NovelToon NovelToon
Kisah Kita, Dunia Di Balik Layar

Kisah Kita, Dunia Di Balik Layar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sasyaaya

Cerita ini mengikuti kehidupan Keisha, seorang remaja Gen Z yang sedang menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Ia terjebak di antara cinta, persahabatan, dan harapan keluarganya untuk masa depan yang lebih baik. Dengan karakter yang relatable dan situasi yang sering dihadapi oleh generasi muda saat ini, kisah ini menggambarkan perjalanan Keisha dalam menemukan jati diri dan pilihan hidup yang akan membentuk masa depannya. Ditemani sahabatnya, Naya, dan dua cowok yang terlibat dalam hidupnya, Bimo dan Dimas, Keisha harus berjuang untuk menemukan kebahagiaan sejati di tengah kebisingan dunia modern yang dipenuhi tekanan dari berbagai sisi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasyaaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Keisha

Hari-hari berlalu, dan Keisha merasakan ketegangan yang semakin membebani pikirannya. Dia tidak bisa mengabaikan Raka yang terus berusaha memperbaiki kesalahannya, sementara Alex selalu ada di sampingnya, memberinya dukungan tanpa henti. Suatu sore, saat mereka duduk di taman sekolah setelah pelajaran, Keisha merasakan dorongan untuk segera mengambil keputusan.

“Alex, aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan dengan kebingungan ini,” ucap Keisha sambil menggigit kuku jarinya. “Raka terus menghubungiku dan bilang dia ingin berbicara, tetapi aku juga tidak bisa mengabaikan apa yang telah terjadi.”

Alex memandangnya dengan penuh perhatian. “Keisha, ingatlah bahwa tidak ada keputusan yang benar-benar salah. Ini tentang apa yang membuatmu bahagia. Jika Raka memang serius, beri dia kesempatan untuk membuktikannya. Tapi jika kau merasa lebih nyaman dengan keadaan sekarang, itu juga sah.”

“Kadang aku merasa Raka sudah belajar dari kesalahannya, tetapi di sisi lain, aku tidak ingin terjebak dalam permainan emosional lagi. Bagaimana jika dia mengulang kesalahan yang sama?” tanya Keisha, bingung.

“Rasa takut itu wajar, tetapi kau tidak bisa hidup dalam ketakutan selamanya. Jika kau tidak mencoba, kau akan selalu bertanya-tanya ‘apa jika’,” jawab Alex, berusaha membantunya melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda.

Keisha menghela napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya. “Mungkin aku perlu berbicara dengan Raka. Setidaknya, aku bisa mendengarkan penjelasannya dan memutuskan setelah itu.”

Alex mengangguk setuju. “Itu langkah yang baik. Jangan terburu-buru, dan pastikan kau menyampaikan apa yang kau rasakan. Ini adalah hidupmu, dan keputusan ini ada di tanganmu.”

---

Keisha akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan Raka. Mereka sepakat untuk bertemu di kafe kecil di dekat sekolah pada sore hari. Saat dia berjalan menuju kafe, hatinya berdebar-debar. Dia tidak tahu apa yang akan dia katakan, tetapi dia ingin jujur pada dirinya sendiri dan Raka.

Ketika Keisha tiba, Raka sudah menunggu di meja dengan ekspresi cemas. Dia mengenakan kaus hitam dan jeans, tampak lebih serius dari biasanya. Begitu melihat Keisha, senyum lebar muncul di wajahnya, tetapi Keisha merasakan sesuatu yang berbeda.

“Keisha, terima kasih sudah datang. Aku sangat menghargainya,” Raka berkata, suaranya bergetar sedikit.

“Aku juga berterima kasih, Raka. Aku rasa kita perlu membicarakan banyak hal,” jawab Keisha, duduk di hadapannya dengan sikap tenang.

Raka menatapnya dengan harapan. “Aku tahu aku telah banyak berbuat salah. Sejak aku kehilanganmu, aku menyadari betapa berharganya dirimu. Aku ingin berjuang untuk kita, jika kau memberi aku kesempatan.”

Keisha mengerutkan dahi, mengingat semua kenangan indah dan pahit antara mereka. “Raka, aku menghargai bahwa kau menyadari kesalahanmu. Tapi aku juga tidak ingin terburu-buru. Bagaimana aku bisa yakin ini bukan hanya kata-kata manis?”

“Aku mengerti keraguanmu. Aku bersedia melakukan apa saja untuk membuktikan bahwa aku serius. Aku telah berbicara dengan Aria, dan dia juga mendorongku untuk memperbaiki segalanya. Aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama,” Raka menjelaskan, mencari kepercayaan di mata Keisha.

“Bagaimana jika kita mulai dari awal? Aku ingin mengenalmu lagi, tanpa tekanan. Kita bisa menjadi teman terlebih dahulu,” Keisha menjawab, merasa lebih nyaman dengan pendekatan ini.

Raka mengangguk. “Aku setuju. Kita bisa melakukan itu. Aku ingin kau merasa nyaman dengan keputusanku. Mari kita ambil waktu kita.”

Keisha tersenyum, merasa lega. “Bagus. Aku juga ingin tahu tentang Aria. Dia sepertinya baik padamu.”

“Dia memang baik. Dia membantuku melihat hal-hal dengan cara yang berbeda. Tapi hatiku hanya untukmu, Keisha. Kau tidak perlu khawatir,” Raka menambahkan, suaranya mantap.

“Baiklah. Mari kita mulai dari awal, Raka. Aku ingin kita bisa saling mendukung satu sama lain. Tapi ingat, jika kau melukai aku lagi, aku tidak akan bisa memberi kesempatan kedua,” Keisha berkata, menekankan pentingnya kejujuran.

Raka tersenyum lebar. “Aku janji tidak akan mengecewakanmu. Ini adalah kesempatan kedua untukku, dan aku tidak akan menyia-nyiakannya.”

---

Hari-hari berlalu setelah pertemuan itu. Keisha dan Raka mulai menjalin hubungan yang lebih baik. Mereka berbagi cerita, tawa, dan momen-momen kecil yang membuat mereka lebih dekat. Namun, Raka masih berusaha membuktikan bahwa dia telah berubah.

Suatu sore, saat mereka sedang duduk di bangku taman, Raka mengajak Keisha untuk berbicara. “Keisha, aku ingin kau tahu betapa aku menghargai kehadiranmu dalam hidupku. Dan jika ada sesuatu yang salah, jangan ragu untuk mengatakannya.”

“Raka, aku menghargai perasaanmu. Aku merasa nyaman bersamamu, tetapi aku juga khawatir tentang bagaimana kita melanjutkan ini. Aku tidak ingin terjebak dalam hubungan yang rumit,” Keisha mengungkapkan, jujur tentang ketakutannya.

“Aku mengerti, dan aku berjanji tidak akan membuatmu merasa tertekan. Kita bisa pergi perlahan, tidak perlu terburu-buru,” Raka menjawab, menatapnya dengan serius.

Keisha tersenyum, merasa sedikit lega. “Aku suka cara kita sekarang. Semuanya terasa lebih ringan. Tapi aku juga ingin tetap bersikap realistis.”

Raka mengangguk setuju. “Kita akan melewati ini bersama. Dan jika suatu saat kita menghadapi kesulitan, kita akan membicarakannya.”

Ketika mereka berbicara, Keisha merasakan kedekatan yang kembali tumbuh. Dia mulai memahami bahwa Raka mungkin bisa menjadi sosok yang dia inginkan, tetapi dia harus tetap berhati-hati.

---

Sementara itu, Alex selalu ada untuk memberi dukungan kepada Keisha. Suatu malam, saat mereka duduk di taman, Keisha berbagi tentang kemajuan hubungan barunya dengan Raka.

“Alex, aku merasa lebih baik saat bersama Raka sekarang. Dia berusaha keras untuk memperbaiki kesalahannya, dan aku merasa dia serius,” kata Keisha.

“Jika dia benar-benar ingin berjuang untukmu, itu bagus. Tapi ingatlah untuk tidak melupakan dirimu sendiri di dalam prosesnya,” Alex menasihati, mengingatkan Keisha akan pentingnya mencintai diri sendiri.

“Aku tahu, dan aku berusaha melakukan hal itu. Raka memberi aku harapan baru, tetapi aku tidak ingin terbawa suasana,” Keisha menjawab.

Alex tersenyum. “Kau adalah orang yang kuat, Keisha. Apa pun keputusanmu, aku akan mendukungmu. Pastikan untuk tetap setia pada dirimu sendiri.”

“Terima kasih, Alex. Kau selalu menjadi teman terbaik yang bisa aku minta,” Keisha berkata, merasa bersyukur atas kehadiran Alex.

Dengan begitu, Keisha menemukan kekuatan untuk menjalani hubungan barunya dengan Raka, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang ia yakini. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan selalu mudah, tetapi dia siap untuk menghadapi tantangan yang ada, dengan dukungan dari teman-teman yang peduli.

---

Di sisi lain, Raka terus berusaha membuktikan bahwa dia bisa diandalkan. Dia mulai lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan menunjukkan bahwa dia memiliki niat baik. Keisha menyaksikan perubahan ini dengan penuh harapan, meskipun dia masih berhati-hati.

“Keisha, aku ingin membawamu ke tempat yang spesial. Ini adalah cara untuk menunjukkan betapa berartinya dirimu bagiku,” Raka mengajak suatu hari.

“Apa maksudmu dengan tempat spesial?” Keisha bertanya dengan penasaran.

“Tempat di mana kita bisa mengenang masa lalu dan merencanakan masa depan. Aku sudah menyiapkan semuanya,” jawab Raka, senyum penuh keyakinan di wajahnya.

“Baiklah, aku siap. Mari kita lihat ke mana ini membawa kita,” Keisha menjawab, merasakan semangat baru dalam dirinya.

---

Malam itu, Raka membawa Keisha ke tepi danau yang indah, tempat mereka sering pergi saat masih bersama. Suasana tenang, dipenuhi cahaya bulan yang memantul di permukaan air.

“Keisha, aku ingin kau tahu betapa aku berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaanmu. Aku ingin berbagi hidupku denganmu, dan aku siap untuk melakukan apa saja agar kita bisa bersama lagi,” Raka berkata, suaranya penuh emosi.

Keisha menatap Raka dalam-dalam, merasakan ketulusan di matanya. “Raka, aku menghargai semua usaha yang kau lakukan. Tapi aku juga ingin kau tahu, ini bukan tentang kembali ke masa lalu. Ini tentang menciptakan masa depan yang lebih baik untuk kita berdua.” Keisha melanjutkan, suara lembutnya mengalun di malam yang tenang. “Aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Aku ingin kita membangun sesuatu yang lebih kuat.”

Raka tersenyum, terlihat lega mendengar perkataan Keisha. “Aku berjanji, Keisha. Kita akan melakukannya. Kita bisa saling mendukung dan tumbuh bersama.”

Keisha mengangguk, merasakan harapan baru di dalam hatinya. “Aku ingin mengenal dirimu lebih dalam. Setiap pengalaman, setiap tantangan. Aku ingin kita saling terbuka.”

Raka mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Keisha dengan lembut. “Aku siap, dan aku akan berusaha sekuat tenaga. Mari kita mulai dari sini.”

Sementara mereka berbicara, Keisha merasakan perubahan di dalam dirinya. Raka tampak lebih dewasa dan bertanggung jawab, dan itu membuatnya merasa lebih percaya diri untuk melangkah maju. Namun, dia juga menyadari bahwa perjalanan ini tidak akan mudah.

---

Beberapa minggu kemudian, Keisha dan Raka mulai menjalin hubungan yang lebih baik. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, saling berbagi impian dan harapan untuk masa depan. Namun, Keisha tetap berhati-hati. Dia tidak ingin terlalu cepat terjebak dalam perasaan, terutama setelah semua yang telah terjadi sebelumnya.

Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan pulang dari sekolah, Keisha memutuskan untuk berbicara. “Raka, aku merasa kita sudah lebih baik sekarang. Tapi, aku ingin kita menetapkan batasan. Kita harus jujur tentang perasaan kita dan tidak saling menyakiti.”

Raka menghentikan langkahnya, menatap Keisha dengan serius. “Aku setuju. Kita harus saling terbuka. Jika ada yang salah, kita harus bisa membicarakannya tanpa takut.”

“Benar. Dan kita juga harus memberi ruang satu sama lain. Aku tidak ingin merasa tertekan dengan hubungan ini,” Keisha menjelaskan.

Raka mengangguk. “Aku mengerti. Aku tidak ingin kau merasa terbebani. Aku ingin kita menikmati waktu kita bersama, bukan menjadi alasan stres satu sama lain.”

Mereka melanjutkan perjalanan, membahas banyak hal, dari impian mereka di masa depan hingga rencana kuliah. Keisha merasa nyaman, dan dia mulai melihat sisi Raka yang berbeda.

---

Sementara itu, di tengah perubahan yang terjadi antara Keisha dan Raka, Alex tetap setia menemani Keisha. Suatu sore, ketika mereka sedang duduk di kafe, Alex memperhatikan Keisha dengan cermat. “Kau terlihat bahagia, Keisha. Bagaimana kabar hubunganmu dengan Raka?”

Keisha tersenyum, namun dia juga merasakan sedikit kecemasan. “Kami berusaha untuk memperbaiki segalanya. Raka menunjukkan banyak perubahan, tetapi aku masih berhati-hati.”

Alex mengangguk, mengerti dengan jelas. “Itu wajar. Yang penting adalah kau merasa nyaman dengan keputusanmu. Jangan ragu untuk berbagi jika kau butuh dukungan.”

“Terima kasih, Alex. Kau selalu ada untukku,” Keisha berkata, merasa bersyukur atas persahabatan mereka.

“Mau kemana rencanamu selanjutnya?” Alex bertanya, mengalihkan topik pembicaraan.

“Aku berharap bisa menjalani hubungan ini dengan baik, tetapi aku juga ingin fokus pada impianku. Kuliah, karier... semua itu penting untukku,” jawab Keisha.

“Bagus! Dan jangan lupa, apapun yang terjadi, kau masih punya aku,” Alex menambahkan dengan semangat, membuat Keisha merasa lebih tenang.

---

Sementara itu, Raka juga berusaha membuktikan keseriusannya. Dia mulai aktif dalam organisasi sekolah, berusaha menunjukkan bahwa dia mampu mengelola waktu dan tanggung jawab. Keisha mengamati semua itu, merasa terinspirasi dengan dedikasi Raka.

“Raka, aku bangga melihatmu terlibat dalam organisasi ini. Itu menunjukkan bahwa kau berkomitmen untuk berubah,” Keisha berkata, menyemangati Raka saat mereka menghadiri rapat organisasi.

“Aku melakukan ini bukan hanya untukku, tetapi juga untuk kita. Aku ingin kau bangga padaku,” Raka menjawab, senyumnya mengembang.

Keisha tersenyum balik. “Kita bisa bekerja sama, bukan? Kita bisa saling mendukung dalam hal ini.”

“Setuju! Dan jika ada yang perlu kau bantu, jangan ragu untuk mengatakannya,” Raka menambahkan, semakin mempererat hubungan mereka.

---

Malam itu, setelah rapat, Raka dan Keisha pergi ke taman. Di sana, mereka duduk di bangku, melihat bintang-bintang di langit. Raka memecah keheningan. “Keisha, aku ingin kita merencanakan sesuatu bersama. Mungkin liburan kecil di akhir pekan?”

Keisha menatap Raka dengan antusias. “Itu ide yang bagus! Ke mana kita akan pergi?”

“Mungkin ke pantai? Aku bisa mempersiapkan semuanya,” Raka menawarkan, bersemangat.

“Suara itu bagus. Aku akan menghubungi Naya dan Dimas untuk bergabung,” Keisha menjawab, merasa bahagia dengan ide itu.

Dengan rencana yang baru, Keisha dan Raka mulai merasakan ikatan yang semakin kuat. Namun, dalam benak Keisha, dia tetap memikirkan langkah selanjutnya dalam hidupnya, baik dalam hubungan maupun dalam karier.

---

Hari liburan pun tiba. Keisha merasa sangat bersemangat. Dia sudah merencanakan banyak aktivitas seru bersama Raka dan teman-teman mereka. Namun, dia juga merasakan sedikit keraguan. Apa dia sudah siap sepenuhnya untuk memberikan hati dan jiwanya kepada Raka?

Ketika mereka tiba di pantai, suasana ceria dan hangat menyambut mereka. Keisha melihat senyuman di wajah Raka, dan sejenak, semua kekhawatirannya seolah menguap. Mereka berjalan di sepanjang pantai, tertawa, dan berbagi cerita.

“Keisha, aku ingin kau tahu betapa pentingnya dirimu bagiku. Aku berjanji akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu,” Raka mengungkapkan, mengenggam tangan Keisha.

“Dan aku akan berusaha untuk mempercayaimu, Raka. Mari kita jalani semua ini bersama-sama,” Keisha menjawab, merasakan harapan baru di dalam hatinya.

1
Cesar Cesar
Jalan cerita hebat.
OsamasGhost
Ini novel asyik banget thor, keep going!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!