NovelToon NovelToon
The Power Of Mbak Jamu

The Power Of Mbak Jamu

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Buna Seta

Tidak pernah terbersit di pikiran Mia, bahwa Slamet yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun akan menikah lagi. Daripada hidup dimadu, Mia memilih untuk bercerai.

"Lalu bagaimana kehidupan Mia setelah menjadi janda? Apakah akan ada pria lain yang mampu menyembuhkan luka hati Mia? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Power Of Mbak Jamu. Bab 1

"Aku tarik napas dan pejamkan mata, mencoba untuk menenangkan emosi di dadaku yang kian memanas. Berkali-kali aku mencari solusi untuk mempertahankan rumah tanggaku yang sudah di ujung tanduk. Berulang kali pula aku introspeksi diri, begitu burukkah aku sebagai istri? Pada akhirnya terjawab. Aku dicap sebagai istri mandul. Aku sadari kekuranganku itu, tetapi jika berbagi suami dengan wanita lain sebagai pilihan, aku lebih baik hidup sendiri"

...~Sumiati Dewi Asih~...

Seorang wanita muda dan cantik tengah menggoes sepeda ketika baru pulang dari pasar. Sesekali memegang stang dengan satu tangan, lantaran satu tangan lagi menyeka keringat. Wajar saja, wanita itu belum istirahat sejak pagi.

Dia adalah Sumiati Dewi Asih, yang biasa dipanggil Mia. Nama yang sederhana itu pemberian almarhum kedua orang tuanya. Mia berusia 25 tahun dan sudah lima tahun menikah, tetapi belum dikarunia anak.

Tiba di salah satu rumah sederhana, yang dia huni hanya berdua dengan sang suami. Dia parkir sepeda tersebut di sudut latar, kemudian mengangkat rinjing yang berisi sayuran dan bahan-bahan kue.

"Sepi amat, Mas Slamet bukannya sedang di rumah," batin Sumiati ketika mengucap salam tidak ada yang menjawab, dia mendorong pintu yang tidak dikunci.

Mia menoleh lagi ke belakang merasa ada yang janggal, kemudian keluar lagi. "Sandal siapa ini?" Tanyanya dalam hati. Mia angkat sandal tersebut lalu meneliti. Sandal wanita hak pendek berwarna hitam berada di pinggir teras.

"Mungkin sandal Mas Slamet ketukar," Monolognnya.

Dia jatuhkan kembali sandal di tanah, tidak mau berpikir buruk. Kemudian melanjutkan tujuannya ke dapur, meletakkan sayuran di atas meja. Sebelum memasak hendak salin baju lebih dahulu. Baju yang paling nyaman yang tak lain adalah daster.

Gerah terasa, sambil mengipas-ngipas leher dengan telapak tangan Mia bergerak ke kamar. Tangan yang sudah dia angkat hendak membuka pintu, diturunkan kembali, karena telinganya menangkap suara berisik di dalam sana.

"Ahh... ahh... ahh..."

Suara desah dari dalam kamar yang biasa dia gunakan untuk tidur berdua dengan Slamet, kini digantikan oleh wanita lain. "Siapa wanita itu?" Tanya Mia dalam hati.

Mia tempelkan telinga ke daun pintu untuk mendengarkan lebih serius.

"Ahh... Mas..."

"Heemm... kamu nikmat sekali sayang..."

Jedeeerrr...

Bak petir di tengah teriknya matahari, suara dua orang di dalam sana membuat dada Mia sesak. Walaupun tidak melihat langsung tentu dia tahu apa yang mereka lakukan. Mia yang bersandar di daun pintu tidak kuat lagi mendengar rintihan nikmat dari dalam.

Mia tutup telinga dengan dua telapak tangan, lalu duduk selonjor. Badan dan kepala bersandar di daun pintu.

Tetes demi tetes air mata Mia jatuh ke pipi, hingga mengalir deras. Namun, Mia menahan isak agar jangan sampai pecah. Selama ini Sumiati hampir tidak pernah menangis karena dia wanita yang kuat menghadapi setiap masalah yang datang.

Tetapi jika sudah menyangkut perselingkuhan apa lagi suami sendiri. Wanita mana yang tidak akan hancur. "Aku tidak boleh lemah" Mia bersihkan air mata lalu berdiri dengan cepat.

Dia cengkram gagang pintu sekuat tenaga, tetapi tidak terbuka karena dikunci dari dalam. Terpaksa ambil ancang-ancang kaki kecil tetapi kuat itu menjejak pintu.

Brak! Brak! Braaakkk...

Mia mendobrak pintu hingga engsel pun lepas, kemudian ambruk. Sumiati berdiri di tengah-tengah daun pintu. Tatapan matanya nanar ke arah dua orang di dalam sana yang tanpa busana dan hanya menggunakan selimut untuk menutup tubuh mereka bagian depan.

"Mia..." Ucap Slamet dengan suara bergetar.

"Siapa wanita itu Mas?!" Sinis Sumiati menatap nyalang wanita yang lehernya penuh dengan batik sungguh Mia merasa jijik melihatnya.

"Dia..." Slamet menoleh wanita di sampingnya.

"Aku tidak menyangka Mas, selama ini aku kira kamu benar-benar tulus mencintai aku, tetapi omong kosong. Aku kira kamu pria baik yang aku punya, tetapi hanya sampah. Sampah paling busuk yang pernah aku kenal" Pungkas Mia, lalu keluar dari kamar.

**********

Seharian itu Mia melupakan pekerjaanya memasak, bersisih-bersih rumah dan juga membuat dagangan. Sayuran yang tadi pagi dia beli pun dia biarkan layu.

Mia hanya merenung di kamar terpisah, mengingat perjalanan rumah tangganya dengan Slamet selama lima tahun, nampak rukun dan baik-baik saja. Tentu tidak percaya jika Slamet tega berselingkuh dengan wanita lain.

Walaupun Mia seringkali dihina oleh mertua lantaran belum bisa memberikan seorang cucu, Slamet yang selalu membela. Sungguh tidak menyangka bahwa Slamet selama ini hanya pura-pura baik dengan dirinya.

"Mia..." Suara berat tiba-tiba sudah berada di dekatnya.

Tidak ada sahutan maupun pergerakan dari Mia, selain duduk memeluk lutut dengan tatapan mata kosong ke arah tembok batako yang belum di poles dengan semen.

"Wanita tadi itu Ranti, dia sebenarnya istri keduaku" Slamet berkata santai.

"Apa?! Jadi selama ini kamu menduakan aku Mas? Kamu jahat!" spontan saja Mia bangkit berdiri tamparan keras melesat ke pipi Slamet. Slamet tidak melawan hanya memegang pipinya.

Pantas saja Slamet sering keluar malam dengan alasan nongkrong dengan teman-teman ternyata ini yang dilakukan suaminya.

"Maafkan aku Mia. Jujur, cintaku padamu tidak pernah berubah, tetapi aku tidak bisa menolak permintaan ibu," Slamet mengatakan jika Ranti itu wanita pilihan ibunya karena ingin mempunyai cucu yang tidak segera diberikan oleh Mia.

"Bagi aku kata cinta itu sudah basi Mas, lebih baik kita cerai," jawab Mia sudah tidak mau kompromi.

"Mia... jangan katakan itu, aku tidak kuat," Slamet mendekati Mia yang membelakangi dirinya. Dia peluk tubuh istrinya dari belakang. Tanpa Slamet duga Mia menyikut perutnya dengan kekuatan penuh, hingga Slamet jatuh terjengkang di lantai.

"Hahaha... apa kamu bilang Mas! Tidak kuat kehilangan aku? Hahaha..." Mia tertawa di buat-buat. Mia menduga yang diucapkan Slamet hanya omong kosong. Padahal selama ini Slamet tahu jika Mia menentang keras yang namanya poligami. Seharusnya jika Slamet takut kehilangan dirinya tidak akan berani main api di belakangnya.

"Setelah kamu berani tidur dengan wanita lain di kamar kita kamu sudah kehilangan aku, Mas. Camkan itu,"

"Satu lagi, jangan pernah sentuh lagi tubuhku, karena aku sudah jijik," Mia pun meninggalkan Slamet masuk ke kamar yang pintunya sudah dia rusak. Bukannya mau apa-apa hanya ingin ambil pakaian.

Di samping tempat tidur, Mia berhenti sebentar. Menatap wanita yang masih pulas menutup tubuhnya dengan selimut. Mungkin saja wanita itu kelelahan melayani Slamet.

Mau tidak menangis, Mia hanyalah seorang wanita. Kamar yang selama bertahun-tahun menjadi saksi bisu bagaimana dia dengan Slamet telah memadu kasih, tetapi kini sudah digantikan oleh wanita lain.

Mia segera mengusap air matanya tidak mau berlama-lama di kamar sial itu. Segera ambil tas besar hendak memasukkan bajunya. Namun, betapa terkejutnya Mia, ketika membuka lemari pakaian miliknya sudah tidak ada dan diganti dengan pakaian milik orang lain.

"Aagghh... bangun?! Kamu kemanakan baju saya?!" Teriak Mia langsung saja mengamuk. Harga dirinya merasa diinjak-injak, segitu tidak berharganya dirinya sampai baju dalam lemari yang dia beli sendiri pun di keluarkan tanpa ijin. Dia lempar-lempar keluar baju milik Ranti ke tempat tidur, ke lantai, bahkan ada yang Mia injak-injak.

"Hentikan!" Ketus Ranti. Wanita yang hanya mengenakan baju dalam dan belum sempat mandi itu pun turun dari tempat tidur.

"Apa?! Berani melawan saya?!" Tantang Mia. Dia menekuk dua lutut dengan kedua tangan mengepal siap meninju wajah wanita yang berani mengambil suaminya.

...~Bersambung~...

1
Shaa Erahh
Luar biasa
Elis Hopapa
Kecewa
Elis Hopapa
Buruk
Martha Amelia Susanti
Luar biasa
Martha Amelia Susanti
Lumayan
Ledy Gumay
Luar biasa
Kini Wati
aku bosan jg dengan novel ini terlalu lebay apalagi mcnya bukanya nayak dulu siapa yg mengetuk pintu biasanya kn hotel Ndak perlu diketuk kalo SM penyewa kan bisa langsung masuk pake kartu,ini udah tau diketuk masih dibuka bener,,bodoh
Kini Wati
kok udah mandi masih pake konde gimana mandinya apa Ndak berat aneh,,aja
Kini Wati
dasar pamno bodoh masak anak buah mu cuma satu orang,kn bisa menyuruh mereka memperhatikan Mia,kalo Mia jalan kemana kn bisa diikuti secara diam,,,
Kini Wati
pano katanya orang kaya tp tidak bisa melindungi calon istrinya,Ndak masuk akal,kenapa udah sering calon istrinya di culik dikeroyok orang tp masih dibiarkan saja bodoh amat j di orang😏😏
Ketut Darmiasih
Bagus ceritanya. Strong woman/Drool/
Dyah Ika
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak ... suka banget cerita wanita kuat kayak gini
Kini Wati
aku heran SM novel ini mcnya kenapa tidak dia laporkan kepolisi seperti sepupu selamet itu,kenapa mesti lari dia kan bisa memakai telpon kalo ada orang jahat yg ingin membunuhnya
Zain malik
Luar biasa gini nh cerita ny bagus apik tenaan, numpang baca y authors
Wen Afriwelti
Biasa
Yati Pujiati
jbbmyhhjjjjbh onhhbnj
Nopie Kent
Luar biasa
Indah Inayati
semangat
Milad Khusnul
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!