan menatap penuh damba kepada wanitanya.

"Iya pak..!" jawab Yara pasrah nan lemah, dan tetap tanpa mau melihat Asker.

Liam mengepalkan tangannya erat, suara gemeletuk nampak terdengar dari rongga mulutnya. Pria itu merasa sakit berkali kali lipat, melihat akan sikap pasrah Yara.

"Saya permisi pak, asisten Liam..!"

Yara kembali bersibuk setelah keluar dari ruang kerja sang pimpinan. Sementara Liam juga ikut meninggalkan ruangan guna menuju keruangannya sendiri yang bersebelahan dengan Sherin.

Yara mengabaikan tatapan Asker kepada dirinya sejak tadi, pasalnya tirai penghalang tidak pria itu turunkan. Yara menganggap jika pimpinannya itu tidak ada ditempat duduknya.

Sampai dimana Yara harus kembali menghela nafas berat, ketika Asker memintanya untuk datang setelah sebelumnya menurunkan tirai ruangan.

"Iya pak..!" ucap Yara setelah ia mengetuk pintu dan mendapat izin masuk dari pimpinannya.

Asker berdiri, lalu melangkah mendekat kepada Yara. Dengan lancangnya pria itu menarik pinggang Yara guna mendekat dan kini raga keduanya saling menempel.

"Pak..!" seru tak nyaman Yara.

"Lihat aku..!" titah Asker karena sejak tadi cintanya itu tidak juga mau menatapnya.

Yara pun mau tidak mau, suka tidak suka, menuruti perintah Asker guna menatap wajah pria itu.

"Masih marah kepadaku..?"

Yara tidak menjawab.

Asker membawa kepala Yara bersandar didadanya, lalu kemudian ia memeluk raga ramping wanita itu.

"Aku minta maaf karena sudah menyakitimu, aku terpaksa melakukan itu semua. Aku mohon sayang, terima aku dihidupmu. Mari jalani sisa usia kita bersama dengan penuh kebahagiaan, jadilah selalu penyemangatku, cintaku, gadisku, bidadari bersayapku." oceh lemah Asker dengan penuh pengharapan.

Sementara Yara nampak terkejut kala mendengar kata bidadari bersayapku. Sosok mahluk yang sangat mengispirasi bagi dirinya.

"Aku berjanji, akan menebus semua kesalahanku dan akan mengobati semua luka kesakitan yang sudah aku torehkan kepadamu. Aku sangat mencintaimu sayang, sangat teramat sangat mencintaimu."

Yara menegang didalam pelukan Asker, untaian memori peristiwa kemarin lalu, kini mulai merangkai saling terhubung, menguak tabir kebenaran yang terselubung.

Yara melepaskan diri dari pelukan Asker, lalu menatap marah bercampur nanar kewajah tampan yang kini nampak sendu.

"Jadi benar bapak menjebakku..?"

 

"Yuk beri penilaian bintang lima, juga Like, Vote dan koment penyemangat untukku. Dan mohon bantuannya untuk menaikan novel ini agar semakin banyak yang membaca."

"Walau hanya dengan doa aku bisa membalas semua kebaikan kalian, tapi percaya selalu jika menebar kebaikan itu tidak pernah akan merugikan dan justru akan mendatangkan berlipat ganda keberkahan."

1
Delia ATA
ah, akhirnya. Tuh Asker apa apa itu tanya dulu, egois sih
Delia ATA
Asker nih batu banget dah, cintanya keYara bener bener bikin dia jadi buta
Delia ATA
Asker jitak nih 😡😡😡😡
Delia ATA
mantap Erdana, lelaki idaman ey
Anis Rohayati
yara menye2 ngemis2 sgala bodoh apa2 nangis harus nya tinggalin si smpah asker
Anis Rohayati
jiji sma si jalang gracia bnr2 wanita jalang
Anis Rohayati
yara menye2 harus nya kasih pelajaran asker kabur aja buat asker kapok jangan menye2 jadi istri apa2 nangis bikin muak aja
Anonymous
Masalah pil KB kok ga selesai2…
Anis Rohayati
asker kebanyakan salah paham lebih baik yara cerai kan si asker lama2 muak liat kelakuan nya
Delia ATA
ah, senangnya. Hayuk Yara tinggal kamu mau hamil, jangan minum pil kontrasepsi lagi
Delia ATA
uh gini dong Asker. Awas kalo loe tantrum lagi nanti.
Evy Natonis
So Sweet,,,Dari Dulu ke Asker hhh
Anis Rohayati
tuh dengerin toriq asker jangan smpe nnti yura berubah
Evy Natonis
pendek amat thor up nya....
Datu Zahra: sabar ya kak, masih ada satu bab lagi.
total 1 replies
Anis Rohayati
pokus cerita yara dan asker aja ka
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍😍
dwi ka
Bagus critanya..
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..

Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣
Anis Rohayati
jiji sma si altair dan reha kaga cocok
muna aprilia
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!