NovelToon NovelToon
Perjalanan Cinta Dokter Zonya

Perjalanan Cinta Dokter Zonya

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Paksaan Terbalik / Dokter / Menikah Karena Anak / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.5
Nama Author: Ratu jagad 02

9

Pernikahan adalah cita-cita semua orang, termasuk Dokter Zonya. Namun apakah pernikahan masih akan menjadi cita-cita saat pernikahan itu sendiri terjadi karena sebuah permintaan. Ya, Dokter Zonya terpaksa menikah dengan laki-laki yang merupakan mantan Kakak Iparnya atas permintaan keluarganya, hanya agar keponakannya tidak kekurangan kasih sayang seorang Ibu. Alasan lain keluarganya memintanya untuk menggantikan posisi sang Kakak adalah karena tidak ingin cucu mereka diasuh oleh orang asing, selain keluarga.

Lalu bagaimana kehidupan Dokter Zonya selanjutnya. Ia yang sebelumnya belum pernah menikah dan memiliki anak, justru dituntut untuk mengurus seorang bayi yang merupakan keponakannya sendiri. Akankah Dokter Zonya sanggup mengasuh keponakannya tersebut dan hidup bersama mantan Kakak Iparnya yang kini malah berganti status menjadi suaminya? Ikuti kisahnya

Ig : Ratu_Jagad_02

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Sean menggeleng. Sungguh, tidak ada sedikitpun niat dihatinya untuk mempermainkan Zonya. Ia akui bahwa ia telah mengabaikan perasaan Zonya dengan menyematkan cincin itu tanpa persetujuan. Tapi itu semua murni hanya karena ia tak ingin Zonya pergi dari hidupnya.

Sean bergerak maju dan menarik Zonya kedalam rengkuhannya, "Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu, sungguh."

Zonya tidak kuasa untuk menolak pelukan itu. Nyatanya, pelukan yang Sean berikan membuatnya merasa nyaman dan enggan melepaskan. Setelah cukup lama menangis, ia mendorong dada Sean agar pelukan mereka melerai.

"Maafkan aku," ucap Sean lagi, membuat Zonya mengangguk meski tangis masih luruh dari kedua kelopak matanya

"Mama... Papa... Hwaaa..."

Zonya buru-buru melepas tatapannya dari Sean saat mendengar tangisan Naina. Ia lantas mendekat pada gadis gembul itu dan langsung menimangnya. Beberapa saat berlalu, akhirnya tangis Naina 'pun perlahan reda.

"Nai kenapa? Jangan buat Aunty sedih, Sayang."

"Cucu... Cucu..."

Zonya menggeram tertahan sembari menggigit pipi gembul Naina dengan kedua bibirnya. Membuat gadis kecil itu tertawa tak tertahan, "Kalau mau susu, kenapa harus menangis, Nai. Aunty jadi khawatir tadi. Ya sudah, ayo kita ambil susu Nai di dapur ya."

"Biar aku saja," Sean segera menyela dan langsung keluar menuju dapur. Tidak lama, ia kembali dengan membawa botol susu Naina dan memberikannya pada Zonya.

Zonya menimang Naina sembari menyumpal mulut gadis gembulnya itu dengan dot susu. Setelah beberapa saat, akhirnya gadis kecil itu tertidur dalam pelukan Zonya.

"Tidurkan di box saja," ucap Sean saat melihat Zonya akan menidurkan Naina di ranjang.

Zonya merebahkan Naina secara perlahan di box bayi. Ia menepuk pelan paha Naina, agar gadis gembulnya itu lelap dalam tidurnya. Begitu memastikan Naina benar-benar terlelap, ia langsung menutup box dengan kelambu.

"Zoe... Bisa kita bicara sebentar?" ajak Sean.

"Baiklah."

Balkon kamar adalah pilihan yang tepat bagi Zonya dan Sean. Meredam amarah yang sempat memuncak, dengan hembusan angin malam yang cukup menyejukkan. Keduanya berdiri di pagar balkon, melihat keatas langit yang dihiasi bulan dan ribuan bintang.

"Aku benar-benar tidak berniat untuk mengabaikan perasaanmu. Aku hanya takut kau pergi dan membuat Naina kembali kehilangan kasih sayang dan figur ibunya. Aku terlalu banyak salah padamu dan Naina, oleh karena itulah, aku ingin membahagiakan kalian berdua. Maaf kalau caraku salah," tutur Sean.

"Aku terbiasa diabaikan, Mas. Bahkan setelah sembilan bulan pernikahan kita, kita hanyalah orang asing, jadi apapun yang kau lakukan, tidak pernah membuatku tersinggung. Tapi sekarang, hubunganmu dan aku sudah semakin membaik. Jujur, aku sangat berharap agar orang-orang disekelilingku bisa memahamiku. Tapi lagi-lagi harapanku dipatahkan," sekelebat bayangan dalam benak Zonya berputar bagai sebuah kaset.

"Zoe perlembut suaramu, tidak baik wanita bicara terlalu keras seperti itu."

"Zoe... Jangan berteriak, rumah kita bukan hutan."

"Zoe kau itu calon Dokter. Bagaimana jika nanti kau memiliki pasien gangguan jantung, dia bisa mati jantungan ditempat saat mendengar suara kerasmu."

"Jangan banyak main keluar. Ingat, kau harus wisuda tahun ini, karena Ayah dan Bunda sudah menyiapkanmu dari jauh-jauh hari untuk memimpin rumah sakit."

"Zoe..."

"Zoe..."

"Zoe..."

Zonya menggeleng keras. Menghalau segala suara yang memasuki gendang telinganya. Ya, sedari dulu, itulah yang ia rasakan. Hidup dalam tekanan dan kekangan, dengan dalih perbaikan diri agar suatu saat bisa menjadi Dokter yang bisa diandalkan. Itu yang selalu ayah dan bundanya ucapkan.

"Aku tidak pernah dimengerti, Mas." Zonya melirik Sean yang memandangnya dengan tatapan sendu "Ayah dan Bunda selalu menuntutku menjadi sempurna, tanpa pernah memikirkan bahwa aku ini manusia biasa, aku juga sama seperti mereka, seperti Kak Sila, seperti Anggi. Aku sama seperti semua manusia di dunia ini yang memiliki keterbatasan."

Sean bergerak maju, mengikis jarak diantara mereka dan langsung membawa Zonya kedalam pelukannya. Ia memejamkan mata, mengusap punggung Zonya pelan, menyalurkan kekuatan sekaligus kehangatan untuk wanita tangguh dalam pelukannya ini.

"Jadi, maukah kau menjalani pernikahan ini selamanya denganku?" tanya sean, masih dengan tangan yang melingkar ditubuh Zonya.

"Biarkan aku menjadi diriku sendiri," timpal Zonya.

"Ya, aku akan belajar menerimamu apa adanya. Mari saling membuka hati demi rumah tangga kita."

Sejenak, biarkan mereka meresapi kehangatan ini. Sama-sama memberi kekuatan dalam menjalani kehidupan kedepannya yang mungkin tidak akan mudah. Biarkan mereka mendalami perasaan masing-masing, hingga nanti dua hati itu bisa bersatu dalam sebuah ikatan cinta.

*

Zonya meregangkan otot tubuhnya, ia lantas terbangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul empat pagi. Ia sedikit mengernyit saat tidak mendengar suara Naina. Biasanya, gadis kecil itu akan menangis atau tidak membuat keriuhan untuk membangunkannya. Tapi pagi ini, semuanya terasa berbeda. Zonya meraba sisi pembaringan demi menjangkau tubuh Naina yang berada di sisinya. Namun bukannya tubuh gembul Naina yang ia temukan, justru tangannya meraba sebuah benda keras.

"Apa ini?"

Zonya membuka matanya perlahan dan langsung menengok ke sisi tubuhnya. Seketika itu ia langsung membekap mulutnya sendiri saat melihat tubuh polos seorang laki-laki disampingnya. Dan lagi, laki-laki itu adalah Sean, suaminya.

"Astaga Zoe..."

Zonya menepuk dahinya pelan. Gara-gara bercerita panjang lebar tadi malam, ia sampai ketiduran dalam pelukan Sean. Bahkan, ia 'pun tidak menyadari kapan ia dipindahkan ke ranjang. Apalagi saat ini ia tidur bersama Sean, yang terlihat bertelanjang dada.

"Jangan-jangan..."

Zonya menyingkap selimutnya dan melihat tubuhnya sendiri. Takut kalau ternyata Sean memanfaatkan dirinya yang tidur dan berbuat yang tidak-tidak tanpa sepengetahuannya. Namun begitu menyingkap selimut, ia mengucap syukur berulang kali saat melihat pakaian yang semalam ia kenakan masih lengkap.

"Blububu... Mama..."

Zonya mengalihkan tatapannya pada box Naina. Dengan segera ia menuju box Naina dan membawa Naina kedalam gendongannya. Ia mencium wajah gadis kecilnya itu dengan sayang "Gadis nakal, kenapa kalau tidur dengan Aunty selalu bangun jam empat. Tapi sekarang malah bangun di jam normal," gerutu Zonya.

"Papa... Papa..."

"Mau dengan Papa?" tanya Zonya.

"Hm, Papa..."

"Baiklah."

Dengan mengendap-endap, Zonya mulai mendekati ranjang dimana Sean masih tidur dengan begitu lelap. Ia menaruh jari telunjuknya didepan mulut, memberi kode pada Naina agar tidak bersuara. Namun bukannya diam, gadis kecil itu justru terkikik geli melihat tingkah Zonya.

Hap.

Zonya langsung mendudukkan Naina diatas perut Sean. Membuat laki-laki itu menggeliat pelan saat merasakan beban berat menimpa tubuhnya. Tidak lama, ia meringis kecil saat kedua rahangnya merasa kebas. Ia lantas membuka mata perlahan dan langsung mendapati Naina yang terkikik riang sembari mencabut bulu-buku halus disekitar rahangnya.

"Nai..." Sean langsung menarik Naina, hingga gadis kecil itu telungkup diatas dadanya

"Hahaha Papa... Papa..."

1
yetiku86
orang yg benar2 mabuk utk berdiri saja pasti tdk mampu, di senggol sedikit aja udah oleng. 🤔
Sephia Sihombing
sangat bgus
Queenaa: Terima kasih banyak, Ka.
total 1 replies
Anna
hahahaha.....
suami ny pasti senyam senyum..
bini ny masih segel tp d tanya pertanyaan ++ hahaha...

auto laki nya balik dinas trus lgsg praktek.. 😂😂😂
Queenaa: Asekk/Facepalm/
total 1 replies
Anna
hahaha...
mau cemburu mas.. udah telat..
istrimu keburu d bawa kucing garong
Anna
haaahh..... boleh ga sih maki si sean ini.. mulut gue gatel dah
Queenaa: Waktu dan tempat dipersilahkan
total 1 replies
yustina arie
Luar biasa
Sartika Tika
Biasa
M Abdillah Fatir
org mati GK ada langsung ke surga Thor tpi ke alam barzah dulu
M Abdillah Fatir
tk mau punya anak tpi di bikin tiap MLM kan aneh
Queenaa: Aduh, deep bgt lagi komennya/Joyful/
total 1 replies
M Abdillah Fatir
ini ni org tua cuma mikir kau cucu aja GK mikirkan perasaan yang bersangkutan giliran nanti GK bahagia baru menyesal GK di hargai cek "
Evi Mulyani
Luar biasa
Ima Kristina
Alhamdulillah akhirnya Sean dan zou bahagia /Drool//Drool//Drool/
Ima Kristina
zou bijak banget menyuruh nai memanggilnya aunty bukan mama berharap nai akan selalu mengingat mama sila
Queenaa: Zou lagi ngga tuh/Facepalm/ Tapi ngga papa, yang penting pembac senang, author mah apa atuh/Grievance/
total 1 replies
Ima Kristina
akhirnya baby nya laki laki seperti yang diharapkan semua keluarga dan pastinya akan selalu menjaga naina/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Ima Kristina
lucu banget sich tiap hari papa Sean jadi rebutan princess nai sama qu2n Zoe /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Queenaa: Akhirnya penyebutan nama Zoe jadi bener/Grin/ Soalnya beberapa kali aku pantau, Kakaknya selalu nyebut Zou/Facepalm/
total 1 replies
Ima Kristina
selamat ultah princess nai .....muga tambah pinter ya /Joyful//Joyful//Joyful/
Ima Kristina
emang kenapa kalau bayinya perempuan....di jaman emansipasi kok masih mempermasalahkan jenis kelamin...hadehh
Ima Kristina
horang kaya mah bebas ngidam makan ice cream aja harus terbang ke Singapore /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
lanjut lanjut penasaran Kakaa
Ima Kristina
nanti anaknya zou dikasih cowok ya Thorr biar si nenek sihir malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!