Aruna Azkiana Amabell perempuan berusia dua puluh lima tahun mengungkapkan perasaannya pada rekan kerjanya dan berakhir penolakan.
Arshaka Zaidan Pradipta berusian dua puluh enam tahun adalah rekan kerja yang menolak pernyataan cinta Aruna, tanpa di sangka Arshaka adalah calon penerus perusahaan yang menyamar menjadi karyawan divisi keuangan.
Naura Hanafi yang tak lain mama Arshaka jengah dengan putranya yang selalu membatalkan pertunangan. Naura melancarkan aksinya begitu tahu ada seorang perempuan bernama Aruna menyatakan cinta pada putra sulungnya. Tanpa Naura sangka Aruna adalah putri dari sahabat dekatnya yang sudah meninggal.
Bagaimana cara Naura membuat Arshaka bersedia menikah dengan Aruna?
Bagaimana pula Arshaka akan meredam amarah mamanya, saat tahu dia menurunkan menantu kesayangannya di jalan beberapa jam setelah akad & berakhir menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen Aruna
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di sebuah apartemen yang bisa di bilang cukup elite, Arshaka tidak heran jika Aruna tinggal di apartemen yang lumayan mewah.
Jika di telisik kebelakang, sebelum kedua orang tua Aruna meninggal bahkan mereka lebih kaya dari pada keluarga Pradipta.
Papinya bercerita sampai sekarang aset keluarga Aruna memang masih berjalan, hanya saja dia tidak tahu siapa yang menjalankan perusahaannya.
Karena semua aset dipindahkan keluar negeri, dan Arshaka ingat Aruna pernah bilang akan pindah ke Austria. Bisa jadi di sanalah perusahaan orang tuanya berkembang untuk saat ini, hanya yang Arshaka heran kenapa Aruna memilih hidup biasa di Indonesia.
“Kamu tinggal disini, Kia?” tanya Arshaka saat mereka sudah berada di dalam lift.
“Iya,” Aruna menekan angka 5, Ael memang sengaja mencarikan unit apartemen yang tidak terlalu jauh dari tempat Aruna bekerja.
Ael tahu benar sifat adiknya, jadi dia tidak mau Aruna yang mencari apartemen. Aruna boleh tinggal di Bandung dan tidak harus ke Austria, dengan syarat Ael yang harus mencarikan tempat tinggal.
“Pak Shaka mau minum apa?” tanya Aruna saat mereka sudah di dalam apartemen Aruna.
Kali ini Arshaka sedikit kesal di buatnya, dia tidak terima Aruna bicara begitu formal dengannya. Arshaka langsung menarik tangan Aruna dan menjatuhkannya pada sofa. “Pak Shaka ma-mau apa?”
“Aku tidak suka kamu bicara formal padaku, Kia. Ini bukan di kantor, bagaimanapun aku suamimu. Meskipun aku tahu banyak kesalahanku padamu, tapi aku tidak terima kamu bicara formal padaku. Sementara pada Anres kamu bicara santai,” ucap Arshaka panjang lebar.
Aruna hanya diam, lagi-lagi Arshaka yang dingin bisa bicara panjang lebar padanya. “Hak saya mau bicara seperti apa pada orang lain. Kalau saya tidak mau memang kenapa?”
Arshaka tersenyum smirk, dia makin mendekat pada Aruna. “Aku bisa menghukummu seperti kemarin,”
Aruna membelalak, dia tahu apa yang di maksud dengan kata kemarin yang tidak lain adalah tindakan Arshaka yang menciumnya.
“A-apa? Pak Sha-,”
Arshaka tidak main-main dengan ucapannya, dia memberikan hukuman pada Aruna. Arshaka langsung membekap mulut Aruna dengan mendaratkan bibirnya pada bibir kenyal milik Aruna.
“Arrgh.. sakit Kia,” Aruna langsung menarik rambut Arshaka hingga pria tersebut melepaskan ciumannya dari bibir Aruna.
“Dasar suami mesu*m,”
Ting tong
Aruna bersyukur karena ada yang menekan bel pintu apartemennya, sehingga dia bisa terlepas dari Arshaka. “Bahaya sekali untuk hati dan jantungku kalau dekat kak Shaka,” gumamnya pada diri sendiri.
Diam-diam Arshaka tersenyum, kalaupun harus mengahadapi Ael nantinya Arshaka siap. Arshaka sadar, meskipun kesalahannya berat tapi dia tidak mau mempermainkan pernikahannya.
“Dokter Rio,” Aruna tersenyum saat yang datang adalah Rio yang tidak lain adalah salah satu dokter keluarga Ael.
“Kamu sakit, Kia? Ael bisa merutukiku kalau tahu kamu sakit,” ucapnya yang usianya lima tahun lebih tua dari Ael kakaknya.
“Bukan aku dok. Masuk dulu nanti aku cerita,”
Rio masuk mengekori Aruna dari belakang, dia menautkan kedua alisnya saat mendapati seorag pria yang duduk di sofa. Dengan luka lebam di sudut bibir dan pelipisnya yang memar.
"Kamu K DRT dia, Kia? Sampai babak be lur begitu?”
“Ish bang Rio kira aku ini apa,” protesnya yang membuat Rio terkekeh.
Hingga Rio menyadari sedang mendapat tatapan tajam dari pria yang duduk di sofa, dia kemudian duduk di samping Arshaka untuk melihat lukanya.
“Perkenalkan saya Rio, yang di percaya untuk menjadi salah satu dokter keluarga Kia.”
“Saya Arshaka, suami Kia.”
Rio hanya mengangguk, dia tidak menanggapi ucapan Arshaka dan itu membuat Arshaka heran. Seharusnya dokter tersebut terkejut, tapi responnya justru biasa saja.
Rio menelisik beberapa luka memar di bibir dan pelipis Arshaka, juga memar di pipi yang mulai tersamar. “Apa ada luka lagi?” tanyanya.
“Bang Rio suruh saja dia buka baju,” ucap Aruna dari dapur.
“Ya ampun Kia. Kamu vulgar sekali, siapa yang sudah membuatmu terkontaminasi?”
Aruna memutar matanya malas. “Kopi bang!" ucapnya menaruh kopi di meja.
“Memarnya mungkin di punggung sama lengan. Maksudku itu abangku dokter Rio yang cerdas," Lanjut Aruna.
Rio terkekeh kembali, dia memang suka sekali menggoda Aruna dari dulu. Rio juga sudah menganggap Aruna seperti adiknya sendiri, Rio kemudian meminta Arshaka membuka kemejanya.
Sementara itu Aruna memilih untuk meninggalkan Arshaka dan Rio berdua di ruang tengah, Aruna menuju dapur untuk membuatkan mereka makan siang.
“Kamu habis di ge bukin sama siapa, Arshaka?” heran Rio mendapati luka-luka memar di beberapa bagian tubuh Arshaka.
“Kia! Bukan kamu yang ngelakuin ini, kan?”
“Bukan!” teriak Kia dari dapur.
“Syukurlah. Ael bisa menghabisiku kalau kamu dapat masalah,” gerutu Rio.
Arshaka yang dari tadi mendengar keluhan Rio mengerutkan dahi, seolah dokter tersebut sangat takut pada sosok Ael. “Apa saya boleh tanya dok?” kepo Arshaka.
“Bicara santai saja. Aku bukan Ael jadi tenang saja,” ucap Rio.
“Sebenarnya seperti apa Ael?”
Rio menghela napas. “Berhati-hatilah dengan Ael. Jika itu menyangkut Kia, dia tidak akan segan-segan membuat perhitungan pada siapapun yang membuat adiknya terluka. Tidak perduli pria maupun wanita, meskipun mereka hanya saudara satu susuan. Tapi aku pastikan Ael sangat menyayangi Kia,”
Arshaka mengangguk, mungkin dia harus bersiap dari sekarang. Karena Arshaka yakin sosok Ael yang di bicarakan Eris dan Rio bukanlah kakak yang mudah untuk di hadapi.
“Aku rasa kalian seumuran,” ujar Rio.
“Aku akan meresepkan obat dan vitamin juga krim untuk memar-memar tubuhmu,” lanjut Rio.
“Terimakasih,” ucap Arshaka.
Aruna kembali ke ruang tengah untuk melihat Rio sudah selesai memeriksa Arshaka atau belum. “Kia kamu tebus resep ini di apotik,”
Aruna menerima resep dari Rio, kemudia dia langsung mengotak atik ponselnya. Aruna menebus resep melalui aplikasi layanan pesan antar, sedangkan Rio sudah membereskan peralatan medisnya dan hendak kembali ke kliniknya.
“Abang sudah makan siang?”
“Belum. Aku buru-buru kemari, takut kamu kenapa-kenapa. Bisa habis abangmu ini di tangan kakak gesrek mu itu,”
“Makan siang di sini saja. Aku baru saja selesai masak,”
Rio langsung memasang ekspresi cerah saat mendengar kata makan, membuat Aruna tertawa ringan. Tawa yang membuat jantung Arshaka serasa ingin melompat. “Aku ini kenapa? Melihatnya tertawa saja membuat jantungku ingin melompat,” batin Arshaka.
“Pak Sha. Eh, maksudku kak Shaka mari makan siang dulu.”
Rio sudah lebih dulu ngeloyor menuju meja makan, sementara Arshaka berjalan beriringan dengan Aruna menuju meja makan.
Tanpa menunggu lama Rio langsung mengambil nasi, ayam lada hitam, tempe goreng dan sayur sop yang di taruh di mangkuk berbeda.
“Kak Shaka mau lauk apa?” antara perih, sesak, penyesalan menyeruak jadi satu dalam benak Arshaka saat Aruna menawarinya lauk.
“Aku bisa makan apa saja, Kia.”
Aruna mengambilkan nasi, tempe goreng dan udang bakar madu dan menaruhnya dalam piring Arshaka. Tidak lupa dia juga mengambilkan sayur sop untuk Arshaka.
“Terimakasih,” ucap Arshaka.
Rio mengulum senyum saat melihat Aruna bersikap hangat pada Arshaka. “Semoga kamu bisa memperbaiki kesalahanmu Arka dan bisa meluluhkan Ael untuk memaafkanmu," batin Rio.
Rio tahu Arshaka mungkin adalah kebahagiaan Aruna, dia cukup mengenal Aruna. Karena keluarga mereka memang dekat sedari kecil, sampai nasib malang menimpa seluruh keluarga Aruna dalam kecelakaan.