Clarissa Tamara, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha mapan, dan dia merupakan anak pertama dari keluarga itu.
Tapi kasih sayang ayah dan ibunya hanya tertuju kepada adiknya seorang, bahkan saat adiknya merebut tunangannya ayah dan ibunya malah membiarkannya dan mendukung hubungan mereka.
Rasa marah dan kecewa membuat Clarissa tak peduli lagi dengan keluarga, dia berusaha mati-matian mendirikan perusahaan miliknya untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh keluarga.
Dan untuk mengobati rasa sendiri nya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria gelandang berwajah tampan.
Tanpa tahu indentitas aslinya, Clarissa membawa pria itu ke rumahnya dan menjadikannya pria penghangat ranjangnya.
Tapi bagaimana jika Clarissa mengetahui identitas pria itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 : Tawaran menjadi gigolo
Clarissa duduk dengan mata yang menatap tajam pria di hadapannya itu, pria itu dengan santai berbaring di atas ranjang.
"Siapa nama mu?" Tanya Clarissa.
"Brian.." Jawabnya singkat.
"Bagaimana apa kau mau menjadi gigolo ku?" Tanya Clarissa.
Kemudian Brian menarik Clarissa ke dalam pangkuannya, di duduknya Clarissa di paha Brian. Kini wajah mereka saling bertatapan satu sama lain.
"Dengan senang hati, Lady.." Jawab Brian sambil mengecup punggung tangan Clarissa.
Brian menatap lembut wanita di hadapannya itu, dan untungnya wanita itu tak tahu identitas asli dari Brian.
"Sudah berapa banyak burung miliknya masuk ke gua-gua?" Tanya Clarissa.
"Tidak, burungku hanya masuk pada gua mu saja." Ucap Brian.
"Oh yah? Apakah aku bisa percaya."
"Tentu, jika kau masih tak percaya kau boleh lihat, jangan kan melihat menyentuh atau pun mengulum nya juga tak apa." Bisik Brian.
Seketika wajah Clarissa langsung memerah, sebenarnya dia tak terlalu ahli dalam hal ini. Di usianya yang ke 24 tahun, Clarissa masih perawan dan dia sangat malu saat mendengar ucapan dari Brian.
"Tidak terimakasih, aku tidak tertarik pada burung kecilmu itu."
Clarissa sengaja mengatakan hal itu, dia tak ingin jika Brian mengejeknya yang tak tahu apa-apa tentang ****.
"Wow.. Jadi seberapa besar burung yang pernah kau coba?"
Clarissa langsung kaget. "Emm.. Sangat besar. Besar sekali.." jawabnya.
"Oke, tapi aku menjamin jika kau akan lebih puas oleh ku. Nona.." Bisik Brian sambil meraba-raba punggung Clarissa.
"Hentikan, aku sedang tidak ingin membahas hal itu." Jawab Clarissa.
Tok, tok, tok...
"Nyonya, keluarga anda datang lagi untuk berkunjung." Ucap Kepala pelayan.
Clarissa yang mendengar hal itu langsung kesal, kenapa mereka selalu saja mengusik hidupnya.
"Masuk saja, Pak Tono.." Ucap Clarissa.
Kemudian Pak Tono yang merupakan kepala pelayan pun masuk, dia segera menjelaskan apa yang sedang terjadi di luar.
"Jadi mereka membuat keributan?" Tanya Clarissa.
"Iya, mereka membuat para tetangga berdatangan." Jelasnya lagi.
"Mereka datang hanya bertiga?" Tanya Clarissa.
"Tidak Nyonya, mereka datang berempat dengan satu orang pria muda."
Clarissa sudah menebak jika pria itu adalah Alvin, dia langsung melihat ke arah Brian. Kau siapkan pakaian yang cocok untuk pria ku ini dan satu lagi kau bisa biarkan mereka masuk." Jelas Clarissa.
Brian yang langsung mengerti, dia hanya tersenyum. "Aku suka wanita yang licik." Ucapnya.
Clarissa yang mendengar hal itu pun langsung berjalan mendekati Brian, dan mengangkat dagu Brian dengan jarinya. "Jika kau tahu aku adalah wanita yang licik, jadi jangan macam-macam dengan ku." Bisik Clarissa sambil berjalan pergi meninggalkan Brian.
Pak Candra dan keluarganya langsung di bawa masuk oleh Kepala pelayan, banyak pelayan muda dan tua yang memberikan hormat.
Pak Candra merasa jika dia telah menjadi seorang konglomerat karena di perlakukan seperti ini.
"Silahkan, anda-anda semua bisa duduk di sini sambil menunggu kedatangan Nyonya Clarissa." Ucap Kepala pelayan.
Kemudian beberapa pelayan pun membawa kan minuman dan juga kudapan untuk mereka, Sofia dan ibunya nampak tercengang melihat isi rumah Clarissa yang sangat mewah dan megah.
Alvin yang melihat kekayaan Clarissa langsung terdiam, dia sangat menyesal telah memilih Sofia dari pada Clarissa. Jika dia tahu nasib Clarissa akan menjadi seorang wanita kaya raya, dia pasti tak akan meninggalkan demi Sofia yang tak memiliki kemampuan sedikit pun.
Tapi kemudian sebuah senyuman muncul di wajah Alvin, dia tahu jika Clarissa sangat mencintainya dan dia akan kembali membuat Clarissa jatuh cinta kepadanya. Setelah dia mendapatkan Clarissa, dia akan meninggalkan Sofia.
"Maaf membuat kalian menunggu lama." Ucap Clarissa dengan memakai pakaian anggun, dan di sampingnya ada seorang pria.
Alvin yang melihat Clarissa tengah mengandeng tangan seorang pria pun langsung emosi.
Begitu juga dengan orang tuanya dan Sofia.
"Clarissa, siapa dia nak." Tanya Pak Candra.
"Ah, dia adalah pria ku. Brian.." Jawab Clarissa sambil duduk di samping Brian.
Brian pun tersenyum dan tetap memegang tangan Clarissa.
"Pria? Kau jangan sampai memiliki hubungan dengan pria asing. Bisa saja dia hanya mengincar harta mu saja.." Ucap Rani.
Clarissa menatap tajam kepada keluarganya itu, "Mau aku dengan siapa pun itu urusan ku, dan jika pria ku ini hanya menghabiskan harta ku juga tak masalah." Ucap Clarissa.
"Tentu Lady, aku akan senantiasa menghabiskan harta mu." Ucap Brian sambil tersenyum dan mencium punggung tangan Clarissa.
Di dalam hati Clarissa bersorak, pria di hadapannya itu sangat pintar berakting dan membaca situasi.
"Tapi..." Sebelum Rani berbicara, Clarissa langsung memotongnya.
"Tidak ada tapi-tapian, lagi pula ada urusan apa kalian datang ke sini?" Tanya Clarissa sambil menatap datar keluarganya itu.
"Tidak, kami hanya merindukan mu. Lagi pula kita adalah keluarga." Jawab Pak Candra.
"Merindukan ku?" Tanya Clarissa.
"Iya benar, kami sangat merindukan mu. Nak.." Jawab ibundanya.
"Mungkin yang kalian maksud bukan aku tapi uang ku.." Ucap Clarissa.
Pak Candra pun hanya bisa tertawa hambar untuk membuat suasana tidak canggung. "Bagaimana bisa, kami hanya merindukan mu." Jelas Pak Candra.
"Oke, karena kita telah bertemu kalian sekarang bisa pulang." Jelas Clarissa.
"Apa? Kau mengusir kami. Kami baru datang, dan lagi kami telah menunggu mu berjam-jam dan ini balasannya." Ucap Sofia.
Clarissa tersenyum mengejek. "Ah, lagi pula tak ada yang meminta kalian untuk datang atau pun menunggu ku. Jadi bukan salah ku, lagi pula aku terlalu sibuk. Dan waktu ku sangat berharga, lagi pula aku tak ada waktu untuk meladeni drama keluarga kalian." Jelas Clarissa sambil beranjak dari tempat duduknya.
Di sampingnya tetap ada Brian, dia hanya menjadi penonton. Dia suka dengan wanita di sampingnya itu, dia sangat licik dan Clarissa sangat cocok jika di sandingkan dengannya yang seorang mafia.
"Kau.." Tunjuk Pak Candra.
"Pak Tono..." Panggil Clarissa.
"Iya Nyonya." Jawab Pak Tono sambil membungkuk badan nya sebagai tanda hormat.
"Tolong antar tamu-tamu itu untuk keluar dari rumah ku." Ucap Clarissa sambil beranjak pergi meninggalkan keluarga Candrawinata.
"Mari.." Ajak Pak Tono.
"Tidak aku tak akan pergi, ini adalah rumah putri ku dan itu artinya ini adalah rumah ku. Aku tuan rumah di sini, dan kamu tak ada hak untuk mengusir ku." Maki Pak Candra.
"Maaf Tuan, tapi ini adalah perintah langsung dari Nyonya Clarissa. Dan saya harap anda bisa keluar dengan kaki anda sendiri, jika tidak.." Kepala pelayan sengaja menggantung kan kata-katanya.
"Jika tidak apa?" Tanya Pak Candra dengan wajah sombongnya.
"Lepaskan aku..." Teriak Pak Candra dan juga keluarganya.
Mereka segera di usir keluar oleh pihak keamanan di rumah Clarissa.
Pak Candra dan keluarganya yang sudah berada di luar gerbang rumah hanya bisa memaki-maki Clarissa.