Kehidupan yang indah ternyata hanya kebohongan belaka, Lina memilih untuk bercerai setelah mengetahui bahwa selama ini sang suami telah bermain gila di belakang
Perjalanan hidup Lina membuat dia bertemu dengan sang tuan muda yang tak pernah memberikan hatinya kepada seorang wanita, di mata sang tuan muda wanita adalah sebuah mainan yang akan di buang setelah dia puas bermain
Jadilah wanita saya maka saya akan menjadi pendukung kamu...
Lina yang di butakan oleh perasaan dendam siap melakukan apapun demi membalas rasa sakit hatinya
Bagaimana bila sang tuan muda menjatuhkan hatinya kepada Lina?
Apakah Lina sendiri bisa terlepas dari rasa dendam yang menyelimuti hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Yang Berantakan
Di saat Tristan sedang berjuang untuk mendapatkan hati Lina sepenuhnya, di tempat yang berbeda Anita menyambut pagi harinya dengan perasaan jengkel karena Aldi tak berada di samping saat dia membuka mata
"Sayang," panggil Anita
Anita pun mulai mendudukkan tubuhnya dengan sempurna dan menyapu bersih seluruh isi kamarnya
"Pergi kemana dia? Jangan-jangan dia di kamar mandi," gumam Anita
Anita pun bangkit meninggalkan tempat tidurnya lalu memeriksa kamar mandi dan Aldi tak berada di sana, dengan perasaan sedikit jengkel Anita meraih ponselnya untuk menghubungi Aldi lalu dia membaca pesan singkat yang di kirimkan oleh Aldi
"Maaf aku harus pergi karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, aku ga membangunkan kamu karena kamu masih tidur dengan lelap"
Yang sebenarnya terjadi adalah Aldi tak bisa melanjutkan tidurnya karena perasaan bersalah yang bersarang di dalam hatinya, saat melihat Anita di berada di sampingnya membuat perasaan bersalah Aldi semakin membesar
Dengan hati yang jengkel Anita memilih untuk membersihkan diri dan berangkat ke kantor untuk berkerja, tetapi saat dia tiba di kantor dia harus menerima sebuah kabar yang membuat darahnya mendidih
Plak..
Anita mendaratkan sebuah tamparan yang cukup kuat di pipi Bagas
"Kenapa bisa sampai gagal?!!" teriak Anita
Ternyata saat itu Bagas baru saja menyampaikan kepada Anita bahwa orang-orang bayaran mereka telah gagal menjalankan tugas yang di berikan
"Orang-orang tersebut tidak bisa berkutik karena tuan muda Tristan tiba di tempat itu sesaat sebelum mereka berhasil melakukan hal tersebut," jelas Bagas
Sontak saja Anita membulatkan kedua bola matanya saat mendengar hal tersebut
"Sial!! Rencana aku jadi berantakan karena laki-laki itu ikut campur!!" batin Anita
Untuk sesaat anita terlihat terdiam dan tak lama kemudian dia mulai menggelengkan kepalanya
"Kamu salah Anita!! Sekarang buat saatnya kamu memikirkan tentang kegagalan rencana kamu, sekarang saatnya kamu memikirkan bagaimana kalau laki-laki itu membuat perhitungan terhadap kamu? Aku harus menemukan cara untuk cuci tangan dari masalah ini," batin Anita
Anita pun mulai menatap ke arah Bagas dengan tatapan penuh arti
"Dari mana kamu tau kalau orang yang menyelamatkan perempuan itu adalah Tristan?" tanya Anita dengan dingin
"Saya mengawasi semuanya dari kejauhan nona muda, saya melihat dengan mata dan kepala saya sendiri saat tuan muda Tristan turun dari mobilnya." jelas Bagas
Anita pun tak bisa menyembunyikan perasaan cemas yang sedang dia rasakan saat itu, tiba-tiba saja sebuah pemikiran yang cukup gila muncul di dalam benak Anita pada saat itu
"Kamu pasti tau kalau orang seperti Tristan akan dengan mudahnya mengetahui apa yang ingin dia ketahui," ucap Anita dengan wajah serius
Bagas hanya menganggukkan sedikit kepalanya
"Saya akan mengirimkan kamu uang dalam jumlah yang cukup besar dan saya minta kamu bersembunyi untuk sementara waktu, hanya dengan cara itu saya bisa terlepas dari permasalahan ini"
"Saya mengerti nona Anita"
Bagas pun menganggukkan sedikit kepalanya tanda memberi hormat dan segera meninggalkan ruangan tersebut, sedangkan Anita langsung menghubungi seseorang dan memerintahkan orang tersebut untuk melenyapkan Bagas untuk selamanya
"Maaf karena saya harus menumbalkan kamu demi terlepas dari masalah ini," batin Anita sambil tersenyum jahat
Di tempat lain Tristan mengajak Lina untuk kembali ke rumah utama karena sinar matahari mulai terasa terik, dia pun membawa Lina kembali ke dalam kamarnya dan tiba-tiba saja Lina terlihat menguap karena merasa sedikit mengantuk akibat pengaruh obat yang dia konsumsi
"Apa kamu mengantuk?" tanya Tristan dengan lembut
Lina hanya menjawab dengan sedikit anggukan kepalanya, Tristan pun tersenyum tipis dan membawa Lina menuju ke arah tempat tidur. Dengan sangat telaten sang tuan muda menyelimuti tubuh Lina dengan benar, Tristan pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Lina lalu menepuk-nepuk pelan tangan Lina
"Apa ini salah satu cara dia memanjakan wanitanya?" tanya Lina dalam hatinya sambil menatap sang tuan muda
"Ada apa?" tanya Tristan
Lina hanya menggelengkan sedikit kepalanya, entah mengapa saat itu Tristan seolah bisa membaca jalan pikiran Lina. Sang tuan muda pun mencium ujung kepala Lina dengan lembut
"Sebaiknya kamu segera tidur agar saya tidak ada niat untuk menghabisi kamu saat ini juga," bisik Tristan dengan lembut
Lina yang tak ingin membuat masalah baru dengan sang tuan muda memilih untuk langsung menutup kedua bola matanya, sedangkan sang tuan terus saja menepuk pelan tangan Lina seolah dia sedang menidurkan seorang anak kecil. Tak butuh waktu yang lama Lina benar-benar sudah terlelap ke alam mimpi
"Saya harap semakin lama kamu akan semakin merasa nyaman berada di samping saya," batin Tristan lalu mencium kening Lina dengan lembut
Tristan yang memiliki jiwa penggila kerja mulai meninggalkan kamar tersebut dan menuju ke ruang kerjanya, di dalam sana sudah ada Erik yang setia menanti kehadiran sang tuan muda. Mereka pun mulai sibuk dengan segudang pekerjaan yang menanti mereka. Di tempat yang berbeda Anita sama sekali tak bisa konsentrasi dengan pekerjaan yang ada di hadapannya
"Dasar orang-orang tidak becus!! Mereka bukan hanya tak menyelesaikan pekerjaan mereka, mereka juga membuat aku harus kehilangan orang kepercayaan aku!!" batin Anita sambil mengeraskan rahangnya
Anita pun memilih untuk meninggalkan kantor sebelum jam makan siang untuk menemui sang kekasih, tapi amarah Anita langsung terpancing saat Aldi menunjukkan sikap yang dingin begitu melihat kehadirannya
"Apa-apaan sikap kamu ini?" tanya Anita penuh penekanan
"Apa maksud kamu?" tanya Aldi masih asik dengan pekerjaannya
"Aku datang ke sini baik-baik untuk mengajak kamu makan siang, kenapa sikap kamu seperti itu di depan aku?"
"Apa kamu tidak bisa melihat dengan baik kalau aku sedang kerja?" tanya Aldi dengan nada sedikit sinis
Anita pun tersenyum dingin karena dia telah yakin bahwa ada yang berubah dari diri Aldi
"Kurang ajar!! Sepertinya dia sedang bermain-main dengan aku!!" batin Anita sambil mengepalkan tangannya
"Apa kamu ingin melihat aku menggila lagi Aldi? Sekali ini bukan kamu yang akan aku jadikan pelampiasan amarah aku, tapi aku akan melampiaskan amarah aku kepada mantan istri kamu itu." ucap Anita dengan wajah tak bersahabat
Deg..
"Sudah cukup kesalahan yang telah aku lakukan kepada Lina, Anita adalah perempuan gila dan aku ga boleh membuat Lina menanggung kemarahan Anita." batin Aldi
Aldi pun langsung menghentikan apa yang sedang dia lakukan pada saat itu dan menatap Anita dengan senyuman hangatnya
"Kamu sebenarnya kenapa sih sayang? Apa kamu lagi ada masalah di kantor? Kenapa kamu jadi marah-marah seperti ini?" tanya Aldi dengan lembut
Dan bodohnya Anita jadi ragu dengan apa yang baru saja dia rasakan dengan sikap Aldi
"Aku minta maaf ya sayang, sepertinya aku jadi sedikit sensitif karena tadi ada sedikit masalah di kantor." jelas Anita berbohong
Kedua orang tersebut memilih untuk sama-sama berbohong demi tujuan mereka masing-masing