NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Brosur Steak

Dirga memasuki kanar adiknya yang ternyata sedang sibuk dengan laptopnya.

Dirga memperhatikan, kemudian tersenyum cukup lebar melihat apa yang sedang dikerjakan adiknya.

"Kamu buat brosur?"

"Iya, bang. Bagus, ngga?" tanya Zoya minta pendapat Dirga.

"Bagus banget. Printkan abang juga, ya. Sepuluh lembar," pinta Dirga sambil terus menatap brosur resto steak mereka yang hampir selesai. Sekitar sembilan puluh persenlah.

"Siap," kekeh Zoya.

'Kamu buat ini buat naruh di resto?"

"Iya. Juga buat teman temanku," cicit Zoya dengan tangan fokus memberi warna pada brosur di layar laptopnya.

"Teman teman?" Kening Dirga berkerut keheranan.

"Iya, Bang. Buat Cleora, Moana, Indri, dan Freya. Ini kewajiban yang ngga bisa mereka tolak setelah aku diterima jadi asistennya Nathan," jelas Zoya agak memanyunkan bibirnya.

Dirga tertawa kecil. Tangannya mengusap kepala adiknya gemas.

"Kewajiban?" selanya terkekeh pelan. Belum ngerti dengan maksud dari kata kata Zoya.

"Kan, aku diterima, bang. Jadi beban kerjaan mereka berkurang. Katanya mereka stres disuruh Nathan lembur terus buat ngerjain pekerjaan personal asistenmya Nathan yang selalu dipecat. Cleora aja ngga bisa banyak membantu, karena jabatannya di bawah Nathan," celoteh Zoya panjang lebar.

"Ooo....." Dirga mulai mengerti. Senyumnya terkembang lebar.

"Jadi kamu akan ngasih brosur ini ke mereka, sebagai staf marketing kamu," kekehnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Yes, bang. Anggap aja simbiosis mutualisme,' tawa Zoya dengan memperlihatkan gigi gigi kecil dan gingsulnya.

Keduanya pun tertawa berderai derai.

Hingga ngga lama kemudian, terdengar suara halus printer.

brosur brosur pun sudah lumaya banyak dicetak.

Dirga pun mengambil sekitar sepuluh lembar untuk dibagikan pada teman teman di tempat kerjanya.

"Ngga kurang, bang? Nih, masih banyak." Zoya memperlihatkan setumpuk kertas yang sudah dia cetak di atas mejanya.

"Cukuplah," senyum Dirga.

"Oke." Zoya menyimpan brosur brosur itu ke dalam plastik transparan. Selanjutnya menyimpanya ke dalam tas laptopnya. Misinya jelas, besoj setumpuk brosur ini harus ngga bersisa.

Dirga menatap adiknya lama. Dia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.

Tangannya kembali mengusap pelan puncak rambut adiknya.

Zoya terdongak.

"Ada apa bang?"

Mata Dirga menyorot lembut.

"Jangan takut. Jangan pernah takut dengan apapun selain yang menciptakan kita."

'Ya, bang, tapi....." Tetap aja Zoya merasa khawatir. Keceriaannya yang tadi hilang.

"Katakan saja abang sudah punya calon istri pada Feli. Teman kerja."

"Tapi bang Dirga, kan, benaran belum punya," sindir Zoya sambil manyun. Selama enam tahun ini, abangnya hanya fokus bekerja.

Bukannya ngga ada perempuan yang menyukainya. Ada beberapa. Tapi sepertinya belum ada yang menarik minat abangnya.

Mungkin abangnya belum bisa move on. Bisa juga begitu. Melihat Kak Feli kemarin yang tampak sedih saat Zoya mengacuhkannya, hati Zoya sebenarnya ikut sedih juga.

"Bilang aja begitu kalo dia nanya. Abang ngga akan membiarkan papinya membuat kita terusir lagi," tegas Dirga membuat Zoya mengangguk walau ngga yakin. Zoya tau power keluarga Kak Feli sangat besar.

"Mereka ngga bisa semena mena dengan kita lagi," sambung Dirga berusaha menguatkan hati Zoya.

Zoya kembali mengangguk. Tapi dalam hati malah tambah mengkhawatirkan abangnya.

Mereka sudah menjauh. Bang Dirga juga sudah bangkit dari keterpurukannya.

Zoya berharap agar keluarga Kak Feli ngga mengganggu keluarga mereka lagi. Sudah cukup air mata yang mereka tumpahkan dulu karena takut kehilangan abangnya.

*

*

*

"Apa ini," seru Moana ketika mereka mampir ke meja Zoya.

Indri dan Freya pun mengambil kertas brosur brosur yang ada di meja Zoya, yang tadi Zoya berikan.

"Resto steak kamu?" senyum Cleora.

"Bagus, Zoy," puji Freya saat menatap brosur brosur itu.

"Kapan nyetaknya?" tawa Moana berderai. Indri pun tertawa.

Mereka paham, Zoya pasti minta timbal balik karena sudah setuju ikut test bahkan diterima jadi personal asisten Nathan.

Sekarang pun ritme kerja mereka mulai santai. Ngga terdengar perintah perintah Nathan yang meminta mereka lembur.

Salut sama Zoya yang bisa menjinakkan Nathan.

"Iya. Bantu promoin lagi ya. Soalnya banyak pelanggan lama yang ngga tau kami buka lagi di sini," jelas Zoya ringan.

"Itu yang pengen aku tanyakan tiap ketemu kamu. Kenapa kalian pindah. Kenapa ngga pernah balas pesan dan angkat telpon?" tanya Cleora sambil melipat tangannya ke dada. Tatapnya fokus pada Zoya yang terlihat ngga nyangka akan mendapat pertanyaan itu.

Sebenarnya Cleora ngga mau jadi kepo. Tapi menghilangnya Zoya selama enam tahun, seolah ngga mau berurusan dengan mereka lagi, membuatnya selalu bertanya tanya.

Ada apa dengan Zoya?

Apa dia punya salah sama sahabatnya itu?

Karena seperti bukan Zoya saja.

Waktu dia pamit kuliah ke luar negeri bersama tiga sahabat mereka yang lain, mereka masih baik baik saja.

Moana menatap Cleora jengah. Memang ini momen pas untuk menanyakan hal itu, tapi melihat reaksi ngga nyaman Zoya, sepertinya sangat sensitif dan mereka ngga berhak tau. Mungkin untuk saat ini Zoya belum bisa cerita.

Indri dan Freya saling pandang. Memang topik ini yang ngga sabar ingin mereka tanyakan pada Zoya, setelah bertemu lagi selepas enam tahun tanpa kabar.

"Zoy, kamu berhak ngga jawab pertanyaan Cleo, kok," lerai Moana ketika melihat Zoya masih bungkam. Mataya menatap Cleora penuh pelarangan.

"Sorry. Aku hanya ingin tau, apa aku punya salah sama kamu?" Cleora mengalah, tapi tetap memberikan cuitan ngga puasnya.

"Iya, Zoy, aku juga mau tau. Kamu menghilang. Padahal telpon kamu aktif. Tapi ngga pernah diangkat atau balas pesan. Sosial media kamu ngga aktif. Kita sempat pulang hanya buat nyari kamu loh," sambung Indri ngga mempedulikan lirikan pelarangan Moana.

Mumpung ada kesempatan, dia harus bisa mendapat jawaban. Cloera sudah jelas. Moana dan Freya pasti juga penasaran walau sungkan.

"Ganti topik, woooiii," sergah Freya sambil menengahi karena melihat Zoya tetap bungkam.

Dia pun mengambil brosur brosur itu, begitu juga Moana.

"Akan aku promokan. Jangan khawatir," senyum Freya karena melihat sekelumit senyum di bibir Zoya.

"Iya, Zoy, aku juga," lanjut Moana sambil mengangkat tangannya yang berisi banyak brosur.

"Makasih," ucap Zoya pelan. Niatnya hanya untuk meminta sahabat sahabatnya menyebarkan brosur brosurnya malah membuka luka lamanya.

Padahal tadi malam Dirga-abangnya sudah berhasil sedikit banyak meredakan keresahannya, kini dia kembali merasakan ketaktenangan itu lagi.

Suasana yang cukup ngga enak dipecahkan oleh teriakan manja Agni.

"Apa ini? Wow, promo restoran steak Olive? Mau dong."

Agni yang datang bersama Nathan langsung bergabung dan mengambil selembar brosur di atas meja Zoya.

"Aku suka makan di sana. Sejak SMP malah. Kemudian steaknya tutup. Tapi syukurlah dua minggu yang lalu aku ketemu lagi. Enak loh steak di sini. Menunya banyak. Smothienya juga enak," cerocos Agni tiada henti.

Suasana yang tegang tadi sedikit demi sedikit mencair.

"Memang steaknya enak," sambung Moana yang sangat lega dengan kemuncukan Agni. Kali ini gadis itu sangat manis di matanya. Tipe tipe adik manja yang selalu membuat suasana jadi cerah.

"Kok, brosurnya bisa ada di sini? Siapa marketingnya?" tanya Agni antusias karena melihat banyaknya brosur di meja Zoya, juga di tangan teman teman kakak sepupunya-Cleora.

"Restoran steak olive punya Zoya," jelas Cleora berusaha melupakan pertanyaannya yang membuat wajah Zoya muram.

Tapi hatinya tetap saja dipenuhi rasa penasaran yang besar.

"Bener, nih, punya Kak Zoya?" seru Agni dengan mata bercahaya.

Zoya tersenyum melihatnya.

'Aku dikasih diskon, ya," serunya lagi membuat Cleora cs tergelak.

Bahkan Nathan yang sejak tadi mengamati Zoya ikut menipiskan bibirnya.

1
Luchi Chipoedanz Sihite
Luar biasa
Yenni Ajah Lah
Lumayan
Sri I
Luar biasa
Noorjamilah Sulaiman
I like it
mommy Rini
Luar biasa
Ratna Wati
alhamdulilah...qm pantas bahagia dirga setelah apa yang menimpamu dan kedua ortu audry sdh memberi lampu hijau...baik feli dan qm tdk ada tg salah....kalian sama2 korban kekejaman ayah feli
Rin Rin
modussss
Muhammad Arifin
AQ tak daftar rek...gembel AE d terima... pasti AQ d terima....🤣🤣🤣
Rin Rin
uhuuuuy....
Rin Rin
eheeem
Rin Rin
liat aja nathan...kamu yg ketar-ketir nantinya
Muhammad Arifin
Iki seng bener....👍👍
myscleoo
Luar biasa
Muhammad Arifin
kemana ..... aja AQ...baru baca ini novel...padahal uda ganti2 akun,baru ketemu skrg....
Nataliaa Putraa
ada keadilan untuk dirga
Vie viet Ks
Luar biasa
Eka Awa
nama ortu nya kayak tetanggaku
kakek Khalil dan cucu nya khanza
Lisa Natalia
udh karya mu yg k_3 thor yg ku baca,dan semua nya bagus
Rahma AR: makasih ya....
total 1 replies
Sabaku No Gaara
rasakno wkwkwkwk
Titan Tantrie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!