Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.
Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.
Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.
Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?
*
cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.
ig: @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Saat matahari terbenam nama Bumi di panggil untuk maju, berbagai macam mata memperhatikannya saat berdiri di tengah lapangan. Hal ini tidak lain karena rumor yang beredar tentang identitasnya sebagai anak Analika.
Bumi memberi hormat kepada guru penguji, lalu kepada semua orang yang menonton, dia membungkukkan badannya sembilan puluh derajat lalu melangkah kedalam lingkaran penguji. Itu hanya etika nya sebagai manusia yang mendapatkan tatapan heran dari segala penjuru.
Aku lupa kalau disini bukan dunia manusia. Ucap Bumi dalam hati.
Bumi menunggu dengan tenang menunggu instruksi, dia perhatikan sekeliling lingkaran transparan itu, dia menerka bahwa ada unsur air dalam lapisan lingkaran tersebut.
"Bumi Fillius Caeruleus, "Gumam salah satu penguji lantas masuk kedalam lingkaran, dia berdiri lima langkah dari Bumi, memperhatikan pemuda itu dari kepala hingga ujung kaki.
"Praktekkan elemen dasar sihir Caeruleus,"perintah penguji itu.
"Baik, guru." Bumi mengangguk tegas, di pejamkan matanya, mulutnya mulai merapalkan mantra memanggil air inti bumi, sebagai dasar pertama sihir Caeruleus.
Gemuruh hebat memenuhi seluruh lingkaran, dalam sekejap air memenuhi benda bulat transparan itu membentuk lautan kecil yang menyesatkan. Penguji yang tidak memiliki persiapan apa-apa hampir tenggelam jika tidak lekas melompat keluar.
"Sihir dasar tingkat ahli,"Gumamnya setengah melotot. Tak hanya penguji itu yang terkejut, hampir semua penguji yang duduk di kursi hitam berdiri dan memusatkan perhatian kedalam lingkaran.
"Siapa namanya tadi?"
"Bumi, dia dari keluarga Caeruleus."
"Sudah cukup lama ada anak Caeruleus yang mampu menguasai sihir dasar sampai tingkat ahli,"
"Wajar saja. Ku dengar dia putra semata wayang kecantikan di Terra, bibi Analika."
Kursi penonton heboh dalam diskusi panjang, semua orang mulai bertanya-tanya tentang orang tua bumi, sebagian lainnya menatap kedalam lingkaran dengan pandangan rumit dan kompetitif.
Perhatian yang begitu banyak Bumi terima tentu karena sebagian besar sudah mengetahui indentitasnya. Status yang ia sandang sebagai anak satu-satunya Analika membuatnya tertekan.
Seorang penguji bermata biru melompat ke dalam lingkaran, dia segera menetralkan air dalam lingkaran hingga menghilang sepenuhnya.
Bumi tidak menyadari kehebohan yang terjadi, saat membuka mata dia mendapat guru penguji sudah berganti orang.
"Silahkan lanjutkan ke dasar sihir kedua,"perintah guru baru acuh tak acuh.
Bumi sedikit membungkuk hormat, lalu mulai mengeluarkan sihir kedua-embun biru yang bersifat penyembuhan, tidak terlalu sulit namun Bumi baru mencapai tingkat menengah.
"Tidak buruk,"gumam guru penguji, dia memberi isyarat untuk melanjutkan sihir dasar ketiga.
Sihir dasar ketiga Caeruleus sangat sulit yaitu menyatukan air dan kabut embun menjadi satu hingga menjadi sesuatu yang lain, tingkat dasar dari penyatuan tersebut adalah berubah menjadi hujan, tingkat menengah uap, tingkat puncak menjadi bola salju dan sedikit yang berhasil meningkatkan menjadi hujan salju dan tingkat ahli yang hampir tidak mungkin untuk di kuasai adalah Api biru.
Di era sekarang hampir tidak ada yang berhasil mencapai tingkat ahli, bisa menguasai sampai tingkat menengah sudah bisa dikatakan sebagai jenius. Salah satu penyebab penurunan kekuatan Caeruleus adalah tingkat kesulitan dalam menguasai elemen sihir dasar Caeruleus.
Bumi sebenarnya sudah mencapai sedikit tingkat ahli, hanya saja ibunya melarang untuk menggunakan dalam pengujian.
"Berhasil mencapai sihir dasar ketiga ke tingkat ahli sudah menjadi sedikit pencapaian yang menakjubkan. Tapi, betapa pun hebatnya elemen sihir ini jangan pernah digunakan dalam pengujian di langit hitam." Kata Analika malam sebelum Bumi berangkat.
Karena itu saat ini bumi hanya menampilkan sihir dasar ketiga dengan tingkatan dasar, dia tidak ingin terlalu banyak perhatian.
" Bagus. Kau agak berbakat,"puji guru penguji.
Ujian pertama selesai, Bumi keluar dari dalam lingkaran dan kembali ke kursinya dengan diikuti ribuan pasang mata. Meski agak tidak nyaman, Bumi mencoba santai.
" Hei, Bumi, benarkah kau anak Bibi Lika?"Tanya Zavion saat Bumi baru saja duduk . Bumi mengangguk singkat, dia memberi isyarat untuk kembali memperhatikan bola pengujian.
Ujian pertama terus berlanjut, selain Bumi masih banyak anak mengesankan lainnya. Seperti Diara dari keluarga Aureus memperlihatkan keterampilan sihir dasarnya sampai tingkat ahli, dia mendapatkan decakan kagum dari semua guru penguji.
" Semua orang yang mendaftar hari ini semuanya sangat berbakat, akan ada persaingan yang lebih sulit untuk bisa lolos."Kata Zavion menghela nafas panjang.
"Kau sendiri sudah sampai mana?"Tanya Bumi, dia agak penasaran dengan kekuatan teman barunya ini. Zavion nampak ceria dan ramah, dia tidak mudah terintimidasi, sepertinya dia punya cukup kekuatan untuk masuk kedalam akademi langit hitam.
"Aku hanya memiliki sedikit kekuatan, lagipula kata ibuku aku tidak berbakat."Kata Zavion terdengar putus asa.
Entah dia sedang mencoba bersikap rendah hati atau memang dia tidak berbakat, Zavion ini salah satu orang yang sulit di tebak.
Beberapa saat kemudian nama Zavion di panggil, dia berjalan dengan langkah tegas ke dalam bola pengujian. Setelah mendapatkan instruksi dari guru penguji, Zavion mulai mengeluarkan sihir dasar klan Viridis.
Sejauh ini tidak ada yang istimewa dari kekuatan yang dikeluarkan Zavion, dia tidak lemah dan tidak kuat, namun saat diamati dia nampak sangat istimewa dibawah elemen sihir Viridis nan indah.
"Bagaimana? Kau tertarik belajar sihir Viridis?" Tanya Zavion yang sudah selesai tes, dia duduk kembali disebelah Bumi.
"Kau menyembunyikan kekuatanmu?" Bukannya menjawab, Bumi sebaliknya juga bertanya.
Zavion menggeleng, matanya menatap fokus ke dalam lingkaran delapan puluh tujuh, "Aku hanya mengeluarkan sesuai kebutuhan. Lagipula coba kau lihat ke sana!"
Bumi mengikuti arah pandang Zavion, seorang anak dari klan Argenteus sedang melakukan tes ujian, dia dengan mudah mengendalikan elemen sihirnya. Sempurna. Anak itu pasti mendapat nilai sempurna.
"Dia orang yang akan di terima dengan mudah disini meskipun tanpa ikut ujian. Hati-hati, jangan sampai terlibat masalah dengannya."kata Zavion memperingatkan.
"Klan Argenteus yang beberapa tahun lalu berada di peringkat terakhir bisa naik ke posisi ke empat sejak anak itu lahir. Dia bakat istimewa, saat ini tidak ada yang berani menggertak klan Argenteus." Zavion menjelaskan, dia dengan senang hati membagikan informasi yang dia punya pada Bumi.
Kalau aku bisa punya kekuatan lebih kuat dari dia, apakah klan Caeruleus juga akan naik? Bumi mulai berpikir dalam hati untuk meningkatkan kekuatannya dengan cepat. Ia ingin membuat Analika terkesan hingga tidak ada lagi ruang bagi ibunya itu untuk membunuhnya.
Ujian terus berlanjut, terkadang beberapa penonton berdiskusi jika melihat ada yang sangat menarik dalam lingkaran pengujian. Sebagian lainnya fokus mengamati kelemahan orang lain.
Hanya Bumi yang sejak tadi diam saja, sedangkan Zavion sudah mengajak orang di sampingnya untuk bergosip dan Bumi tidak tertarik dengan pembicaraan mereka.
***
Like, komen dan vote...