NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: RahmaYesi.614

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Amarah

Caca dan Robi makan di restoran yang ada di seberang jalan gedung kantor. Sengaja Robi mengajak Caca makan dulu, barulah kemudian dia mengajak Caca bicara.

"Aku pikir kamu wanita sholehah. Ternyata kamu mata duitan juga." Ujar Robi mulai bicara.

"Apa maksud pak Robi bicara seperti itu?" Tanya Caca tidak mengerti.

"Berapa sih harga yang harus aku bayar untuk meniduri kamu."

Kalimat itu membuat mata Caca melotot dan rasanya dia ingin memukul mulut itu.

"Pak Robi bicara apa, saya tidak mengerti."

"Halah, sok sok polos pulak dia."

"Kamu merebut suami almarhum adikmu, lalu kamu bawa ke apartemenmu. Apakah itu bukan perbuatan yang murah, nona Caca." lanjutnya.

"Astaghfirullah, pak Robi ngomong apa? Saya tidak paham. Dan maaf pak, ini sungguh bukan pembicaraan yang penting."

Caca berdiri dan hendak segera meninggalkan Robi. Tapi dengan cepat Robi menarik tangannya hingga Caca kembali terduduk di kursi restoran.

Sementara itu, di tempat lain. Alden dan Haris sudah selesai adu jotos. Wajah mereka lebam dengan bibir dan hidung mengeluarkan darah segar. Kini keduanya masih terbaring di tanah dengan menatap langit.

"Katakan, Ris. Apa yang terjadi, kenapa loe tiba tiba mukul gue?" Tanya Alden.

"Loe pengkhianat." Jawab Haris tanpa mau menoleh pada Aden.

"Pengkhianatan apa yang gue lakukan sama loe?"

Hahahaaa

Haris tertawa mengejek, lalu dia pun membawa tubuhnya untuk duduk.

"Loe mau tau apa pengkhianatan yang loe lakukan sama gue?"

Haris kembali meraih kerah kemeja Alden, bahkan dasi Alden sampai terlepas dari ikatannya.

"Caca." ucapnya dengan napas naik turun dan tinju yang mengepal erat tepat didepan wajah Alden.

Alden yang mulai paham penyebab Haris marah padanya pun hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya menunggu pukulan lainnya datang ke wajahnya yang sudah babak belur itu.

"Jadi benar loe sama Caca main gila di belakang Lisa, hah?!"

"Loe salah paham, Ris. Gue sudah menikahi Caca atas izin Lisa tepat sebelum dia meninggalkan dunia ini." Jawab Alden menjelaskan dengan tenang.

Mendengar jawaban itu, membuat Haris perlahan melepaskan cengkeraman tangannya dikerah kemeja Alden. Dia terdiam sesaat sambil terduduk memejamkan matanya, mencoba menetralkan kembali emosi yang meluap beberapa saat yang lalu.

Alden pun ikut duduk di samping Haris. Sebentar dia menyapu sisa darah di hidungnya.

"Sorry, bro. Gue nggak punya pilihan lain selain mengabulkan permohonan terakhir Lisa." Alden mulai mencoba menjelaskan alasannya.

"Anggap saja itu benar permohonan terakhir Lisa. Dia sudah pergi, dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Harusnya loe ceraikan saja Caca." Ucap Haris.

"Gue nggak segila itu, Ris. Tidak pernah dalam benak gue terlintas untuk menceraikan wanita yang gue nikahi meski gue nggak cinta sekalipun sama wanita itu." Ucap Alden menegaskan.

Apa yang dikatakannya benar, bahkan saat menikah Lisa yang jelas tidak dicintainya saja, dia tidak terpikir untuk menceraikan Lisa. Terlebih saat ini yang dia nikahi adalah wanita yang sejak lama dia cintai, sudah tentu tidak akan semudah itu dia menjatuhkan kata talak.

"Tapi loe tahu gue sangat mencintai Caca. Gue bentar lagi akan melamarnya. Gue sudah selesai semua urusan kuliah dan wisuda.." Haris menangis, dia tidak mampu melanjutkan lagi ucapannya.

"Maafkan gue, Ris."

Hanya itu yang bisa diucapkan Alden pada sepupunya itu.

"Kenapa? Kenapa takdir begitu kejam sama gue." Rutuk Haris menyalahkan takdir yang tidak berpihak padanya.

Sejenak tidak ada yang dapat mereka katakan lagi, suasana menjadi hening kembali.

"Gue harus bicara sama Caca. Setidaknya izinkan gue menyelesaikan masalah ini sama Caca." Ujar Haris kemudian.

Alden menyentuh pundak Haris. "Silahkan Ris. Gue yakin Caca juga mau bicara sama loe."

Haris mengusak wajahnya dengan penuh perasaan kesal. Hatinya sakit, dia masih ingin marah. Namun, marah tidak akan menyelesaikan masalah.

"Caca sekarang di restoran depan kantornya. Temui dia. Jangan marah padanya, Ris. Mentalnya juga sedang terluka saat ini." Ucap Alden.

Belum sempat Haris menjawab, dia sudah berdiri dan langsung pergi meninggalkan Haris yang menatap punggungnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Tatapan kebencian, tapi tidak bisa membenci karena semua yang terjadi bukan seutuhnya kemauannya.

Sedangkan Caca saat ini masih di restoran bersama Robi. Dia baru saja menjelaskan semuanya pada Robi yang mulai menuduhnya tidak jelas. Mendengar penjelasan Caca justru membuat Robi sangat terpukul. Ya, dia sadar kalau dirinya tidak akan pernah bisa memiliki Caca.

Tidak berselang lama, Haris tiba di restoran itu. Dia melihat Caca duduk dengan wajah sedih dihadapan Robi.

"Ca!" Serunya sambil perlahan melangkah menghampiri Caca yang langsung menoleh saat namanya dipanggil.

"Abang Haris.." Caca langsung berdiri.

"Bisa kita bicara berdua?" Tanya Haris.

"Abang Haris kenapa? Abang bertengkar dengan siapa?" Tanya Caca khawatir melihat wajah babak belur Haris.

"Kamu akan tahu sendiri jawabannya nanti. Sekarang ikut aku." Ajak Haris.

"Maaf pak Robi, saya permisi."

Caca bergegas mengikuti Haris yang sudah lebih dulu tiba dimobilnya.

"Masuk, Ca."

Tanpa menunggu lama Caca segera masuk ke mobil Haris. Lalu, setelah mereka berada dalam mobil, Haris melajukan mobilnya tanpa arah tujuan. Dia hanya ingin mengobrol berdua dengan Caca.

"Ada yang ingin kamu katakan padaku, Ca?" Tanya Haris memulai perbincangan.

"Iya. Aku mau bicara sesuatu yang penting." Sahut Caca cepat.

"Bicaralah, aku akan mendengarkan."

Sebentar Caca mengatur napasnya. "Abang mungkin sudah tahu tentang ini lebih dulu. Aku minta maaf, bang. Aku tahu maaf dariku mungkin terdengar menggelikan ditelinga abang. Tapi, hanya maaf yang bisa aku ucapkan sama abang."

"Abang, sebenarnya aku sudah menikah dengan Alden."

Caca menoleh pada Haris yang tampak biasa saja, itu berarti Haris sudah tahu hal itu. Dan Caca juga dapat menebak, wajah Haris babak belur karena bertengkar dengan Alden.

Robi juga sudah mengatakan pada Caca bahwa Haris sudah mengetahui hubungannya dengan Alden.

"Lisa tiba tiba memaksa kami untuk menikah. Aku tidak punya alasan untuk menolak, bang. Lisa sekarat malam itu dan dokter mengatakan hidupnya tidak akan lama lagi. Satu satunya permohonannya ingin melihat Alden menikahi aku tepat dihadapannya." Tutur Caca menjelaskan.

"Kenapa kamu tidak mengatakan itu sejak awal, Ca?" Tanya Haris dingin.

"Maafkan aku, bang." Hanya itu yang bisa Caca ucapkan.

"Lalu, bagaimana dengan kita, Ca. Bukankah kita baru memulai ta'aruf?"

"Maafkan aku, bang Haris."

"Berhenti minta maaf, Ca. Aku butuh jawabanmu. Bagaimana kelanjutan hubungan kita?"

Caca terdiam. Dia tidak tahu harus bagaimana saat ini. Ternyata bukan hanya Lisa yang tersakiti, tapi Haris lah yang jauh lebih sakit karena situasi ini.

"Sekarang aku istri orang, bang. Pernikahan itu sah secara agama. Aku tidak punya kuasa untuk mengakhiri pernikahan itu dan aku juga tidak pernah sedikitpun berniat menyakiti bang Haris. Sungguh maafkan aku."

Haris menangis. Dia tahu apa arti dari jawaban Caca. Dia tahu, hubungannya dengan Caca sudah berakhir sejak malam itu, malam dimana Alden mengucapkan ikrar suci pernikahan mereka.

1
A Yes
cuekin ajah Ca ,,, Duda Labiillll bin nyebelin
A Yes
emang kamu yang labil dan suka memaksakannkehendak ,,, gak jelas ,,, sebentar lembit, sebentar arogant hiufft
A Yes
sakit jiwa ,,, aneh iihh ,,, jd serem, apa dia punya 2 kepribadian ,,, keluarga toxic
A Yes
yeeyyy gimana toh pak, yabtinggal kelasin dan bela anak mantumu toh ,,, aneh senangnya oada main batin, jd dukun semua apa yak🤣🤣🤣
A Yes
sokoriiin ,,, anak loe yg kedua kagak panjang umur dan hanya bisa sah secara raga dg Al tapi bukan hati Al🤪🤪🤪🤪🤪🤪
A Yes
yakin Al ,,,, sementara keluargamu ajah benci Caca
A Yes
kedua kalinkan, yg pertama waktu awal2 si jambak ama mak tiri and than jatuh dari tangga🤭✌️ trus Alden bantuin mau bawa ke RS tp hak jd
A Yes
jd bapak koq pilih kasih, dah mana dulu Istri pertamanya dimadu, bukannya menebus dg lebih mebyayangi Caca yg piatu, malah condong ke Lisa yg jelas2 masih lrngkap ortu nya ada kamu samanibunya
A Yes
jangan kan waktu makan sate kak @Qaisaa ,,, di Bab Awal waktu Lisa diujung usia mau sakaratul maut ajah Alden ngomong klo Lisa satu2nya iatri yg bakalan jd Khatidjah nya ,,, preeet laki2 yak🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣
A Yes
lah kocak ,,, padahal dia ada disaat anaknya memohon suami anaknya buat nikahin kakak nya
A Yes
laki laki klo dah dapet perhatian dan pelayanan dr wanita lain, juga bakalan lupita ama yang lama🤭✌️🤪🤪🤪
A Yes
yakin bet ke Surga🤭✌️🙏
Dulkarim Muda
2 orang perempuan bersaudara dinikahi
Odhe Canang
Biasa
Odhe Canang
Kecewa
Reni Fitria Mai
betul mbak rumah aja harganya 16m masa nyuci sendiri masak sendiri CEO ter besar pula😄
Qilla
permintaan yg mncekik ,dikahih hati malah minta jantung sama usus ususnya ini mah
jeje
Luar biasa
Ristieriswanharti
panjang banget bab nya
Rasni Saldi
is is is modus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!