Selingkuh Dengan Ayah Mertua

"Tapi aku harus memanggil apa pah...?" tanya Tania setelah dia masuk ke dalam mobil

"Terserah kamu mau memanggil ku dengan panggilan apa, asal jangan papah...!" tekan Haris

Setelah mengatakan itu dia pun segera menjalankan mobilnya dan Tania lebih memilih untuk diam saja dari pada nanti dia yang akan menerima akibatnya jika terus membantah, tetapi di dalam hati dia terus mengumpat kepada lelaki yang kini sedang duduk di sampingnya itu.

Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai juga di depan sebuah gedung yang cukup mewah, Tania tahu pasti tempat ini bukanlah untuk orang sembarangan karena harganya yang sangat fantastis di tambah lingkungannya yang memang strategis.

Haris segera memarkirkan mobil miliknya, setelah itu dia pun membantu Tania membawa koper miliknya sampai ke lantai dua puluh lima.

"Kamu tidak apa-apa kan jika tinggal disini sendiri, kamu berani kan...?" tanya Haris ketika mereka baru saja sampai di lantai dua puluh lima.

"Iya pah aku berani ko, lagi pula dulu juga aku tinggal sendiri jadi tidak masalah jika sekarang aku kembali tinggal seorang diri" sahut Tania sambil tersenyum

Haris pun menekan setiap angka dan tidak lama pintu pun terbuka.

"Jangan lupa sandinya tanggal ulang tahun kamu ok.." ucap Haris setelah mereka sudah berada di dalam.

"Dari mana papah tahu tanggal lahir ku..?" tanya Tania heran.

"Apa yang aku tidak tahu tentang kamu, bahkan dari hal terkecil sampai yang besar sekalipun aku tahu.. Aku juga bahkan tahu berapa ukuran sepatu mu, bra dan ukuran CD mu pun aku tahu" ucap Haris tanpa tahu malu bahkan kini dia sudah tertawa geli dengan ucapannya sendiri.

"Apa...!!" ucap Tania yang langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan dia pun segera pergi dari hadapan Haris.

Tania langsung duduk di sofa yang ada di dekat situ, dia benar-benar malu dengan ucapan Haris barusan, bagaimana mungkin Haris bisa bicara begitu pada menantunya sendiri.

"Aku sudah meletakan koper mu di dalam kamar dan sekarang aku mau pergi ke kantor, kalau kamu butuh apa-apa atau kamu mau makan pesan saja dan pakai ini untuk membayarnya" ucap Haris sambil menyerahkan sebuah kartu ke tangan Tania.

"Iya pah..." ucap Tania sambil mengambil kartu yang di berikan Haris

"Tania....!!" bentak Haris tiba-tiba

"Apalagi pah...?? Kenapa papah senang sekali marah-marah dan membentak ku, papah dan mas Andra tidak ada bedanya jika begitu...!!" kesal Tania yang kesal dengan ayah dan anak itu, entah kenapa mereka berdua suka sekali membentak dan memarahinya.

Setelah mengatakan itu tiba-tiba Haris menarik tangan Tania dengan kasar, sehingga wanita itu terbangun dan langsung menabrak dada Haris dengan agak keras. Haris langsung memeluk tubuh Tania dengan sangat erat bahkan kini wajah Haris pun sudah memerah karena menahan amarah.

"Kamu harus tahu, aku tidak sama dengan Andra yang suka menjelajah wanita, aku juga tidak suka berganti-ganti wanita.. Kamu paham sekarang...??" bisik Haris sambil tersenyum licik

"Iya pah, maaf.." ucap Tania takut

Dia benar-benar harus berpikir ulang jika ingin membuat Haris marah, jangan sampai suatu hari nanti dia membuat lelaki yang kini masih mendekapnya ini marah besar terhadap dirinya.

"Pintar.. Kamu baik-baik disini, ingat jangan nakal. Soal perceraian, kamu tidak perlu khawatir aku akan mengurusnya sampai selesai paling dalam dua bulan akta cerai sudah ada di tangan kamu" ucap Haris yang di akhiri dengan sebuah ciuman di bibir Tania.

Haris juga tidak tahu kenapa dia sangat menyukai bibir wanita ini, bibir Tania terasa sangat manis dan memabukkan membuatnya lupa diri. Setelah cukup lama menikmati bibir Tania, Haris pun segera menarik diri dia tidak ingin nanti malah tidak bisa menahan dirinya untuk saat ini dia harus bersabar sampai wanita ini selesai masa Iddah.

"Iya.." ucap Tania dengan wajah merahnya karena merasa malu dengan Haris.

"Ingat mulai sekarang kamu harus pikirkan panggilan untuk ku, jangan sampai nanti kmu membuat aku emosi lagi.. Kalau sampai itu terjadi aku akan menghukum mu lebih berat lagi.." ucap Haris di akhiri sebuah kecupan hangat di kening Tania

"Satu lagi, kalau ada apa-apa segera hubungi aku.. Aku berangkat ya kamu hati-hati disini" tambah Haris sambil melepaskan pelukannya

"iya.."

Setelah kepergian Haris, Tania segera masuk ke dalam kamar hari ini dia merasa sangat lelah. Dia pun berjalan ke arah tempat tidur dan duduk di pinggiran nya, selama ini tidak pernah terlintas dalam benaknya kalau dia akan menjadi seorang janda di usianya yang masih muda ini tapi ternyata kenyataannya sangat jauh berbeda.

Mungkin ini juga sudah menjadi takdirnya, untuk saat ini dia hanya bisa menjalaninya saja seperti air mengalir. Tiba-tiba dia juga memikirkan kelakuan Haris yang memintanya mengubah panggilan dirinya terhadap pria itu, usia yang terpaut cukup jauh apa mungkin akan berhasil jika mereka menjalaninya.

Sedangkan hidup bersama Andra yang usianya tidak terlalu jauh saja dia harus mengalami kegagalan apalagi dengan Haris yang memang sangat jauh, apa semuanya akan berjalan lancar.

Entah panggilan seperti apa yang harus dia sematkan kepada pria itu, dia sudah terbiasa memangil Haris dengan panggilan papah lalu sekarang pria itu memintanya untuk mengubah panggilan untuknya.

Kepala Tania tiba-tiba saja berdenyut memikirkan ini semua, dia pun mulai merebahkan tubuhnya. Saat ini yang dia butuhkan adalah beristirahat agar pikirannya kembali segar di saat bangun nanti.

Sesampainya di kantor Andra langsung mendatangi Rina, wanita yang sudah memberikan kenikmatan tiada tara kepada dirinya semalam bahkan bukan hanya sekali tetapi berulang kali karena memang Andra belum merasa puas menikmati wanita itu.

"Rin, apa kamu sengaja menjebak aku dengan cara mengirimkan video kita berdua semalam kepada Tania.. Apa kamu sengaja melakukan hal itu...??" ucap Andra kesal

"Kamu ini bicara apa sih mas, aku sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan kamu ini.." ucap Rina berpura-pura tidak tahu apa-apa.

"Tapi bagaimana mungkin video itu bisa sampai begitu saja kepada istri ku kalau kamu tidak mengirimnya dan kamu tahu saat ini dia sudah menuntut cerai kepadaku" ucap Andra frustasi.

Walaupun dia tidak mencintai Tania sedikitpun tetapi hanya Tania wanita yang selama ini tidak banyak menuntut kepada dirinya, dia juga penurut dan tidak banyak tingkah, jadi mana mungkin dia rela kehilangan wanita seperti itu.

"Ya mana aku tahu mas, kamu pikir aku ini kurang kerjaan sampai-sampai membuat video tentang aktivitas panas kita semalam.. Lagi pula mana aku punya nomer istri kamu itu..." ucap Rina ketus

Dia berusaha untuk menutupi perbuatannya agar semua rencananya tidak hancur berantakan, kalau sampai itu terjadi bisa-bisa dia akan kehilangan bonus yang akan Haris berikan kepadanya.

"Lalu bagaimana bisa Tania memiliki video itu, ingat Rina jangan sampai kamu membohongi ku jika itu sampai terjadi kamu akan terima akibatnya...!!" ancam Andra