kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Bumi sudah tidak bisa lagi tenang apalagi setelah mengetahui kebenaran tentang Kanaya adalah wanita yang menghabiskan malam dengannya.Kenapa ia baru mengetahuinya sekarang?
Bahkan kini Bumi merutuki kebodohannya sendiri yang tidak menghubungi Naya setelah kejadian itu. Ia terlalu larut dalam rasa bersalah.Salahnya juga tidak langsung menanyakan pada Devan.
Kini ia harus mencari keberadaan istrinya apapun caranya.Terlebih kini ia tahu Kanaya membawa janin dalam perutnya yang tak lain adalah benihnya.
'Ya Allah,hamba hanyalah manusia yang penuh dengan dosa,namun aku memohon beri pertunjuk dimana keberadaan Naya, hamba ingin bersujud di kakinya dan memohon ampun padanya."
tak lagi menunggu siang, BUmi langsung meluncur ke kampus sang istri bertanya pada teman-temannya, barangkali mereka tahu keberadaan Naya.
Meskipun ini sedikit berat ,karena dirinya yang tidak tahu apa-apa mengenai istrinya.Bahkan istrinya kuliah jurusan apa Bumi tidak tahu.
Dengan langkah cepat Bumi memasuki ke ruang Dosen berharap dari sana dia mendapatkan petunjuk.
***
sementara itu.
Seoarang gadis muda baru saja keluar dari stasiun, setelah mendapatkan taksi gadi itu buru-buru naik ke dalam.
"ke daerah Bantul ya Pak."
"Baik Mba." sang supir langsung melajukan kendaraanya meninggalkan stasiun kereta yang sudah mulai padat pengunjung.
Di dalam Taksi perempuan itu kembali mennagis sambil mengusap-usap perut ratannya,
' Kamu hanya punya Bunda Nak, biarkan Ayah bahagia dengan anaknya yang lain. Dede jangan marah ya sama Ayah.'
Kanaya mengingat kembali kejadian semalam saat ia pulang dari rumah Dimaz, selepas dia istirahat Naya merasakan kembali mual yang beberapa hari sempat ia rasakan, namun setelah kedatangan Bumi , Naya seakan lupa kalu dirinya akan memeriksa tentang kondisinya.
Merasa telah ingat, Naya buru-buru ke apaotek membeli alat tes kehamilan, berharap yang ia takutkan tidak terjadi.
Begitu sampai tempat tinggalnya , Naya yang sudah sangat tidak sabar, segera masuk ke kamar mandi dan langsung melakukan tes.
Di depan cermin kamar mandi, tubuhnya perlahan merossot ke bawah, sambil memandangi benda pipih di tangannya itu. Naya Terus mengusap perut ratanya,
'Ternyata kamu ada di sini,bunda harus bagaimana sekarang.Ada wanita lain yang bergantung hidupnya pada Ayahmu.' Kanaya tak kuasa lagi dia menangis menunduk sambil memeluk dua lututnya.
Setengah jam kemudian, Naya telah mengambil keputusan, ia buru-buru memasukan beberapa pakaiannya kedalam tas, dan menulis sepucuk surat untuk ia titipkan pada Rina tetangga kostnya.
"Mba Rina , Naya minta tolong ya jika ada Mas Bumi kasih surat ini padanya, dan juga kunci kamar Naya, pasti Mas Bumi ngantuk dan mau istrirahat." ucap Naya kala itu.
'Kamu mau kemana Nay malam-malam bawa tas segala?" tanya Rina.
"Saya ada urusan Mba, dan mohon maaf saya gak bisa bilang mau kemana, pokoknya itu saja pesan saya, tolong sampaikan ya Mba."
"Baiklah Nay, kamu hati-hati ya di jalan." Rina mengusap pelan Bahu Naya dan memeluknya sebentar.
Naya kini telah sampai di tempat tujuannya, tepatnya kini di sebuah rumah sederhana yang sudah sangat lama ia tinggalkan semenjak tinggal di Jakarta.
Setelah membayar ongkos taksi Naya berjalan pelan dan membuka pagar,Rumah itu tampak sangat sepi, Naya tahu pasti Neneknya sedang pergi ke Pasar.
"Asalamualaikum Eyang, Naya pulang.." panggil Naya dari depan rumah.Namun tidak ada sahutan dari dalam.Naya bergerak mendekati pot bunga dekat dengan jendala kamar. Biasanya Eyang Nur sang nenek selalu menyimpan kunci di bawah pot, dan benar saja ia tersenyum senang saat melihat benda itu.
Buru-buru Naya membuka pintu dan masuk kedalam,tubuhnya sudah sangat lelah dan mengantuk ia ingin segera istirahat.