WA 089520229628
Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.
Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Kedatangan Mira
Sebelum Pak Kendra dan Sauza menikah, dua minggu sebelum acara pernikahan, Mira datang mengunjungi kediaman Pak Kendra.
"Papa, aku dengar Papa mau menikah lagi dengan seorang perempuan yang usianya sama denganku, mana perempuan itu, aku ingin tahu dan ingin berjumpa dengannya? Aku tahu, paling Papa sudah dipeletnya karena perempuan itu gila harta. Aku tidak akan biarkan Papa dan istri baru Papa itu hidup tenang, aku tidak mau cinta papa ke mama direbut perempuan gatal itu," dengus Mira geram.
"Sayang, kamu datang menjumpai papa jauh-jauh dari Bandung hanya untuk mengumpat dan memarahi papa karena papa mau menikah lagi dengan perempuan lain? Kamu ini, Nak, tidak pernah datang dengan tujuan menengok papa. Kamu datang hanya ada maksud tertentu." Pak Kendra geleng kepala dengan sikap anaknya yang datang ke kediamannya hanya karena ingin melabrak calon istrinya.
"Tapi, aku tidak ikhlas jika cinta Papa dibagi dengan perempuan lain. Sekarang sebutkan tinggal di mana perempuan itu, biar aku kasih pelajaran?" dengus Mira sekali lagi dengan nada mengancam.
"Silahkan saja kamu mau mengancam atau mau melakukan apapun, asal tanggung resikonya. Papa menikah lagi karena papa merasa bahagia jika berdekatan dengannya. Jadi, kamu tidak usah campuri urusan papa. Kamu saja saat menikah, tidak pernah terbuka dengan papa. Dulu, papa mau kenalkan kamu dengan seorang pengusaha muda kaya-raya, tapi kamu menolak keras dan lebih memilih tinggal di Bandung berpoya-poya sampai uang warisan yang sudah papa bagikan habis tidak bersisa. Oleh karena itu, papa ingatkan jangan recoki niat papa," balas Pak Kendra telak membuat Mira diam sesaat.
"Lagipula, papa berniat menikah lagi dengan perempuan ini, karena dia baik, cantik, mandiri, pekerja keras, dan sederhana, juga tidak matre," lanjut Pak Kendra.
"Alah, aku tidak percaya kalau perempuan itu tidak matre. Aku yakin yang dia lihat hanyalah kekayaan Papa," balas Mira.
"Biar aku amankan sebagian harta papa. Aku tidak mau harta Papa jatuh ke tangan perempuan sundal itu." Mira melanjutkan lagi ocehannya yang dinilai Pak Kendra kasar dan sudah melampaui batas, dengan mengata-ngatai calon istrinya sundal.
"Stop Mira, jangan kata-katain calon istri papa sundal atau kata-kata hina lagi, sebab dia tidak seperti yang kamu omongkan, dia justru perempuan baik-baik, bahkan tidak mudah disentuh. Dia mau diajak nikah oleh papa bukan mengalami hal memalukan sepertimu." Pak Kendra meradang dengan ucapan Mira yang sudah keterlaluan.
Mira terdiam dan marah, dia merasa malu karena telah disinggung aibnya oleh papanya sendiri.
"Oh, ya. Daripada kita memperdebatkan masalah yang tidak jelas, ngomong-ngomong di mana anakmu yang empat bulan lalu kamu bilang sudah dilahirkan, kenapa kamu tidak bawa cucuku itu?" tanya Pak Kendra penasaran.
Mendengar pertanyaan papanya itu, beberapa saat Mira membeku. Ia teringat kembali kejadian pahit yang menimpanya. Bayi yang baru sebulan dilahirkan Mira itu meninggal dunia karena kejang-kejang dan demam atas kelalaiannya.
Flasback Mira
Bayi mungil itu telah lahir ke dunia dan berjenis kelamin laki-laki. Bima sangat bahagia saat kelahiran putra pertamanya dari Mira. Mira pun demikian. Namun berhubung pekerjaan Bima kini hanya staf biasa di perusahaan Kavilen Group, Mira berubah perangai dan mulai tidak hormat atau bersikap baik lagi pada Bima.
Mira menyewa jasa pengasuh bayi, karena ia tidak sanggup merawat bayi, terlebih ini merupakan pengalamannya yang pertama. Bima sebetulnya tidak setuju kalau Mira menyewa jasa pengasuh untuk bayinya. Bima ingin Mira sendiri yang mengasuh bayinya, toh saat ini Mira tidak lagi bekerja sejak hamil.
Mira tidak menggubris penolakan Bima. Dia tetap menyewa jasa pengasuh bayi. Akhirnya Bima terpaksa setuju. Bayi yang diberi nama Raja itu, siangnya diasuh baby sitter, dan malamnya diasuh Mira, itupun atas kesanggupannya sendiri.
Dalam pengasuhannya, Mira tidak mau menyusui langsung dari putingnya. Ia lebih baik memompa ASI nya lalu dituang ke dalam dot.
Sudah beberapa kali Bima menegur Mira untuk menyusui bayinya langsung ke puting, akan tetapi Mira kekeuh tidak mau. Dia lebih memilih ambil dot dari kulkas dipanaskan sebentar lalu disusui pada bayi. Tidak lupa saat menyusui bayi, tangan Mira aktif main Hp.
"*Mira, tolong dong jika memberikan Raja susu, kamu jangan sambil main Hp. Fokuslah dulu dengan bayi kita*," tegur Bima suatu kali.
Kelakuan Mira seperti itu sering kepergok Bima. Hingga pada suatu hari, karena kelalaian Mira, bayi Raja yang disusuinya lewat dot, tiba-tiba mengejang dan menangis sangat kencang, sehingga mengagetkan Bima yang langsung berlari dan melihat kenapa dengan bayinya.
Bima sudah melihat ASI tumpah di seluruh muka bayi, bahkan ada yang masuk ke telinga bayi. Dan mirisnya lagi, bayi itu kejang-kejang dengan tubuh yang demam. Bima membawa bayi Raja pada malam itu juga ke RS. Sepanjang menuju RS, Bima tidak henti berdoa agar bayi Raja tidak kenapa-kenapa.
Bayi Raja tidak bisa diselamatkan setelah dua hari dirawat di RS, dokter bilang air susu telah menggenangi telinga bayi dan tertahan di dalam telinga dengan waktu yang lumayan lama.
Bima menyimpulkan meninggalnya bayi Raja adalah atas kelalaian Mira yang saat menyusui pakai dot sibuk main Hp atau tidur.
"Mira, kurang ajar kamu. Kamu bunuh anakku. Kenapa kamu biarkan anakku menyusu tapi kamu main Hp. Di mana otak kamu? Mulai saat ini aku ...." Kemarahan Bima sudah pada puncaknya sampai ia hampir saja mengeluarkan kata talak untuk Mira.
"Jangan, Mas. Aku mohon jangan talak aku. Aku minta maaf."
Karena Mira memohon, akhirnya Bima mengurungkan niatnya untuk menalak Mira. Walau sebenarnya Mira sudah tidak cinta dan bangga lagi terhadap Bima. Hanya ada satu tujuan kenapa ia mempertahankan Bima, yaitu membuat Sauza cemburu dengan kebersamaannya bersama Bima. Namun sayang, sampai hari ini Mira belum juga bertemu Sauza yang dianggapnya sebagai saingan dalam hidupnya.
"Mira, ada apa? Kenapa kamu bengong begitu, Nak? Kenapa kamu tidak ajak cucu papa, papa ingin melihatnya?" tegur Pak Kendra. Mira terkejut, mukanya terlihat pias.
"Aku sengaja tidak bawa Raja, sebab dia saat ini sedang kurang enak badan. Batuk pilek, Papa tahu sendirikan penyakit musim penghujan ini?" alasan Mira berusaha menghindar.
"Ya, ampun, Mira. Anak masih bayi kamu sengaja tinggalin demi menghalau rencana papa? Padahal bayimu dalam keadaan sakit. Kamu memang keterlaluan. Kamu berbeda dari ibumu yang telaten dan perhatian ngurus anak." Pak Kendra kesal dan marah terhadap Mira yang datang ke Jakarta dalam keadaan meninggalkan bayi yang sedang sakit.
kenapa bisa seperti itu???
lebih baik berobat pak Kendra...
🤣🤣🤣🤣
Mira kau tak berkaca siapa dirimu, berapa lama jadi simpanan Bima, sebelum hamil kau dengan siapa?
Ukur baju orang lain jangan dengan ukuran tubuhmu, ya! Kau ingin memanasi Sauza, kan. Kutunggu, dengan setia.