"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
"Pernikahan ini saya batalkan" ucap Dirga Grahana dengan suara tergetar,wajah memerah dan mata yang berkaca-kaca.
Darah segar terus mengalir dari tangannya yang terbungkus handuk itu.
Mendengar perkataan Dirga itu,seluruh tamu undangan yang tadinya ribut berbisik-bisik,refleks terdiam.
Suasana yang tadinya meriah berubah menjadi suasana yang mencekam.
"Saya Dirga Grahana menegaskan,tidak akan menikahi Akselia Hanum" ucap Dirga lagi
"Allahuakbar... Astaghfirullah... Dirga,ada apa ini Nak,ada apa denganmu?" gumam ibu Masyitah dengan mata berkaca-kaca
Pak Arman berusaha menguasai emosinya,setelah menarik nafas panjang berkali-kali,dia pun bangkit dan mendekati Dirga, diikuti oleh Aksara
"Dirga... istighfar dulu Nak,coba tenangkan dulu dirimu" ucap Pak Arman seraya memegang bahu Dirga
Namun Dirga bergeming,menepis tangan Pak Arman dan mundur ke belakang. Aksara pun berusaha menahan tubuh Pak Arman yang nyaris jatuh.
"Akselia... dia bukan putri kandungmu" ucap Dirga tegas
Mendengar itu Pak Arman nampak syok,begitu pun ibu Masyitah.
"Mas Dirga" seru Akselia yang ternyata sudah berada didepan pintu masuk Ballroom dan melihat seluruh kejadian tadi
Akselia pun melangkah perlahan mendekati Dirga air matanya tak mampu terbendung lagi.
"Mas Dirga,ini saya Akselia Mas,ada apa denganmu Mas?" tanya Akselia dengan suara tergetar
Dirga hanya terdiam membisu,tubuhnya kaku seraya menatap tajam Akselia.
"Mas Dirga" seru Akselia lagi dengan suara tinggi
Dirga pun melangkah gontai namun tetap tidak menghiraukan Akselia,Dirga terus melangkah melewati Akselia begitu saja.
Akselia tertegun. kakinya terasa berat seolah tak mampu tergerak walau sekedar berbalik. Dirga pun terus berlalu. tak perduli dengan Pak Arman dan suara ibu Masyitah yang memanggilnya.
Aksara menatap tajam Akselia dari kejauhan. ingin rasanya mendekati gadis itu dan memeluknya erat.
"Aku mencintai Akselia Hanum,tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa,aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya aku akan menjaga dan melindunginya,aku akan berada disisinya walau apapun yang akan terjadi" gumam Aksara seraya menatap lirih wanita yang berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya itu.
Aksara pun segera melepas jas nya dan berlari mendekati Akselia,menutup tubuh wanita itu dengan jas nya dan menuntun Akselia keluar dari Ballroom itu.
"Arazka,bereskan yang ada disini,bawa seluruh keluarga kembali ke kamar" ucap Aksara seraya terus menuntun Akselia yang hanya tertunduk menangis.
"Ya ampun Sel" ucap Alanna sahabat Akselia
"Tolong,bawa Akselia ke kamarnya,saya akan segera menyusul" ucap Aksara kepada Alanna
"Oke" ucap Alanna dan bergantian dengan Aksara menuntun Akselia ke kamar
Aksara kembali masuk ke dalam Ballroom. lalu mengarahkan seluruh tamu untuk pulang dulu, seraya meminta maaf atas kejadian yang tak terduga tadi. para tamu pun beranjak keluar.
Arazka pun mengarahkan Pak Arman,ibu Masyitah dan keluarga yang lain untuk kembali ke kamar.
Aksara meminta manager penanggungjawab Ballroom untuk menyelesaikan segala sesuatu yang ada di Ballroom ini.
Keluarga Pak Ibrahim Wijaya dan Nyonya Rugayyah sudah tak kelihatan. mereka sepertinya langsung pergi setelah Dirga membatalkan pernikahan itu.
Setibanya di kamar,ibu Masyitah tak berhenti menangis,begitu pun Pak Arman nampak sangat gusar,matanya berkaca-kaca, tak hentinya berucap istighfar
"Astaghfirullah... Allahuakbar" gumam Pak Arman
"Abang... minum dulu" ucap ibu Masyitah dengan air mata yang masih mengalir
"Sayang... duduklah,saya baik-baik saja" ucap Pak Arman seraya berkali-kali menarik nafas berat.
Di kamar calon pengantin.
Akselia nampak duduk didepan cermin,tidak ada kata terucap,air matanya terus tumpah. Alanna hanya terdiam menyaksikan sang sahabat dengan iba.
Setelah urusan di Ballroom selesai. Aksara pun menghubungi pihak Humas dan Protokol perusahaan untuk menghubungi para pewarta yang meliput acara tadi untuk tidak menampilkan berita apa pun sampai ada klarifikasi langsung dari pihak keluarga Pak Arman Hamdi dan jika ada video yang tersebar maka pihak perusahaan akan mengambil langkah hukum.
Aksara pun mendatangi kamar Akselia. Aksara memencet bel,nampak Alanna membuka pintu.
"Bagaimana?" tanya Aksara dengan suara pelan
"Terdiam hanya menangis,saya bingung harus berbuat apa" ucap Alanna
"Biarkan saja dulu,tolong temani Akselia dulu ya" ucap Aksara lagi
"Oke" jawab Alanna
Setelah itu Aksara menuju kamar Pak Arman.
"Assalamualaikum Pak,boleh saya masuk" ucap Aksara
"Wa'alaikumussalam,masuklah Aksara" ucap ibu Masyitah yang menjawab
"Bapak baik-baik saja?" ucap Aksara seraya duduk didepan Pak Arman
"Hhhmmm... saya baik-baik saja Aksara,saya hanya memikirkan Akselia putri saya" ucap Pak Arman dengan suara tergetar
"Akselia ada di kamar sekarang,ada Alanna yang menemaninya di sana" ucap Aksara
" Akselia sayang... ya Allah Akselia..." lirih ibu Masyitah
"Allahuakbar" ucap Pak Arman seraya mengusap wajahnya kasar
"Bapak tenang ya,saya sudah menghubungi pihak Humas dan Protokol perusahaan,tidak akan ada pemberitaan mengenai hal ini sampai perusahaan memberi klarifikasi" ucap Aksara
Mendengar itu,Pak Arman hanya mengaguk pelan.
"Sebaiknya bapak dan ibu istirahat saja dulu,biar saya yang menyelesaikan semuanya" ucap Aksara seraya bangkit dan melangkah keluar kamar
"Aksara,terimakasih,mulai sekarang tolong jaga Akselia" ucap Pak Arman pelan
Mendengar itu Aksara hanya mengaguk pelan lalu keluar. dia terus melangkah menuju kamar Dirga.
diketuknya pintu itu,nampak tidak terkunci, Aksara pun masuk, didalam nampak Dirga terduduk seraya meminum alkohol. melihat Aksara datang, Dirga pun berusaha berdiri dan mendekati Aksara berniat melayangkan pukulan,namun segera ditepis Aksara dan mendorong tubuh Dirga ke sofa. Aksara meraih kerah leher Dirga.
"Apa yang ada dipikiranmu b*j*ng*n,kau pikir Akselia siapa,sampai kau berani menyakitinya seperti ini? kau menyakiti hati Pak Arman dan keluarga nya" suara Aksara lantang memenuhi kamar itu
Dirga hanya tertawa keras.
"Kau mencintai Akselia bukan... hahaha... segera lah kau nikahi dia ber*ngs*k" pekik Dirga pula dengan sengit
Aksara hanya mendorong Dirga dan segera meninggalkannya. Aksara keluar kamar dan berlalu. sesaat kemudian,seseorang kembali membuka pintu kamar Dirga.
"Mas Dirga" ucap Annira
Melihat Annira datang,Dirga kembali tertawa keras.
"Kenapa? kau mau menyalahkan ku juga ha...?" sarkas nya
"Mas Dirga,ini saya Annira Mas,lihat saya Mas" ucap Annira seraya memegang pundak Dirga
"Annira? kau Akselia kan... hahaha... mengapa kau menipuku Akselia,aku mencintaimu Akselia..." ucap Dirga lagi,pikirannya sudah terlampau kacau
Melihat itu,Annira nekat memeluk Dirga bahkan mencium bibir Dirga dalam. Dirga berusaha melepasnya,namun Annira memeluknya erat.
"Mas Dirga,saya mencintaimu Mas Dirga,hiduplah denganku saja Mas Dirga" ucap Annira lagi kembali mencium bibir Dirga dalam
Kali ini,Dirga pun merespon,mereka pun saling memagut,Dirga yang didalam pengaruh alkohol tidak mampu lagi berpikir rasional. diangkatnya tubuh Annira ke sofa dan mulai membuka pakaiannya satu persatu,dan lanjut mencium Annira, Annira pun merespon dengan melepas pakaian kebaya yang membalut tubuhnya,hanya menyisakan kemben.
Mereka terus bergulat dengan panas,sampai tak menyadari kehadiran Akselia yang berdiri mematung didepan pintu yang terbuka itu, menyaksikan mantan calon suaminya itu dan adiknya sendiri bercinta,mereka menambahkan luka yang lebih dalam lagi direlung hati Akselia.
Dengan masih berbalut kebaya pengantinnya Akselia pun berlari meninggalkan kamar Dirga, dia tak sanggup jika harus melihat adegan yang lebih dari itu.
Melihat Akselia berlari,Aksara segera menyusulnya. mereka masuk ke lift menuju roof top hotel. Akselia menangis sejadi-jadinya. Aksara hanya diam mengawasi. hingga tiga puluh menit berlalu,Akselia pun berhenti menangis. Aksara mulai mendekatinya perlahan-lahan.
"Akselia" ucap Aksara pelan
Akselia hanya terdiam seraya menatap langit yang nampak cerah.
"Akselia,kita turun dulu ya,kamu harus ganti baju kamu dulu dan istirahat sebentar ya" ucap Aksara pelan
"Hhhmmm... langitnya cerah ya Mas" ucap Akselia dengan suara parau
Aksara menatap wajah gadis itu,walau dari arah samping,tetap jelas terlihat mata yang bengkak dengan tatapan sedih itu. ada rasa bergejolak dalam hati Aksara,sangat iba melihat Akselia harus tersakiti seperti ini. tangan Aksara nampak ragu-ragu ingin menyentuh pundak Akselia.
Akselia tiba-tiba berdiri,Aksara pun terkejut dan bergegas ikut berdiri.
"Kita turun ya Mas,saya capek" ucap Akselia pelan
"Ohh... iya,ayo kita turun" ucap Aksara seraya mengikuti langkah Akselia
Mereka berjalan gontai kearah kamar calon pengantin. saat didepan pintu,Akselia berhenti, tertunduk sejenak,lalu berbalik kearah Aksara.
"Bersiap lah Mas,kita pergi dari sini ya" ucap Akselia seraya menatap manik mata Aksara dengan tatapan memohon.
Mendengar itu Aksara terkesiap,diam membisu, berusaha mencerna maksud perkataan Akselia itu. Aksara hanya menatap balik wajah Akselia.