NovelToon NovelToon
How To Divorce My Husband

How To Divorce My Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Cerai / Fantasi Wanita
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kaka Shan

Kayena de Pexley adalah ratu termalang dalam sejarah kerajaan Robelia. Sampai akhir hayatnya, Kayena tidak mendapat sedikit pun cinta dari sang suami. Ia diperlakukan layaknya mesin pembuat anak serta simbol kerjasama antara dua belah pihak. Sedangkan Katarina adalah selir paling dicintai dalam sejarah kerajaan Robelia. Mantan pelayan Kayena yang mendapat anugrah berupa cinta tulus sang raja.

Ketika berhasil melahirkan bayi ke-4 yang kelak akan menjadi raja paling berpengaruh dalam sejarah kerajaan Robelia, Kayena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah mengetahui rencana sang suami yang akan memisahkan dia dengan sang putra. Namun, alih-alih meregang nyawa, Kayena malah terbangun pada masa baru kehilangan bayi pertama. Lima tahun sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri karena mengalami depresi.

Mendapat kesempatan kedua, mampu kah Kayena merubah nasibnya yang malang? cari tahu selengkapnya.

🚩🚩

Cerita pertama Author dengan tema reinkarnasi 🔱

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

0014. Prince sur un Cheval Blanc (Pangeran Berkuda Putih)

0014. Prince sur un Cheval Blanc (Pangeran Berkuda Putih)

Satu hari telah terlewati pasca pesta tahunan istana selesai diselenggarakan. Memasuki musim semi, bersamaan dengan menghangatnya suhu udara serta mekarnya bunga-bunga dengan aneka warna, semakin membuat ibu kota Robelia mempesona akan keelokannya. Pagi itu dalam rangka menikmati keindahan ibu kota, Kayena memutuskan untuk pergi ke luar istana bersama Kima serta dua orang pengawal. Mereka tentu saja keluar dengan mode penyamaran.

Salah satu tujuan utama Kayena keluar dari tembok istana adalah berkunjung ke Assogaté—toko pakaian milik Killian. Tailor pribadinya itu tidak bisa datang ke istana untuk menunjukkan rancangan gaun baru. Jadi, Kayena memutuskan untuk pergi sendiri ke Assogaté. Ia juga ingin mengucapkan terima kasih secara langsung pada Killian yang telah membuatkan pakaian terbaik untuknya.

“Jadi ini toko pakaian milik mu?”

“Benar, Yang Mulia Ratu.”

Kedatangan Kayena yang tiba-tiba tentu saja mengejutkan Killian. Ia sampai-sampai menutup tokonya setengah hari, agar ratu Robelia itu merasa nyaman ketika berada di tokonya yang tak seberapa besar.

“Berapa ribu piéces d’or yang kau keluarkan untuk membeli tempat ini?” ditebarkan pandangan pada setiap penjuru ruangan yang tidak sampai menyamai luas kamarnya di istana Ratu.

“Hanya dua kantong Piéces d’argent,” jawab Killian yang baru saja menuangkan green tea untuk sang ratu. Ia juga telah menyajikan beberapa keeping chocolate chip cookies, makanan yang biasa sangat istimewa bagi rakyat jelata. Entah bagaimana sang ratu akan bereaksi ketika menikmati cookies yang tercipta tanpa sengaja dari adonan gagal tersebut.

“Aku akan memberikan bangunan seharga dua kantong piéces d’or untuk kamu membangun usaha. Namun, aku ingin kepemilikan atas tempat itu.”

Killian tampak menautkan kening mendengarnya. “Maksud Yang Mulia Ratu?”

“Pindah lah ke tempat yang lebih besar untuk membuka usaha pakaian. Aku akan memberikan beberapa kantong piéces d’or sebagai modal.”

“Saya rasa … itu terlalu rumit bagi saya yang biasa melakukan bisnis mandiri.”

“Kamu punya potensi untuk menjadi seorang saudagar kaya raya, Killian,” kata Kayena pasca menyesap green tea miliknya. “Bekerja samalah dengan ku. Aku akan membuat kontrak kerja, dan di dalam kontrak kerja itu kau tidak akan dirugikan sama sekali.”

Bisnis sandang tidak akan ada matinya. Apalagi Killian adalah tailor berbakat yang namanya akan terkenal beberapa tahun ke depan. Pada kehidupan sebelumnya, Kayena sempat mendapat laporan mengenai cabang-cabang Assogaté yang menjamur di penjuru negeri. Semua itu terjadi bukan tanpa alasan, melainkan karena orang-orang memang menyukai hasil jahitan tangan killian.

Suatu hari nanti Kayena akan bercerai dengan Kaizen. Sebelum perceraian itu terjadi, ia harus memiliki penghasilan mandiri. Selama ini ia memang tidak pernah kekurangan apapun dari segi matari, karena tunjangan yang diberikan untuk posisi ratu negeri ini tidak lah sedikit. Namun, kembali lagi pada andai-andai jika ia telah resmi bercerai, semua fasilitas yang telah ia dapatkan pasti akan dicabut. Kayena ingin menjadi wanita mandiri yang tidak menyusahkan keluarga sendiri ketika ia resmi bercerai.

“Ada apa di depan sana?” tanya Kayena ketika melihat rakyat berbondong-bondong menuju satu lokasi.

“Di depan sedang ada festival, Yang Mulia,” jawab Kima. Ia mendapatkan informasi tersebut dari salah satu prajurit yang baru saja memeriksa.

“La fete folklorique de la capitale,” ucap Kayena. Ia yakin jika festival yang tengah digelar di depan sana adalah festival rakyat ibu kota.

Festival tersebut biasa digelar untuk menyambut musim semi. Para seniman akan turun ke jalanan, mereka kemudian melakukan pertunjukkan sesuai tema yang diusung setiap musim, bisa mengangkat isu politik atau sindiran terhadap bangsawan dan keluarga kerajaan. Ada pula parade perahu, konser, serta pertunjukkan lightning di malam hari. Biasanya seluruh ibu kota akan dihiasi oleh bunga-bunga, lilin, serta lampion yang akan diterbangkan pada malam hari.

Dulu, pada kehidupan pertama lebih tepatnya, Kayena pernah beberapa kali keluar dari istana demi mengunjungi ibu kota. Kayena suka berada di antara rakyat yang berbaur dengan ceria di sebuah festival sederhana. Karena keinginan tersebut, ia kerap keluar untuk menyaksikannya secara langsung. Menikmati euphoria festival seorang diri. Namun, kebiasaan itu berhenti semenjak ia kehilangan putra-putranya. Kayena benci pesta, festival, atau perayaan lainnya. Ia lebih suka bekerja, berdo’a, serta meratapi nasib.

“Yang Mulia Ratu, ini sudah waktunya kembali ke istana,” bujuk Kima ketika Kayena masih belum menunjukkan tanda-tanda ingin pulang.

Wanita cantik yang menggunakan jubah maroon guna menutupi kepala serta sebagian wajahnya itu tampak asik menikmati pertunjukkan menari. Orang-orang yang ada di sana juga larut dalam irama musik yang dimainkan oleh sekelompok seniman jalanan. Tak sedikit dari mereka yang ikut berbaur, menari dengan para penari. Kondisi jalanan utama semakin dipadati ketika hari semakin gelap.

Ketika tengah larut dalam euphoria festival rakyat, tubuh Kayena tiba-tiba disenggol dari belakang oleh seorang pria paruh baya bertubuh tambun.

“Yang Mulia, Anda tidak apa-apa?” bisik Kima ketika meneliti tubuh ratunya dari atas sampai bawah.

“Aku baik-baik saja,” jawab Kayena seraya menepuk-nepuk bagian bawah gaun sederhana yang ia gunakan. Ia hampir terhuyung ke belakang jika tidak berpegangan pada sebuah tiang.

“Ah, lihat wanita cantik ini. Dia … pasti seorang Senora.”

Baik Kima maupun Kayena kompak menatap ke arah pria paruh baya bertubuh tambun tadi. Wajah pria itu tampak merah dengan aroma alkohol yang tercium menyengat dari mulutnya.

“Pria ini mabuk, Yang Mulia,” lirih Kima yang pasang badan di depan Kayena. Kebetulan posisi dua penjaga yang mengawal mereka berada cukup jauh di belakang. Mungkin mereka terpisah ketika berada di tengah keramaian.

“Senora … Anda cantik sekali.”

“Penyamaran kita bisa terbongkar jika pria ini terus memanggil Anda Senora,” imbuh Kima.

Kayena juga tahu. Jika ia terus-menerus dipanggil Senora yang notabene panggilan untuk seorang nyonya atau wanita yang sudah menikah, pasti akan menarik perhatian orang-orang di sekitar. Bisa terbongkar penyamarannya. Mengingat jarang ada rakyat biasa yang dipanggil Senora di ibu kota. Walaupun menggunakan penutup wajah yang terbuat dari kain tipis, benda itu tak bisa sepenuhnya menutupi kecantikan wajah Kayena.

“Yang Mulia, awas!”

Kayena kembali mendapatkan kesadaran ketika Kima berseru dengan suara cukup keras. Pria mabuk tadi bergerak agresif, hendak mendekati Kayena. Kima telah mencoba menghalaunya dengan cara membawa mereka berlari, menjauh dari keramaian festival. Orang-orang seakan larut dalam lautan euphoria, sampai-sampai tidak ada yang menyadari.

“Mau pergi kemana, Senora cantik?” pria tambun itu berhasil menyusul, walaupun dengan langkah gontai.

Sekarang Kayena dan Kima terjebak di labirin perumahan rakyat yang terbilang sepi, karena lokasinya sudah agak jauh dari jalanan utama.

“Tetap di belakang saya, Yang Mulia.”

Dikarenakan dua penjaga telah terpisah dari mereka, Kima merasa harus melindungi ratunya sebagai abdi yang setia. Kayena tentu saja tidak mau terjadi apa-apa pada pelayan pribadinya itu. Ia pun mengambil benda alakadarnya yang ia temukan sebagai senjata. Pria tambun tadi bisa dengan mudah mencelakai Kima yang tidak punya kemampuan apa-apa. Sedikit banyak, Kayena belajar beladiri dasar dari ayah serta saudara-saudaranya.

“Kima,” panggil Kayena shock ketika melihat pelayan pribadinya jatuh tersungkur.

“Senora, suara Anda begitu indah,” racau pria tambun tadi ketika berjalan ke arah Kayena yang membekali diri dengan sebuah tongkat besi yang ia temukan di sembarang tempat.

“Berani sekali kau bersikap kasar terhadap wanita,” hardik Kayena. Ia terlampau marah melihat kondisi Kima. Padahal ia tahu jika sia-sia saja bicara dengan seseorang yang berada di bawah pengaruh minuman beralkohol. Minuman yang berbahaya bagi kesehatan itu bisa dengan mudah membuat manusia lepas kendali.

“Saya tidak akan bersikap kasar jika Senora mau menemani saya minum arak,” kata pria tambun itu dengan air liur yang menetes ketika menatap Kayena. “Ayo, temani saya.”

“Berani kau menyentuh tubuh ku, akan ku pastikan jika esok tidak akan ada lagi hari untuk mu.”

“Saya tidak keberatan jika Senora mau menemani saya minum arak.”

Kayena sudah bersiaga ketika pria tambun itu kian mendekat. Namun, suara ringkikan kuda tiba-tiba menarik perhatiannya. Tak lama, dari arah berlawanan ia melihat seekor kuda berwarna putih dengan seorang pria berpakaian serba hitam menaikinya. Kuda berwarna putih itu berlari dengan kencang menuju ke arah mereka, bahkan seperti tidak berniat untuk melakukan pemberhentian hingga akhir.

Laju kuda putih yang tampak cantik dan gagah dalam waktu bersamaan itu berhenti tepat di belakang pria tambun yang tengah menganggu Kayena.

“Anda baik-baik saja?”

Pertanyaan itu ditujukan pada Kayena. Kenapa Kayena sangat percaya diri? Karena manik hitam milik pria yang menaiki kuda putih itu hanya tertuju padanya.

“A-ku baik-baik saja,” jawab Kayena dengan suara kecil. “Apa itu kamu …” lanjutnya dengan jeda di akhir kalimat. Suaranya terdengar ragu. “… Pangeran Kaezar?”

Pria berpakaian serba hitam dengan penutup wajah itu tak langsung menjawab. Ia lebih dulu melayangkan satu pukulan pada bagian belakang leher pria mabuk tadi, sehingga dalam hitungan detik pria itu jatuh tak sadarkan diri. Setelah memastikan pria mabuk itu kehilangan kesadaran, pria yang menggunakan pakaian serba hitam itu melepaskan penutup wajahnya seraya mengikis jarak di antara mereka.

“Bagaimana bisa Anda berada di tempat ini, Yang Mulia Ratu?”

Kayena terhenyak ketika dugaannya tak meleset sama sekali. Pria berkuda putih bak meloncat dari lukisan itu adalah Pangeran Kaezar. Archduke of Sésilia yang tampak menampilkan wajah risau penuh tanda tanya.

“Saya … baru kembali dari suatu tempat,” tutur Kayena. “Terima kasih karena telah menolong saya, Pangeran,” lanjutnya seraya menatap ke arah samping. Kemudian ia sadar jika pelayan pribadinya—Kima—tak sadarkan diri akibat ulah pria mabuk tadi.

Ketika hendak menghampiri Kima, tangan kanannya dicekal oleh tangan kekar milik Kaezar. Erat, namun tidak sampai menimbulkan rasa sakit. “Pangeran, tolong lepaskan tangan saya. Pelayan saya membutuhkan bantuan.”

“Biarkan dia kembali dengan para pengawal,” kata pria rupawan itu. Tepat setelah itu, dua orang prajurit yang tadinya mengawal Kayena datang dengan napas tersengal-sengal. Mereka juga langsung meminta maaf pada Kayena karena telah lalai menjalankan tugas untuk menjaga ratu Robelia.

“Bawa pelayan itu kembali ke istana,” titah Kaezar. Tangannya masih tak mau melepaskan Kayena. “Yang Mulia Ratu akan kembali bersama saya,” lanjutnya dengan tatapan tertuju pada Kayena.

“Saya bisa kembali dengan pelayan serta pengawal saya,” tolak Kayena dengan halus.

Namun, Kaezar seolah tak menerima penolakan. Ia dengan mudah membawa Kayena meniki punggung kuda putih yang gagah miliknya.

“Pangeran, turunkan saya!” seru Kayena, kaget karena tiba-tiba tubuhnya dengan mudah berpindah. Belum sempat protes lebih lanjut, Kaizen sudah lebih dahulu mengambil posisi di belakang tubuhnya. Menarik pelana kuda yang mereka naiki, sehingga Kayena refleks mencari pegangan. Ia tidak mau jatuh dan mempermalukan dirinya sendiri.

“Berpegangan, Yang Mulia Ratu. Kita akan segera kembali ke istana.”

Kayena tak menjawab. Namun, ia tetap melakukan perintah tersebut. Ini adalah pengalaman pertamanya menaiki kuda bersama seorang pria, selain bersama ayah, serta saudaranya. Bahkan bersama Kaizen pun ia tak pernah merasakan momen seperti ini.

Sepanjang jalan menuju istana, terbesit pertanyaan di kepala Kayena. Kenapa Kaezar tidak ada takut-takutnya sama sekali? Setelah ini pasti akan muncul rumor mengenai mereka berdua. Jujur, Kayena tidak merasa keberatan mengenai rumor tersebut, karena itu bisa membantunya lepas dari Kaizen. Namun, bagaimana dengan Kaezar? Apa dia tidak masalah dirumorkan yang tidak-tidak dengan istri kakak tirinya sendiri?

“Bukan kah itu Pangeran Kaezar?” seorang pelayan yang baru saja kembali dari luar istana tampak bertanya pada rekannya.

“Benar. Kuda putih itu milik Pangeran Kaezar. Di Robelia hanya Pangeran Kaezar yang memiliki kuda putih seperti itu.”

“Lalu siapa yang bersama Pangeran?” bingung pelayan itu. Meraka memang keluar-masuk lewat pintu belakang istana. Pintu yang baru saja dilewati oleh sosok yang mereka duga sebagai pangeran Kaezar.

“Kamu tidak melihat bagian tungkai kakinya? Di Robelia, siapa yang memiliki kulit seputih porselen?”

“Tentu saja Yang Mulia Ratu!” jawab lawan bicaranya. Siapa yang tidak kenal wanita dengan kulit seputih porselen di Robelia? Wanita cantik itu bahkan menggemparkan Robelia ketika hari pernikahannya dengan sang raja. Ia tampil begitu cantik, bak bidadari yang tersesat di bumi.

Pelayan itu kemudian menutup mulut ketika sadar maksud dari pertanyaan yang dilontarkan oleh kawannya. “Yang Mulia Selir harus tahu apa yang baru saja kita lihat.”

💰👑👠

Semoga suka. sampai jumpa di part berikutnya. Jangan lupa like, vote, komentar, follow Author Kaka Shan 🤗

Tanggerang 24-03-23

1
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
selesai masa hibernasi si Kaizen.. syukurnya dia bisa berfikir bujak setelah bangun dr hibernasinya
Sandisalbiah
jika Killian ada di Astoria.. lalu siapa yg jd kembaran Katerina sekarang..?? 🤔🤔🤔🤔
jgn bilang kslsu itu Kael
Sandisalbiah
lha.. tantrum si Kaizen.. lgaian terserah Kayena mau nika ama siapa juga.. krn setatus kalian kan cuma mantan.... lagian jd org kok songong.. cinta katanya tp menyakiti setiap hari sampai bertahun², giliran di tinggal malah keter jenggot.. situ waras yg mulia..???
Sandisalbiah
kau pastinya syok katarina.. mendengar fakta akan perasaan juga perlakuan Kaizen juga artinya dirimu bagi sang Raja.. dan dulu kau juga pernah melakukan ini pd Kayena hingga dia memutuskan buat bunuh diri krn rasa sakit itu
Sandisalbiah
akhirnya..
Sandisalbiah
dia ibu dari khaterina..
Sandisalbiah
ini raja dan selir otaknya pd kemana ya..??
Sandisalbiah
,Khayansar sangat cerdas... dia bisa langsung menebak
Sandisalbiah
jleb.. dalem banget itu ucapan tp bener dan tepat sasaran.. katerina hanya pemuas yg bermimpi jd nyonya...
Sandisalbiah
kurang banyak kah bukti utk kebodohan mu, Kaizen.. kau lebih memilih melepas ratu berhargamu walau terpaksa dan tetap mempertahankan ular berbisa di sisimu.. wow.. luar biasa
Sandisalbiah
berusaha menggenggam pasir maka yg tersisa kekosobgan, begitulah niat Kaizen pd Kayena.. sekarang Kayena sudah terlepas.. permata berharga itu telah hilang dan menyusahkan serpihan kaca tajam disisimu.. berhati²lah Kaizen.. seindah apapun kilaiannya, serpihan kaca tetaplah serpihan yg bisa meluaki jarimu.. itulah Katerina
Sandisalbiah
makan lah hasil kerja kerasmu Kaizen.. krn kau terjebak oleh org yg kau sebut pionmu itu bodohhh....
Sandisalbiah
mereka berdua emang cocok.. pasangan penghancuran.. maka setelah Kayena leoas.. hancurlah hidupmu Kaizen
Sandisalbiah
skak mattt... mampus lu kaizen... kehilangan seluru pilar penyangga kerajaanmu demi jalang penghangat ranjangmu... raja bodoh...
Sandisalbiah
setelah sekian bab, akhirnya di bab ini ada angin segar untuk Kaneya. semoga Kaizen gak bisa mengekak lagi
Sandisalbiah
bisa gak kalau Katerina dan kaizen nya di bungkus dan tenggelamin di laut mati aja...
Sandisalbiah
di air keras aja itu senjata raja biar gak bergerak
Sandisalbiah
hadeh... boleh gak si kalau rajanya di mutilasi aja.. di rajang tipis² terus kasi makan ke guguk itu dangingnya
Sandisalbiah
raja licik.. dan selirnya bego dgn terjebak dlm niat buruknya sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!