Suami Ku Hantu

Kwee Lan terdiam memandangi sudut ruang kerjanya, melamunkan nasib Jia Li, puterinya saat ini.

"Bagaimana cara kita membujuk Jia Li kembali pulang ?", ucap lirih Kwee Lan.

"Kita himpun kekuatan untuk menyerang Van Costel langsung ke lembah Moldova", sahut Laoshi.

"Menyerangnya tidak semudah itu kita lakukan, Laoshi", ucap Kwee Lan.

"Lantas strategi apa yang kamu punya untuk menjatuhkan Van Costel ?", tanya Laoshi.

"Bukankah lembah plum memiliki pasukan tersembunyi milik Tianba ! Bagaimana kalau kita gunakan kekuatan mereka untuk menghadapi Van Costel ?", sahut Kwee Lan.

"Apakah kamu bermaksud menyatakan perang dengan hantu itu ? Karena saat kita mengerahkan kekuatan inti pasukan khusus milik Tianba berarti perang dimulai", ucap Laoshi.

"Jika itu harus kita lakukan maka kita terpaksa mengerahkan pasukan khusus untuk melawan Van Costel", kata Kwee Lan.

"Pasukan BENGT binaan Tianba sangat berbeda dengan orang biasa tidak memiliki keinginan layaknya manusia", ucap Laoshi.

"Aku tahu itu dan aku pernah mendengarnya dari Tianba saat dia pergi ke lembah plum untuk menemuimu kala musim dingin", sahut Kwee Lan.

Nama pasukan sembunyi Tianba itu adalah pasukan BENGT yang berpenampilan bar bar dan tidak seorangpun mengetahui jika mereka merupakan anggota pasukan khusus tersembunyi dan rahasia milik Tianba yang diteruskan kepada Jia Li dari lembah plum yang telah dibekali ketrampilan khusus bertempur yang tak tertandingi dan mampu hidup kembali.

"Jika kita mengerahkan mereka kita telah menghadapi masalah yang tidak bisa kita pecahkan lagi artinya kita tidak pernah bisa mundur lagi", sahut Laoshi.

"Itulah masalah yang memang harus kita hadapi sekarang dan sebaiknya kita menerimanya sesulit apapun jalan yang akan kita lalui nanti, kita terpaksa mengerahkan pasukan BENGT", ucap Kwee Lan.

"Dan aku harap kita tidak ragu-ragu untuk melakukannya karena menghadapi Van Costel bukanlah perkara yang mudah untuk kita", sahut Laoshi.

"Aku mengerti dan aku percaya kita akan memenangkan pertempuran ini, Laoshi", sahut Kwee Lan.

"Kapan rencana kita untuk menyerang ke lembah Moldova ?", tanya Laoshi.

"Pada bulan ke lima belas", sahut Kwee Lan.

"Kenapa kamu memilih bulan ke lima belas ?", tanya Laoshi.

"Aku berharap doa dan berkat leluhur untuk memenangkan pertempuran ini karena tepat hari raya nanti kami akan berdoa secara khusus", sahut Kwee Lan.

"Baiklah, jika itu keputusanmu dan aku pikir itu tepat sekali karena bulan ke lima belas berkat langit dari Tuhan akan turun langsung kepada kita semua", ucap Laoshi.

"Aku juga berpikir seperti itu", kata Kwee Lan.

"Apa kita akan mengirim isyarat kepada Van Costel jika kita akan bertempur dengan mereka ?", tanya Laoshi.

"Tidak ! Aku tidak akan memberi tanda apapun kepada mereka karena aku akan menyerang langsung mereka tanpa ampunan !", sahut Kwee Lan.

Tampak Kwee Lan yang marah saat mendengar nama hantu tampan itu disebut dan dia menggertakkan gigi-giginya penuh emosi.

"Aku akan pergi sekarang untuk mempersiapkan pasukan khusus karena bulan ke lima belas tidak akan lama lagi datangnya", sahut Laoshi.

"Kamu akan pergi sekarang ?", tanya Kwee Lan.

"Ya...", sahut Laoshi seraya beranjak dari tempat duduknya.

Laoshi berjalan ke arah pintu keluar ruang kerja Kwee Lan dan sebelum dia melangkah keluar, guru suci itu menolehkan kepalanya ke arah belakang.

Dia menatap tajam Kwee Lan yang masih duduk termenung di meja kerjanya.

"Aku harap kamu telah memikirkan rencana ini semuanya masak-masak dan jangan pernah mundur atau mengubah apapun dari rencana ini karena pertempuran ini tidak akan mudah", ucap Laoshi.

"Firasatku mengatakan bahwa kita akan melakukan pertempuran tidak hanya melawan Van Costel", ucap Kwee Lan.

"Kenapa bisa seperti itu ?", ucap Laoshi.

"Karena kita akan bertempur dengan klan para bangsawan yang tidak akan tinggal diam saat kita melawan Van Costel", sahut Kwee Lan.

"Itu artinya kita akan menguras banyak kekuatan serta pikiran dan tenaga saat bertempur melawan hantu itu", ucap Laoshi.

"Aku tidak tahu, harus melakukan apalagi untuk menghadapi hantu jahat itu dan aku ingin menemuinya sekarang dan membawa paksa Jia Li !", sahut Kwee Lan.

"Jika kamu menemuinya bukankah akan lebih baik langsung membawa kembali Jia Li dari hantu itu", kata Laoshi.

"Aku tidak mempunyai keberanian itu...", sahut Kwee Lan tertunduk.

Laoshi menghela nafas panjang saat melihat Kwee Lan yang tampak lemah dan pasrah menghadapi masalah Jia Li, puteri kandungnya.

"Kamu tidak pernah berubah, Kwee Lan..., pengecut dan lemah...", ucap Laoshi.

Kwee Lan hanya terdiam menundukkan kepalanya sambil menatap sayu meja kerja miliknya.

"Itu sebabnya Tianba pergi begitu cepat dari sisimu karena kelemahanmu serta jiwa pengecutmu, Kwee Lan !", kata Laoshi.

Laoshi melangkah keluar dan menghilang secepat kilat bagaikan angin.

Meninggalkan jejak muram di ruangan kerja Kwee Lan yang sunyi, hanya ada pria paruh baya itu yang duduk seorang diri sambil meratapi kelemahannya tanpa mampu berbuat apa-apa.

Tiba-tiba Jingmi masuk ke dalam ruangan kerja ayahnya dan langsung berjalan mendekati ayahnya yang masih tertunduk sedih.

"Ayah...", panggil Jingmi.

"Jingmi", sahut Kwee Lan.

Kwee Lan mendongakkan wajahnya menatap ke arah Jingmi, puterinya.

"Ada apa, nak ?", tanya Kwee Lan kemudian.

"Aku tadi secara tidak langsung mendengar percakapan ayah dan Laoshi yang berencana melakukan serangan kepada Van Costel", sahut Jingmi.

"Kamu mendengar rencana ayah lalu apa pendapatmu mengenai hal itu, Jingmi ?", tanya Kwee Lan.

"Aku memiliki seseorang yang tepat untuk membantu rencana ayah", sahut Jingmi.

"Seseorang ?", ucap Kwee Lan.

"Iya, seseorang yang dapat membantu ayah untuk menghadapi Van Costel", kata Jingmi.

"Siapa ?", tanya Kwee Lan.

"Dalca II", sahut Jingmi mantap.

"Dalca II !? Siapa dia ?", tanya Kwee Lan.

"Klan Dalca dari keturunan Wallachia garis Vlad V, dia adalah salah satu dari ketiga belas klan bangsawan Rumania yang memiliki kekuasan besar dan masih berpengaruh disini, ayah", sahut Jingmi.

Jingmi lalu menuangkan minuman yang dia bawa untuk ayahnya.

"Minumlah ayah ! Aku membelinya langsung dari tempat penjualan lelang hari ini di pasar dan aku sengaja membelinya karena minuman ini mengandung herbal plum yang berkhasiat bagi kesehatan ayah", ucap Jingmi.

Jingmi lalu memberikan segelas minuman hangat berupa minuman herbal terbuat dari plum yang dikeringkan secara khusus.

"Terimakasih", ucap Kwee Lan.

Sebelumnya Jingmi telah mencampur minuman herbal plum itu dengan ramuan berisi mantra khusus dari Dalca II.

Ramuan khusus yang mampu membuat orang tunduk pada setiap perintah Dalca II dan mematuhi ucapan pria jahat itu.

"Bagaimana ayah ? Apakah ayah merasa sehat sekarang ?", tanya Jingmi.

"Ayah merasa tubuh ayah terbakar tetapi ada rasa hangat yang menjalari seluruh bagian tubuh ayah sekarang ini", sahut Kwee Lan.

"Tidak apa-apa, ayah karena sebentar lagi tubuh ayah akan menjadi kuat dan prima seperti saat ayah muda dulu", kata Jingmi.

"Benarkah !? Tapi kepala ayah terasa sedikit pusing...", ucap Kwee Lan.

"Itu efek pertama kalinya saat meminum ramuan herbal plum, ayah", sahut Jingmi.

Jingmi tersenyum tipis ketika melihat ayahnya yang mulai merasa mengantuk dan perlahan-lahan jatuh tertidur pulas di atas meja kerjanya.

Dia lalu melangkah mendekat ke arah meja kerja ayahnya sambil berkata.

"Sekarang adalah saatnya aku mengambil kembali posisiku dari Jia Li menjadi tak terkalahkan dan aku akan merebut kembali Van Costel dari Jia Li lagi, ayah..."

Jingmi berdiri mematung menatap sendu ayahnya yang tertidur nyenyak di atas meja kerjanya.