Haaaaaaiiiiiiii......
Ini lanjutan dari novel "Gadis Biasa yang Luar Biasa" family.... Lebih banyak menceritakan anak-anak Rendra dan Yumi.
Walau tak lepas dari cerita keluarga besar Zandra genkz. Di sini juga tetap ada Rendra, Yumi, Nala dan yang lainnya.
Petualangan dan pertemuan dengan orang-orang baru untuk si kembar juga adik bungsunya.
Persahabatan juga kisah romansa seperti kedua orang tuanya... mungkin🤭
Petualangannya bakalan seru ga ya kaya kedua orang tuanya, kita saksikan lurrrr di novel ini
Selamat menikmati💞💞💞
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 9
Maria yang mendengar penuturan Afwan pun terharu mengaharu biru... Jiaaaaa
Ia menangis, Maria merasa sangat bersyukur dapat dipertemukan dengan Yumi, karena pertemuan dengannya, Maria pun mendapatkan keluarga yang ikhlas menerimanya. Tanpa melihat bagaimana dirinya.
" Terimakasih... kalian menerimaku tanpa syarat. Aku sangat menyayangi kalian. Aku akan selalu melindungi kalian dan keluarga Zandra meski aku harus mengorbankan diriku." ucap Maria seraya menangis dan membuat si kembar merasa tersentuh. Namun memang pada dasarnya Afwi tengil, ia pun merubah suasana baru tersebut.
" Haish... ko malah jadi mellow sih, aunty tidak cocok memasang tampang sedih seperti ini. Biasanya kan aunty petakilan." ejek Afwi seraya tertawa kecil sehingga membuat ambyar mood Maria.
" Kamu memang perusak suasana. Ya sudah, sebaiknya aku berkeliling rumah sakit. Siapa tau bertemu dengan Mike Pirath, tambah bagus lagi bila dia jadi hantu gentayangan seperti aku. hihihi" ucap Maria seraya berlalu pergi, namun karena ia mengingat sesuatu, ia pun kembali
" Tunggu.. " Ucapnya mengagetkan Afwi lagi
" Astaghfirullah... Aunty" teriak Afwi tertahan, karena saat ini ia bukan berada di rumah.
" Hihihi.. maaf.. maaf" ucap Maria tanpa rasa bersalah
" Ada apa? " tanya Afwa
"Kenapa kalian tidak memanggil Alice untuk mempercepat pemulihan paman kalian? Bukankah ia bisa teleportasi? saran Maria
" Aunty benar... kenapa tidak terpikirkan olehku? Kalau begitu kami akan mencoba memanggilnya. Tunggu.. sekarang jam berapa? Apa Alice sudah tidur? " ucap Afwa sekaligus bertanya.
" Sudah jam 10,Alice pasti sudah tidur" jawab Afwi
" Ya sudah besok lagi saja. Kami pun ingin beristirahat. Kalau aunty mau pergi, pergilah" ucap Afwa
" Oke... jangan kangen sama aunty ya. Bye" Maria pun berlalu pergi, siapa taukan bertemu aktor favorit nya
Si kembar hanya menggelengkan kepalanya. Mereka tak menyangka memiliki aunty hantu dan sangat suka mencari pria tampan. Ish... ish... ish...
Tanpa terasa si kembar pun terlelap, Afwa yang tidur di atas sofa, sedangkan Afwi tidur di kasur tambahan yang di sediakan rumah sakit.
Begitupun aa dan dede, mereka terlihat ikut terlelap dengan di kembar.
Tak terasa hari pun berlalu dan pagi pun menyapa. Di ruangan Bagus sudah ada Alice, karena setelah shalat subuh tadi Afwa menghubungi Alice.
" Bagaimana de? Apa paman akan baik-baik saja?" tanya Afwi
Setelah Alice melepaskan genggaman tangannya pada Bagus dan ia pun berbalik terlihat seperti habis marathon dan menjawab.
" Sudah bang, om Bagus akan baik-baik saja. Tadi rohnya sempat berada di persimpangan jalan antara pergi dan kembali. Alice sudah menarik om, agar tidak mengikutinya." jawabnya sehingga membuat si kembar mengerutkan dahinya.
Flashback
Saat Alice mendengar ada panggilan di handphone nya, ia pun menyelesaikan tadarus nya dan mengangkat panggilan itu.
" Assalamu'alaikum bang.. "
" Wa'alaikumsalam de, apakah kamu bisa kesini dengan kekuatan teleport mu. Sampai sekarang om Bagus masih belum sadarkan diri." jawab Afwi
" Baiklah... Alice akan meminta ijin pada ayah dan bunda."
" Baiklah.. abang tunggu."
Alice pun bergegas melepas mukena dan keluar kamar untuk meminta ijin pada Rendra dan Yumi. Awalnya Yumi ingin ikut, namun Alice menjelaskan ia hanya sebentar saja. Untuk membantu Bagus kembali sadar. Rendra yang mengerti pun mengijinkan Alice, sehingga mau tak mau Yumi pun memberikannya ijin.
Setelah Alice berganti pakaian, ia pun memanggil abangnya dengan telepati sehingga ia bisa sekejap mata menuju tempat Bagus di rawat.
Saat sampai ia berdiri di atas punggung Afwi yang sedang tengkurap di sofa sambil memainkan game.
" Ough... apa ini berat sekali, apa ada hantu yang mengikutiku? " ucap Afwi
Alice yang mendengarnya pun menghentakkan kaki kirinya di punggung Afwi, sehingga membuatnya berteriak.
" Aagggghhh... ampun, turun dari punggunggku." teriak Afwi dan Alice pun segera turun sehingga membuat Afwa tertawa.
"Abang" ucap Alice dan Afwi bersamaan. Afwa pun langsung menutup rapat mulutnya.
" Alice... kau datang sayang." ucap Maria
"Hai aunty... apa kau menikmati liburanmu?" tanya Alice seraya tersenyum
" Tentu saja... di sini banyak pria tampan.hihihi." jawab Maria terkikik
" Sebaiknya kamu segera membantu pamanmu, aku merasakan energinya semakin menghilang. Ku rasa paman kalian tidak sedang baik-baik saja." ucapnya lagi.
Alice pun segera mendekati Bagus dan menggenggam tangannya. Seketika jiwa nya ikut tertarik ke tempat yang saat ini menahan jiwa Bagus.
Saat ini ia berada di tempat yang penuh kabut, Alice tidak bisa melihat dengan jelas. Ia pun menutup matanya dan mencoba berbicara telepati dengan Afwa dan Afwi.
" Abang... bisakah abang menyalurkan kekuatan abang. Sentuh pundak Alice dan pusatkan pikiran kalian." ucapnya
" Baik" si kembar pun segera memegang pundak Alice, mencoba memusatkan kekuatannya pada tangannya dan menyalurkan nya pada tubuh Alice.
Sedangkan di tempat yang di datangi jiwa Alice. Alice pun mengangkat kedua tangannya dan menghempaskannya ke tanah yang ia pijak. Dengan kekuatan yang kaka kembarnya berikan ia pun dapat menghilangkan kabut tersebut, seolah ada angin besar saat ia menghempaskan telapak tangannya.
Saat ini ia bisa melihat jelas pada sekelilingnya.
' Ini dimana? ' gumamnya dalam hati. Alice seperti berada di dalam hutan, namun pohonnya tidak terlalu rimbun.
Ia pun mencoba berjalan lurus ke depan, melewati pohon-pohon tersebut. Tanpa terasa saat ini di depannya ada jembatan yang sangat panjang, namun ia pun tidak dapat melihat ujungnya sampai mana.
Ia merasa ragu untuk melangkah, namun samar-samar terdengar suara seorang wanita memanggil nama pamannya di depan sana.
' Apa di sana ada om Bagus?' gumamnya lagi, mau tak mau ia pun melangkahkan kakinya di atas jembatan, semakin ia mendekat ke arah suara, semakin jelas ia mendengar ucapan wanita itu.
" Bagus..genggamlah tanganku, kau akan merasakan kedamaian dalam hatimu. Apakah kamu tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuamu?" ucap wanita itu, namun Bagus terlihat tidak bergeming. Wajahnya terlihat seperti sedang berpikir.
" Om Bagus" teriak Alice
Seketika membuat Bagus menoleh ke belakang, Bagus pun tersenyum dan hendak menghampiri Alice. Namun saat ia akan melangkah, wanita yang tadi berada di hadapannya pun menjadi marah. Ia pun merubah dirinya menjadi sosok yang separuh badan ke bawahnya menjadi ular dan melilitkan ekornya pada Bagus sehingga membuat Bagus kaget dan merasa sesak.
Kurang lebih macam tu lah ya...
" Om... " teriak Alice dan wanita itupun memberikan tatapan tajam pada Alice. Alice pun terdiam mematung.
Begitupun yang terjadi pada tubuh aslinya di dunia, sehingga membuat si kembar khawatir dan terus menyalurkan kekuatannya.
Kembali ke laptop..
" Lepaskan om Bagus" teriak Alice
" Tidak... aku menyukainya, ia harus ikut denganku." jawab sosok itu nyalang
" Jangan... kalian berada di dunia yang berbeda, umur pamanku masih panjang. Kau tidak boleh membawanya." teriak Alice yang bersamaan dengan teriaknya, keluar cahaya dalam tubuhnya menyeruak ke arah sosok itu, sehingga membuat sosok itu langsung melepaskan tubuh Bagus.
Sosok itupun berubah kembali menjadi sosok pertama yang Alice lihat, seorang wanita cantik seperti dewi. sedangkan Bagus terduduk dan terbatuk-batuk. Alice pun segera berlari menghampiri pamannya.
" Kenapa aku tidak boleh membawanya, aku mencintainya. Saat pertama kali melihatnya membetulkan posisi patungku saat itu, aku menyukainya." ucap sosok itu menangis
" Maafkan aku, tapi kau tak boleh membawa pamanku. Karena ia masih hidup, kau tidak boleh membawanya. Aku yakin.. kau akan mendapatkan sosok pengganti lainnya. Tapi bukan pamanku." jawab Alice.
Sosok itu pun melihat paman Bagus yang terlihat enggan pun merasa sedih.
" Maafkan aku" ucapnya menangis dan lalu menghilang.
Alice pun segera memeluk Bagus dan segera memapahnya bangun dan segera keluar dari tempat itu, dengan mengikuti suara abangnya. Mereka pun akhir dapat kembali ke tubuhnya masing-masing.
Flashback off