NovelToon NovelToon
Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Andreane

Jihan, harus memulai kehidupannya dari awal setelah calon kakak iparnya justru meminta untuk menggantikan sang kakak menikahinya.

Hingga berbulan-bulan kemudian, ketika dia memutuskan untuk menerima pernikahannya, pria di masa lalu justru hadir, menyeretnya ke dalam scandal baru yang membuat hidupnya kian berantakan.

Bahkan, ia nyaris kehilangan sang suami karena ulah dari orang-orang terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

"A-ada apa ini?" Aku bertanya dengan nada lirih entah pada siapa. Yang jelas, pertanyaanku ini membuat empat pasang mata memindai wajahku. Sedetik kemudian, aku menghampiri bunda yang menampilkan gurat aneh di wajahnya.

Setelah aku berdiri di samping bunda, sepasang mataku langsung tertuju pada mas Lentera dan kak Lala yang tengah berdiri bersisian, lalu ku alihkan pada sosok yang matanya merah padam sementara dadanya naik turun. Aura yang menandakan bahwa dia sedang di kuasai api amarah.

Tapi apa penyebabnya?

"Maaf, bun aku nggak bisa melanjutkan pernikahan ini. Aku nggak mau menikahi wanita yang mencintai pria lain"

What?? Apa yang mas Sagara katakan?? Kak Lala mencintai pria lain?? Siapa?? Mas Lentera kah??

"Tapi nak, Lentera hanya datang untuk mengungkapkan isi hatinya" Jawab bunda agak cemas. "Dia tidak akan merusak pernikahan kalian"

"Tapi kenapa harus menyelinap secara diam-diam? maaf sekali lagi bunda Arimbi, rekaman ini sudah membuatku nggak bisa menerima alasan apapun"

Sungguh aku masih di buat bingung, apalagi soal rekaman di ponsel mas Sagara yang baru saja ia tunjukkan.

Rekaman apakah itu? Ah aku sangat penasaran.

"Aku akan telfon papa mama, aku akan mengatakan pada mereka bahwa besok, tidak akan ada pernikahanku dengan Lala"

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Sagara" Potong mas Tera. "Aku hanya mengutarakan apa yang ada di hatiku supaya aku bisa sedikit bernafas dengan bebas, setelah itu aku tidak akan merusak kebahagiaan kalian"

"Lantas kenapa perasaanmu tidak kamu ungkapkan sebelum-sebelumnya, dan kenapa harus seperti maling begini. Asal kamu tahu" Tegas mas Sagara, "Caramu ini sudah merusak segalanya"

Hening, tak ada jawaban dari mas Tera.

"Kecil juga nyalimu, tidak berani menyatakan cinta pada wanita yang kamu sukak" Mas Sagara mencebik lengkap dengan sudut bibir terangkat seakan-akan dia tengah mengejek mas Tera. "Memalukan" Tambahnya lagi.

"Pernikahan akan di gelar besok, apa jadinya jika di batalkan?"

"Aku nggak mau tahu bun, yang jelas aku bukan pria rendahan, yang mau menikahi wanita yang sama sekali tidak mencintaiku, dan cintanya justru untuk pria lain"

"Lambat laun Lala akan mencintaimu, nak"

Bundaku masih memohon, dan aku masih di selimuti kebingungan. Tapi setidaknya aku sedikit paham dengan permasalahan ini. Hanya sedikit.

"Lentera memang salah, tapi niat dia hanya mengungkapkan perasaannya supaya dia bisa lebih rela melepaskan Lala untuk pria lain, bunda yakin dia tidak akan mengganggu hubungan kalian kedepannya"

"Maaf bun, tidak bisa. Dan kamu, La" Aku menelan ludah saat mas Sagara menudingkan jarinya ke arah kakak perempuanku. "Jika kamu tidak mencintaiku, kenapa merencanakan pernikahan sampai di tahap ini?"

"A-aku_"

"Dan akan lebih baik kalau kamu menolak perjodohan ini dari dulu jika pada akhirnya jalan ini yang kamu pilih untuk menyakitiku"

What??? Kata-kata mas Sagara, kenapa bisa nyaris mirip seperti kata-kataku saat aku memutuskan Bara?

Apa kaum Adam juga merasakan sakit hati yang setara seperti kaum Hawa.

"Bunda Arimbi, kita bicarakan ini dengan ayah dan orang tuaku. Aku akan menghubungi papa sekarang"

"Tapi nak Sagara?"

"Aku tunggu di bawah, bun"

Pria itu langsung berbalik dan keluar dari kamar kak Lala tanpa memperdulikan apapun.

Aah.. dia benar-benar kaku dan menyebalkan.

Beberapa detik setelah kepergian mas Sagara, kak Lala menghampiri bunda dengan sorot khawatir. Dia langsung memeluk bunda sembari mengucapkan maaf.

"Kakak minta maaf, bun. Kakak nggak ada niat apapun, mas Lentera tiba-tiba berdiri di balkon dan kakak langsung membukakan pintu supaya mas Tera bisa masuk ke kamar kakak. Kakak salah bun, maaf"

"Sudah-sudah, kita hadapi sama-sama"

"Maafin aku juga, bun" Pelukan bunda dan kak Lala terurai saat mendengar suara mas Lentera.

"Kenapa nggak bilang dari awal kalau kalian saling mencintai?"

"Ku pikir Lala nggak cinta sama aku, aku nggak siap kalau cintaku bertepuk sebelah tangan, bun"

"Tapi lihat apa akibatnya?"

"Maaf, bun"

"Ya sudah, kita turun sekarang, Sagara pasti sudah meminta ayah untuk membicarakan masalah ini"

Oo... Jadi kesimpulannya, mas Lentera diam-diam ke kamar kak Lala buat ngungkapin perasaannya. Kemungkinan mas Sagara tiba-tiba masuk dan memergoki mereka berdua. Ya... Mas Sagara kan memang bilang mau ngecek hasil pekerjaanku.

Aku jadi turut bingung dan cemas sama nasib kakak. Apalagi mas Sagara bersikeras ingin membatalkan pernikahannya.

Lalu bagaimana ayah bunda menghadapi orang tua mas Sagara, dan para tamu undangan besok??

Semoga pernikahan tetap berlangsung. Dan please, jangan sampai orang tuaku menanggung semua ini, berikan juga kebahagiaan pada kak Lala.

****

Karena aku merasa tak ada urusan dengan pembicaraan para orang tua, kak Lala, mas Sagara dan juga mas Lentera, aku memilih kembali masuk ke kamar.

Berusaha menghubungi mas Ryu yang sedang ada praktek di kampusnya, namun nihil, mas Ryu mungkin masih sibuk, itu sebabnya dia nggak angkat telfonku.

Merasa ingin tahu apakah orang tua mas Sagara sudah sampai atau belum, aku akhirnya keluar kamar dan menuruni anak tangga.

Ruang tamu hanya ada ayah, bunda, kak Lala serta mas Lentera, tidak ada makhluk astral bernama Sagara di sana, ternyata tante Rahma dan om Helmi juga belum sampai di sini.

Sementara dari ruang tengah, aku melihat Ayah duduk di sebelah bunda dengan sorot bingung. Dari ekspresi wajah ayah, sepertinya beliau belum tahu masalah yang sebenarnya. Asumsiku di perkuat saat mendengar pertanyaan ayah.

"Ada hal serius apa yang ingin di bicarakan Sagara, dek? kenapa dia meminta orang tuanya untuk datang malam ini juga?"

"Kita tunggu Sagara yang menjelaskan ya mas" Setelah mendengar jawaban bunda, ayah memalingkan wajah ke arah kak Lala.

"Semakin rumit saja, Sagara, benar-benar pria ribet dan menyebalkan. Kalau gini kan kasihan ayah, aku jadi ingin mencakar wajahnya" Aku menggerutu dengan nada rendah. Tentu saja kesal.

"Tidak ada niat jahat dari mas Lentera kok, diapun sudah meminta maaf. Tapi dasar Sagara yang membesar-besarkan masalah. Ughhh pria seperti dia, enak kali kalau di rujak"

Tiba-tiba tubuhku mendadak berjengit, karena dari arah belakang, pundaku di tepuk lirih oleh seseorang.

Saat aku berbalik, ternyata adalah pria ribet itu.

"M-mas Sagara?!"

Pandangan kami otomatis bertemu. Aku sedikit merutuki diriku sendiri karena sudah mengatainya pria ribet dan menyebalkan.

"Kamu bilang aku pria apa tadi?"

"E-enggak"

Jelas aku tergagap, tak tahu harus ngomong apa.

"Pria ribet dan menyebalkan? Memangnya kapan aku merepotkanmu?"

"Bukan gitu maksudku, mas"

"Jadi maksudmu mau buat aku jadi rujak, begitukah?"

Ah sial... Kenapa dia harus mendengar apa yang ku katakan tadi.

Menelan ludah, jujur aku di liputi perasaan takut, tak enak hati, dan juga malu.

"Kalau ingin tahu pembicaraan kami, gabung aja" Tandasnya.

Mengabaikan kalimatnya, aku pergi dari hadapannya untuk kembali ke kamarku.

"Tunggu!"

Spontan aku membalikkan badan karena merasa ada yang bersuara.

Oh my God!

Aku tak tahu kalau pria menyebalkan itu membuntutiku sampai ke lantai dua.

"Aku?" Kataku reflek.

"Memangnya siapa lagi kalau bukan kamu" Mas Sagara mendekat, kedua tangannya ia masukkan ke dalam kantong celana pendeknya.

Ku pikir dia akan menghampiriku, ternyata tidak, dia justru terus berjalan melewatiku dan berhenti di depan kamarku.

"Buka pintunya kita bicara" Ucapnya memerintahkan.

Apa yang ingin dia bicarakan denganku? Ah kenapa aku menangkap maksud terselubung dari gurat wajahnya?

"Mas mau bicara denganku? Soal apa?" tanyaku tanpa ragu.

"Kalau kamu ingin tahu apa yang akan kita bicarakan, buka dulu pintunya" ucapnya santai. "Jika ingin mendengarku bicara panjang lebar, kita ke kamarmu"

"K-kenapa harus bicara di kamarku?"

"Jika kamu ingin tahu alasanya, biarkan aku masuk ke kamarmu, kita bicara di dalam"

"Nggak sopan dan tentu saja nggak baik, seorang pria masuk ke kamar seorang gadis"

"Lebih nggak sopan mana aku dengan Lentera, yang diam-diam masuk ke kamar calon istri orang dan memeluknya?"

Aku terpaku begitu mendengar kalimatnya.

Bersambung

1
Dian Meilani
Bagus
Izzatul Ulya
Buruk
Muhammad Yamin
Luar biasa
Muhammad Yamin
yg sbar ya my otor, memang bgitulah yg namanya manusia,beda kepala beda kinerja otaknya, beda manusia bda sifat dan tabi'atnya, moga sehat selalu my otor 💪💪🙏
Wulan Bahrain
Luar biasa
faraakila
sepill cepat!!
Heny Susanti
Luar biasa
🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
keren ini cerita nya, happy ending lagi
🏡ᴰᴱᵂᴵ 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒔𝒘𝒂𝒕𝒊🌀🖌:
cerita nya seru gak bosan bacanya
Supryatin 123
good
Supryatin 123
Buruk
Supryatin 123: maaf saya tidak bisa caranya ngasih bintang 5 y karena saya cuma hobby baca saja/Pray//Pray//Pray/
Anne: langsung stop baca saja...!!
total 2 replies
Ayu galih wulandari
Kak mana ini extra partnya ku tunguu looh
Karmila Pasinringi Mila
jangan mimpi tari 😃😃
Karmila Pasinringi Mila
bahaya yg punya rumah ,,,pamri
Diah eka
Luar biasa
Muhamma Maulana
👆
Land19
lah ya wong bojo e piye toh ndak perhatian
ArsenioV
aku curiga di kamarnya penuh foto jihan
Faris Fahmi: bukan foto Jihan
tp foto lala
total 1 replies
Sri Astuti
Luar biasa
dwi susilastuti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!