Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Kekesalan dan Tawa Mogui Wangzi.
Pada saat mereka sedang berbincang-bincang santai, tiba-tiba seorang prajurit memasuki ruangan.
" Prajurit ada apa?" tanya Qing Ruo.
" Tuan, penguasa Agung ingin menemui tuan.."
" Baik," jawab Qing Ruo keluar menemui Bai Xin yang sedang menunggu di halaman.
****
Di halaman istana.
Bai Xin berdiri mondar-mandir merasa tidak enak atas tindakannya yang mengganggu waktu istirahat Qing Ruo.
Tidak lama kemudian, Qing Ruo keluar bersama sang prajurit dan menemuinya.
" Penguasa Agung, mengapa Anda sungkan? Mari masuk..." ucap Qing Ruo ramah, sambil membawa Bai Xin memasuki ruangan.
" Terima kasih Tuan. Jujur saja aku merasa tidak enak hati telah mengganggu waktu istirahat tuan..." sambil berjalan memasuki ruangan.
" Penguasa Agung, siapa bilang aku beristirahat. Lihatlah! lagipula bukankah ini adalah kediaman Anda, dan kami hanya tamu..."
Bai Xin sedikit terkejut saat melihat Dalu Rong dan Heian Bai, ada di dalam ruangan itu.
" Benar, tetapi Dewa Ruo tetaplah tamu kehormatanku." sambil berjalan bersama Qing Ruo menghampiri Dalu Rong dan Heian Bai yang sedang menikmanti minumannya.
" Penguasa Agung..." ucap mereka berdua, menyambut kedatangan Bai Xin.
Setelah Bai Xin duduk, Qing Ruo dengan tenang menuangkan minuman padanya.
" Penguasa Agung," ucap Qing Ruo sambil memberikan minuman itu, membuat Bai Xin merasa kikuk.
" De-dewa Ruo, ini..."
" Apakah ada yang salah?" tanya Qing Ruo heran.
" Tidak sepantasnya dewa Ruo melakukan hal ini. Aku adalah tuan rumah, tetapi di jamu oleh tamu ini-."
" Penguasa Agung, tidak ada yang salah. dan ini adalah rasa syukur kami karena telah menerima kebaikan seorang tuan rumah yang telah memberikan kami tumpangan untuk beristirahat."
" Terima kasih Dewa Ruo." lalu meraih minuman itu dan menyesapnya dengan santai.
Tampak keterkejutan di wajah Bai Xin, lalu menantap Dalu Rong dan Heian Bai yang tersenyum padanya.
" Ini benar-benar minuman yang nikmat." ucapnya memuji.
" Penguasa Agung benar. Ini adalah minuman ternikmat yang pernah kami rasakan..." Dalu Rong menimpali.
Sambil berbincang-bincang santai, Bai Xin lalu menjelaskan tujuan kedatangannya.
" Dewa Rong, Dewa Ruo, dan dewa Bai, aku telah mengerahkan pasukan. Saat ini mereka sedang bergerak menuju perbatasan kehampaan abadi..."
" Baik, lalu bagaimana dengan pasukan yang penyergap?" tanya Heian Bai.
" Mereka juga sedang bergerak dan sedang menempati posisi mereka masing-masing. Dewa Bai, Aku juga telah membagi mereka ke dalam tiga pasukan. Para pendekar dewa surga dan raja dewa, mereka bertugas di sekitar gerbang. Mengingat kemampuan mereka saat bertahan di dataran kehampaam anadi yang sedikit lemah. Lalu para pendekar kaisar dewa tingkat dasar, aku tempatkan sebagai pasukan penyergap. Adapun para pendekar kaisar dewa tingkat menengah dan tingkat akhir, serta para pendekar semi abadi, bertindak sebagai pasukan yang menyerang secara langsung," ucap Bai Xin menjelaskan rencana mereka dengan rinci.
" Bagus, itu artinya kita bisa berangkat sekarang..." ucap Dalu Rong.
" Saudara, ini sudah kepalang tanggung. Sebaiknya kita habiskan dulu minuman ini," ucap Heian Bai, sambil menuangkan minuman pada gelas mereka satu persatu.
****
Di tempat lain.
Perbatasan samudera kehampaan.
Lima ratus ribu pasukan iblis dari neraka besar yang di pimpin oleh Mogui Wangzi, sang pangeran iblis, beristirahat di tempat itu dengan menggunakan artefak tingkat tinggi.
Di sekitar peti hitam raksasa itu, tampak ribuan prajurit sedang berjaga, dan sebagian lagi memperbaiki kerusakan pada dinding peti.
Tanpa mereka sadari. Lima kilo meter dari tempat itu, beberapa pasang mata yang bersembunyi di balik perisai ilusi terus mengawasi pergerakan pasukan tersebut.
Di dalam tenda utama.
" Bai Xin, tunggu pembalasanku," ucap Mogui Wangzi mondar-mandir dengan raut wajah yang begitu kesal.
" Kakak pertama, baj***n itu selain menolak kita, dia juga berani menyerang. Ini benar-benar penghinaan yang harus dibalas dengan mata pedang...."
" Adik Zuixiao benar, ini tidak bisa dibiarkan," ucap Mogui Wangzi.
" Pangeran ketiga, jangan memperkeruh suasana, dan pangeran pertama, jangan gegabah. Tujuan kita adalah daratan Ilahi. Jika kita bisa memasuki tempat itu dan menyusupi semua kekuatan yang ada, maka bukan hanya Benua Teratai Hitam yang akan kita kuasai, kedua benua lainnya juga akan menjadi milik kita..." seorang jenderal mengingatkan.
" Jenderal Yi benar. Kita harus lebih fokus pada tujuan kita," ucap Lang Hei.
" Paman, dan pangeran Lang Hei benar. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah bagaimana kita bisa bertahan dalam waktu yang lama sebelum kita melanjutkan perjalanan," ucap Mogui Wangzi sambil menghempaskan nafas panjang.
" Maafkan aku paman, aku benar-benar masih memerlukan bimbingan dari paman. Lalu bagaimana jika baj***n itu menyerang kita....?" tanya Mogui Zuixiao
" Pangeran ketiga tenanglah. Aku yakin Bai Xin sebelumnya hanya berani menggertak, itu karena dirinya berada di wilayah kekuatan pasukan utamanya"
" Pangeran, aku bahkan tidak merasakan adanya pergerakan di sekitar tempat ini." jawab Lang Hei dengan yakin.
" Adik ketiga tenanglah. Perbatasan gerbang timur dengan wilayah Samudera Kehampaan itu adalah jarak yang sangat jauh, akan memerlukan waktu beberpa hari bagi mereka untuk mengerahkan pasukannya tiba di tempat ini. Lagipula, berada di daratan kehampaan Abadi adalah kelemahan mereka, sama seperti kita." Mogui Wangzi menjelaskan.
" Benar, pangeran tenanglah. Aku juga telah menempatkan beberapa prajurit untuk berjaga. Dan aku yakin tempat ini aman," ucap Mogui Yi.
" Baik, tapi harus berapa lama kita akan bertahan di tempat ini..." ucap Mogui Zuixiao pelan.
" Hais, itu yang aku pikirkan saat ini," ucap Mogui Wangzi kesal.
" Paman Jendral, apa solusi paman?" tanya Mogui Zuixiao.
" Sambil menunggu penjagaan pilar langit melemah, kita sebaiknya membentuk pasukan khusus untuk melakukan penyelidikan dan pengintaian di tempat itu...."
Pada saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan beberapa prajurit yang memasuki tempat itu dengan tergesa-gesa.
" Pangeran, kita dibserang..." dengan nafas tersengal-sengal.
" Apa! Bagaimana mungkin..." ucap Mogui Wangzi sambil berdiri meraih tombak hitam yang ada di sisinya.
" Prajurit berapa banyak pasukan yang datang?" tanya sang Mogui Yi dengan tenang.
" Jenderal Yi, Berdasarkan pengamatan kami, pasukan itu kurang lebih berjumlah dua puluh ribu orang.
" Apa? Dua puluh ribu?"
" Benar jenderal," jawab sang prajurit yang langsung membuat Mogui Yi dan semua orang yang ada di dalam ruangan itu tertawa terbahak-bahak.
" Apakah Bai Xin adalah orang yang selalu seperti itu? ini sangat lucu..." ucap Mogui Wangzi terpingkal-pingkal, menatap sang prajurit yang hanya bisa ternganga heran.
" Pangeran, apa yang harus kita lakukan?" tanya sang prajurit menghentikan gelak tawa Mogui Wangzi dan rombongannya.
" Baiklah...baiklah. berapa lama mereka akan tiba?"
" Dua hingga tiga jam lagi, pangeran," jawab prajurit itu.
" Baik, masih ada waktu. Panggil para jenderal," ucap Mogui Wangzi dengan sombong.
" Baik pangeran." sambil berlalu.
" Bai Xin, Dia benar-benar seorang penguasa konyol..." ucap Mogui Yi, menyunggingkan senyumnya.