Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pusaka
Hal pertama yang Hun Fao berikan kepada Liu Bai setelah Inti Elemen Angin nya berhasil terbentuk adalah, dia mengirimkan semua proses latihan dasar serta metode-metode dasar dalam berkultivasi maupun melatih keterampilan serta mempelajari kemampuan Spiritual. Dengan pelajaran dasar yang di kirim lewat sentuhan jari di kening, Liu Bai dapat mengetahui semua dasar latihan yang dia butuhkan.
“Sebenarnya aku bisa saja memberikan seluruh Kultivasi serta seluruh keterampilan tingkat tinggi ku hari ini juga, namun kamu perlu mengetahui dasar-dasar latihan agar bisa mempelajari teknik lainnya selain keterampilan yang ku miliki!” kata Hun Fao.
Liu Bai yang masih terlihat bengong setelah menerima banyak kiriman pelatihan dari Hun Fao, dia menoleh ke arah Hun Fao dan teringat akan resiko yang akan Hun Fao terima jika memberikan seluruh Kultivasinya kepada dirinya.
“Guru! Apa tidak ada cara lain lagi agar kamu tidak perlu mengirimkan semua kultivasi yang guru miliki kepada ku” tanya Liu Bai.
“Tidak ada cara lain lagi Liu Bai!” kata Hun Fao seraya menggelengkan kepala, “Aku tahu kamu tidak ingin aku mati, namun walau aku tidak memberikan seluruh kultivasi ku padamu, aku akan tetap mati, luka dalamku ini terlalu serius, bahkan tidak akan bisa di obati.”
Mata Liu Bai menjadi redup, dia membuka mulutnya, namun tidak ada kata-kata yang keluar, dia sendiri yang masih baru memasuki dunia Kultivator tentu tidak memiliki banyak pengalaman.
“Dunia ini sangat keras, jika kamu tidak memiliki hati yang teguh, kamu akan menderita, bahkan sampai ingin mati, dan kamu sudah mengalaminya sendiri. Namun di dunia Kultivator, aturannya lebih keras, yang lemah di tindas oleh yang kuat, karena aturannya yang terkuat adalah penguasa, jadi untuk bisa bertahan hidup, kamu harus siap dengan resiko apapun, jangan ragu dan buang rasa belas kasihan mu, semua itu tidak akan berguna, kamu hanya memiliki dua pilihan, membunuh atau terbunuh,” kata Hun Fao.
“Tapi guru, apakah kita harus melakukan itu? Tidak bisakah kita melepaskan musuh yang sudah kalah dan menyerah?” tanya Liu Bai yang merasa nasehat gurunya terlalu keras.
Hun Fao tersenyum, dia sadar muridnya itu masih terlalu lembut, apalagi dia masih baru serta belum merasakan pertempuran yang harus di tempatkan antara hidup dan mati, “Itulah kenaifan seseorang, keputusan seperti itu hanya akan membuat masalah bagi mu di masa depan! Ibarat seekor buaya yang suka makan daging lalu dia dipukul sampai hampir mati, apakah kedepannya dia akan tobat dan memilih untuk makan dedaunan? Jadi seperti itulah watak manusia,” jawab Hun Fao.
“Apakah orang-orang berkelakuan keji itu hanya orang-orang dari Sekte Aliran Hitam?” tanya Liu Bai.
“Tidak ada Sekte Hitam atau Putih, itu hanyalah nama aliran, namun terkadang bertolak belakang dengan aliran, setiap orang melakukan tindakan yang katanya sangat kejam, pasti ada sebab dan alasan dia melakukan semua itu.”
“Tapi Organisasi Hantu ini guru?”
“Organisasi Hantu adalah sebuah Faksi Misterius, mereka benar-benar menunjukkan sisi jahat mereka, bahkan ada beberapa Sekte Aliran Putih yang ikut bergabung dalam Organisasi tersebut!” jawab Hun Fao.
“Sepertinya guru sangat mengetahui Organisasi ini!”
Hun Fao terdiam sesaat, dia melirik Liu Bai yang menunggunya menjawab, “Aku memang mengetahuinya, namun seperti yang ku katakan, Organisasi Hantu ini benar-benar sangat misterius, sebagian kekuatan mereka masih menjadi misteri, hanya beberapa Panglima yang aku ketahui.”
“Panglima?” Liu Bai menaikan sebelah alisnya.
“Iya, Organisasi Hantu memiliki delapan belas Panglima Hantu, salah satunya adalah orang yang mengejar mu, dia adalah Panglima Hantu ketujuh belas.”
Hun Fao menjelaskan jika setiap panglima Hantu memiliki pasukan, masing-masing memimpin hingga mencapai puluhan ribu pasukan, namun ada juga yang bergerak secara individu, salah satu yang bergerak secara individu adalah Hantu ketujuh belas.
Alasan Hantu ketujuh belas bergerak sendiri tanpa pasukan karena dia memiliki keahlian membelah bayangan yang bisa di jadikan pasukan, dia bahkan mampu membuat hingga ratusan sampai ribuan bayangan, semuanya dapat dia kendalikan dengan sempurna.
Walau terlihat sangat hebat, namun sebenarnya teknik tersebut memiliki beberapa resiko, yang pertama, untuk membelah bayangan, dia harus membagi Qi nya ke setiap bayangan, dan setiap bayangan akan di masukkan Jiwa orang yang telah terbunuh oleh Hantu ketujuh belas. Resiko yang kedua, untuk membuat bayangan, tubuh aslinya harus bersembunyi di tempat yang benar-benar tidak di ketahui serta aman, jika sampai di temukan musuh, maka konsentrasi Hantu ketujuh belas akan terpecah yang membuat seluruh bayangan akan kehilangan koneksi sebelum akhirnya menghilang.
Selain kedua resiko yang di jelaskan, masih ada satu resiko lagi yang merupakan kelemahan utama dari Teknik membelah bayangan, kelemahannya adalah serangan dari Spiritual, karena pada dasarnya, setiap bayangan memiliki roh yang sangat lemah terhadap kekuatan Spiritual, bahkan kekuatan Spiritual bisa melukai Hantu ketujuh belas.
Mendengar penjelasan yang terakhir, Liu Bai teringat ketika dirinya di kejar oleh bayangan Hantu ketujuh belas, dan Liu Cheng berhasil menakuti bayangan tersebut hanya dengan kemampuan Spiritual milik Liu Cheng.
“Kemampuan yang hebat dan unik namun masih memiliki kelemahan!” gumam Liu Bai.
“Hahaha, tidak ada yang benar-benar sempurna Liu Bai, bahkan Teknik Kelas Naga yang katanya paling tinggi pasti memiliki kelemahan,” kata Hun Fao lalu dia mengeluarkan sebilah pedang yang masih tersarung.
“Ini adalah Pedang Penjuru Angin, pedang ini telah menemaniku cukup lama dan merupakan Pusaka Kelas Singa!” kata Hun Fao lalu dia meminta Liu Bai untuk mendekat.
“Pedang ini sekarang jadi milikmu, ini bisa kamu gunakan untuk bertarung melawan musuh-musuh mu, jika kamu berhadapan dengan lawan yang memiliki Pusaka Kelas Naga, sebaiknya kamu jangan menggunakannya!” kata Hun Fao.
Liu Bai jelas merasa takjub, pusaka Kelas Singa merupakan pusaka yang berkualitas sangat tinggi, tidak semua orang memiliki pusaka Kelas Singa, andaipun ada, kemungkinan besar hanya orang-orang besar yang memiliki kekayaan tinggi seperti sekte besar.
“Jika menghadapi lawan yang memegang Pusaka Kelas Naga pedang ini tidak berguna, jadi pusaka apa yang harus aku gunakan?” tanya Liu Bai.
“Pusaka Kelas Naga adalah Pusaka tertinggi, sangat sulit menemukan orang yang memiliki Pusaka Kelas Naga tersebut, namun bukan berarti di seluruh Benua Timur ini tidak ada, bahkan aku juga memilikinya,” kata Hun Fao seraya mengayunkan tangannya dan sebilah pedang berwarna hitam kelam muncul di tangannya.
“Ini adalah Pedang Angin Hitam, salah satu Pusaka Naga yang sangat tajam dan juga mampu membelah sebuah gunung hanya dengan kekuatan anginnya!”
Mulut Liu Bai terbuka lebar dan matanya melotot tanpa berkedip melihat Pedang hitam pekat tanpa sarung di tangan Hun Fao, Liu Bai sampai lupa berkedip sebelum akhirnya sebuah aura terpancar serta hembusan angin keluar dari Pedang tersebut, hal itu membuat Liu Bai yang merasakan pundaknya seperti di tekan oleh sesuatu yang sangat berat dan besar.
Hun Fao segera mengeluarkan sarung pedang yang juga berwarna hitam lalu segera menyarungkan pedang tersebut, dia tersenyum kepada Liu Bai yang ketakutan seraya berkata, “Pedang ini juga akan aku wariskan padamu, namun kamu baru bisa menggunakan dua pusaka tersebut setelah berhasil mencapai ke Tahap Ahli, sedangkan Pedang Angin Hitam harus di gunakan ketika kamu berada di Puncak Ahli Tingkat tujuh, sebelum kamu mencapai ke tahap kedua yang aku jelaskan, sebaiknya kamu menggunakan Pusaka biasa dulu, atau bisa mencari Pusaka Serigala!” kata Hun Fao seraya meletakkan Pedang Angin Hitam di sebelahnya.
“Seharusnya kamu sudah mengetahui setiap dasar berkultivasi dan juga yang lainnya bukan?” tanya Hun Fao.
“Iya guru!” jawab Liu Bai.
“Untuk sementara, kamu berlatih lebih dulu cara menggunakan Qi yang telah aku kirimkan tadi, untuk kemampuan Spiritual, kamu bisa mempelajarinya di lain waktu!” kata Hun Fao.
Hun Fao menginginkan Liu Bai untuk melakukan banyak latihan, dan yang paling utama adalah menyalurkan Qi nya dengan benar, mengingat Hun Fao hanya memiliki waktu beberapa hari lagi, Hun Fao memberikan saran agar Liu Bai jangan dulu melatih kemampuan Spiritual, itu bisa di lakukan di lain waktu.
Liu Bai mulai berlatih untuk mengalirkan Qi nya, dengan bantuan latihan yang di kirimkan oleh Hun Fao, Liu Bai sudah tidak perlu lagi di latih dengan bimbingan, dan Liu Bai mulai mengeluarkan hembusan angin di sekitarnya sebelum akhirnya melakukan banyak gerakan teknik yang ia ketahui dari pelatihan yang di kirimkan oleh Hun Fao ke dalam pikirannya.
***
Sedikit dulu ya teman-teman, hari ini saya benar-benar K.O, hal ini akan mengganggu konsentrasi saya, sehingga harus istirahat lebih awal.
makasih thor