Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Dila yang merasa sangat senang sudah bekerja di Perusahaan besar di Inggris, langsung pulang ke Mansionnya yang berada di jalan Oxford Street.
"Bagaimana sayang? apa kau diterima bekerja?" tanya Dimitri saat melihat Dila yang berjalan di depannya.
"Sudah Dad, dan kau tahu. Pemimpin perusahaan itu ternyata dulu pernah tinggal di Indonesia," ujar Dila. Mengingat kembali percakapan dirinya dengan Jack.
"Memangnya siapa nama Pemimpin itu? dan dari perusahaan apa?" tanya Dimitri yang mulai menyelidiki.
"Dad, kau sudah janji padaku. Apa kau lupa?" sungut Dila dengan mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak lupa sayang," ucap Dimitri membelai rambut panjang putrinya itu.
Dila pun tersenyum dan memeluk Dad Dimitri. Dila yakin Daddy nya tidak akan mungkin melanggar janjinya. Setelah mengobrol lama dengan Dad Dimitri, Dila pun pamit masuk kedalam kamar untuk mempersiapkan semua kebutuhan dirinya untuk menjadi seorang sekertaris.
Sementara itu Dimitri yang berada di dalam ruangannya, langsung menghubungi anak buahnya untuk menyelidiki di mana putrinya itu bekerja. Dan dengan siapakah Dila bekerja, dan tidak menunggu lama selang dua puluh lima menit Dimitri mendapatkan file yang berisi biodata pemimpin Perusahaan di mana Dila bekerja.
"Aiden Tama Graham," Gumam Dimitri. "Aku seperti pernah melihatnya di mana ya?" gumam Dimitri membaca semua biodata yang terdapat di file tersebut.
"Kenapa hanya ada biodata selama dia kuliah," ujar Dimitri pada dirinya sendiri. "Dan apa ini, dia sudah punya seorang putri berusia lima tahun lebih yang bernama Katie. Padahal usianya baru tiga puluh tahun," Dimitri masih menatap file tersebut. "Tapi disini tidak di jelaskan secara rinci siapa istrinya," gumam Dimitri kembali.
"Setidaknya putriku ini akan bekerja dengan seseorang yang sudah punya anak dan istri, jadi akan aman." gumam Dimitri meletakan file yang tadi dikirimkan oleh anak buahnya.
............
Perusahaan Greenerg.
Hari pertama Dila bekerja, langsung menuju ruangnya yang tepat bersebelahan dengan ruangan Tuan Aiden. Yang hanya dibatasi oleh sebuah kaca.
"Nona Dila," sapa Jack yang sudah datang lebih dahulu. Karena harus mempersiapkan Dila agar tidak membuat Tuan Aiden marah.
"Tuan Jack," Dila menyapa balik tangan kanan atasannya itu.
"Panggil saja saya Jack," Jack tersenyum ramah pada Dila.
"Nona Dila, aku akan membicarakan semua tata peraturan yang harus di taati oleh mu."
Dila pun mendengarkan semua hal tentang Tuan Aiden, apa yang harus di lakukan dan yang tidak boleh di lakukan.
"Gila, masa tata letak semua barangnya saja diperhatikannya?" ceplos Dila, yang merasa aneh karena ada seseorang yang begitu menginginkan kesempurnaan dalam lingkungan sekelilingnya.
"Itulah Tuan Aiden," ujar Jack. "Dan ini kau harus selalu membawanya jika kau tidak bisa menghafalkannya." Jack menyerahkan beberapa lembar kertas pada Dila.
Dila pun membaca semua keterangan tentang Tuan Aiden, jam berapa makan siang, sore sampai takaran gula dalam tehnya pun harus sesuai.
"Ingat Nona Dila, kau tidak boleh terlambat satu detik pun. Dan kau harus menjalankan sesuai apa yang ada di dalam kertas tersebut," ucap Jack dan langsung berjalan keluar dari ruangan Dila.
"Aku harap untuk kali ini, tuan tidak akan mengganti sekertaris lagi. Aku sudah lelah harus mencari sekertaris untuknya," gumam Jack dalam hati.
Jack merasa lelah karena harus mencari sekertaris untuk Tuannya itu, tidak terhitung sudah berapa banyak sekertaris yang di pecat olehnya. Bahkan sekertaris yang paling lama hanya bertahan satu minggu.
"Andai Nona Selin tidak pergi, dan tetap menjadi sekertaris Tuan Aiden maka dirinya tidak akan di pusingkan dengan semua ini. Dan harapannya tinggal satu ya itu Nona Dila," gumam Jack menatap pada pembatas kaca dan melihat Nona Dila yang masih membaca berkas yang tadi diberikannya.
"Gila benar ini orang... !" gumam Dila dengan menggelengkan kepalanya karena merasa sangat heran, ada manusia kaku seperti Tuan Aiden. Bahkan sepupunya saja yang terkenal arrogant dan sombong tidak kaku seperti atasannya itu.
"Ayo Dila kau pasti bisa," gumam Dila menyemangati dirinya sendiri.
Dila langsung menuju pantry dan mencari teh dan gula, setelah jadi Dila pun meletakan di meja Tuan Aiden dengan kuping cangkir menghadap ke kanan. Dila pun membaca kembali dan membenarkan semua letak berkas yang berantakan ke posisi semula sesuai yang ada di kertas yang tadi dibaca.
Dan setelah selesai Dila yang hendak keluar dari ruangan Tuan Aiden tidak menyadari Tuan Aiden pun hendak membuka pintu, sehingga saat Dila menarik pintu dari dalam membuat Aiden yang mendorong pintu langsung terperosok ke depan dan hampir terjatuh kalau tidak di bantu oleh Jack.
"Kau... ! sedang apa kau diruangan ini?" bentak Aiden dengan sangat keras. Karena dirinya hampir terjatuh akibat perbuatan ceroboh wanita yang ada di depannya.
"A... Aku,"
"Tuan anda lupa? Nona Dila mulai hari ini bekerja menjadi sekertaris anda." ucap Jack mengingatkan Tuan Aiden.
Aiden pun terdiam dan memandang Dila dari atas sampai bawah. "Aku tidak ingin ada kesalahan lagi," dengan tegas Aiden berkata dengan tatapan tajamnya.
"Baik tuan," jawab Dila dengan menaikan kacamata yang dikenakannya.
"Keluarlah... !" perintah Aiden, dan berjalan menuju kursi kerjanya.
Jack pun memberi kode pada Dila untuk keluar, Dila pun langsung keluar dengan perasaan kesalnya bercampur senyum di wajahnya. Karena baru kali ini dirinya diperlakukan benar-benar seperti bawahan dan itu artinya Dad Dimitri memegang janjinya untuk tidak ikut campur dalam pekerjaannya kali ini.
Dila yang langsung menuju ruangannya dan baru ingin duduk, terpaksa kembali lagi keruangan kerja Pak Aiden untuk menyerahkan berkas berwarna hijau yang ada di mejanya.
Dila pun masuk kedalam kemudian menyerahkan berkas tersebut pada Jack, Dila ingat bahwa dirinya tidak boleh berjarak sangat dekat dengan Tuan Aiden. Karena Tuan Aiden akan marah jika seseorang berani berada di dekatnya dengan jarak dua langkah.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Dila, menatap pada jack yang berdiri tepat di samping Tuan Aiden. "Mungkin hanya Jack dan kekasihnya saja yang di biarkan berjarak dekat dengan tuannya itu." Gumam Dila dalam hati.
"Kau harus merubah yang ini, dan memasukan semua totalnya kedalam file no dua." ucap Aiden menunjuk berkas yang di pegang olehnya
Dila yang memakai kacamata tebal tidak dapat melihat dengan jelas, dan tanpa sadar mendekatkan tubuhnya kearah Tuan Aiden dengan sangat dekat. Aiden yang masih fokus pada berkas yang dilihatnya, tidak menyadari kalau Dila mendekat kearahnya. Hanya Jack yang melihat semua yang terjadi di depannya dengan menarik nafasnya.
"Apa ini yang harus di rubah?" tanya Dila menunjuk pada kolom berkas yang di pegang oleh Aiden. Membuat Aiden langsung menolehkan wajahnya dan tatapan mereka pun saling bertemu, membuat keduanya terdiam.
Dila yang menatap pada mata biru Tuan Aiden, merasa seperti tersengat sesuatu yang sangat menggetarkan hatinya.
"Apa yang kau lakukan....?" bentak Aiden yang langsung berdiri dari duduknya menghindari Dila.