3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Daffa menuruni tangga menuju ruang makan, tentunya dengan Sekar yang berada dalam gendongannya. Ia mendudukkan Sekar di kursi meja makan. Setelah itu, ia berjalan menuju dapur, dan membuat mie instant sesuai dengan keinginan istrinya. Selesai dengan pembuatan mie instant, Daffa kembali ke meja makan, dan duduk bersama Sekar
"Silahkan" Daffa mendorong mangkok mie instan tersebut ke hadapan Sekar
"Makasih sayang" ucap Sekar manis. Namun tidak mendapat jawaban dari suaminya "Sayang..." Sekar sedikit mengeraskan suaranya saat tidak mendapati jawaban dari suaminya
"Iya sama sama"
"Good boy" Sekar mencubit gemas pipi suaminya
"Mmm aku rasa panggilanmu untukku itu kurang cocok, dan aku tidak nyaman" ucap Daffa mengutarakan isi hatinya mengenai panggilan sayang dari istrinya
Sekar mengerutkan dahinya tampak berpikir. Mungkin panggilan sayang yang ia tujukan untuk suaminya yang tidak pernah berhubungan dengan wanita memang terkesan buru buru, dan ia faham jika suaminya merasa tidak nyaman dengan panggilan yang ia berikan
"Baiklah, mungkin Mas akan lebih baik" usul Sekar
"Aku rasa Kakak saja" ucap Daffa
"Aku menganggapmu suami, bukan Kakak" sungut Sekar. Ia meletakkan jari telunjuknya didepan muka saat melihat suaminya akan kembali protes dengan panggilan yang ia berikan "Mie instant-nya akan dingin jika tidak langsung aku makan" ucap Sekar, yang membuat Daffa diam, dan tidak lagi mengucapkan sepatah katapun
Sekar menghirup aroma dari mie instant buatan suaminya. Jujur, melihat dari penampakan, dan mencium dari bau nya, Sekar rasa mie instant ini istimewa. Ia mulai menyendok kuah mie instat tersebut, dan menyeruputnya
"Bagaimana?" tanya Daffa
"Enak, aku tidak menyangka Mas bisa membuat mie instant se-enak ini" ucap Sekar disela kunyahannya
"Aku sering traveling, dan mie instant menjadi santapan pokok saat tidak di rumah" jawab Daffa
"Mas sering traveling, kemana?" tanya Sekar penasaran, sembari terus memakan mie instant-nya
"Terkadang ke luar negeri, tapi kadang juga traveling lokal" jawab Daffa
"Wow, aku yakin itu seru sekali. Kapan terakhir Mas traveling?" tanya Sekar makin penasaran
Daffa tampak mengingat ingat, pasalnya sudah cukup lama ia tidak melakukan perjalanan kemanapun. Selama beberapa tahun belakangan ia hanya fokus mengurus perusahaan keluarganya "Sepertinya sudah lama sekali, sekitar tujuh tahun yang lalu"
"Kemana?"
"Provinsi Lampung"
"Bersama Kak Arga?" tanya Sekar lagi, masih tampak asik mendengarkan cerita suaminya yang baru kali ini ia dengar
"Tepatnya bersama Diana" jawab Daffa
Sekar menghentikan makannya saat mendengar suamunya menyebutkan nama Diana. Ia masih sangat ingat perkataan Adik Iparnya yang mengatakan bahwa suaminya dekat dengan dua perempuan, dan salah satunya adalah Diana. Ia jadi penasaran, siapa wanita yang bernama Diana itu
"Diana siapa?" tanya Sekar serius
"Istrinya Lion"
"Lion?" tanya Sekar, masih tampak asing dengan nama yang barusaja suaminya sebutkan
"Sahabatku yang datang ke acara pernikahan kita beberapa minggu lalu. Saat itu aku bersama teman teman yang lain berkunjung ke Lampung, dan kebetulan Lampung merupakan tanah kelahiran Diana" Jelas Daffa panjang lebar
"Tapi aku tidak pernah melihat Diana sebelumnya, apa mungkin aku saja yang tidak bisa mengenali?"
"Diana tengah hamil besar, itulah mengapa dia tidak hadir di pernikahan kita kemarin"
"Tapi itu berarti..."
"Kau masih belum puas bertanya?" tanya Daffa saat melihat istrinya lagi lagi akan meluncurkan kata kata. Pasalnya dirinya yang selalu irit bicara, kini memaksakan diri untuk berbicara panjang, untuk mengimbangi istrinya yang banyak bicara.
"Assalamu'alaikum..."
Sekar menghentikan makannya saat mendengar langkah kaki Daffina mendekat, ia tahu sosok yang barusaja berteriak nyaring itu adalah Adik Iparnya "Hai Fin, baru pulang?" tanya Sekar basa basi
"iya Kak, wihhh mie instant" melihat dari tampilannya saja sudah membuat Daffina tergiur untuk memakannya "Kak Daffa yang membuatkan?" tanya Daffina, meski ia yakin bahwa mie instant lezat itu adalah buatan Kakaknya, dan pertanyaannya hanya dijawab Sekar dengan anggukan kepala "Kakakku ini memang yang terbaik" puji Daffina "Aku ke Mama dulu ya, bye"
Daffina melenggang pergi menuju kamar kedua orang tuanya. Meninggalkan Sekar dan Daffa yang masih berada di ruang makan. Bertepatan dengan itu pula, makanan Sekar telah habis, ia lantas menggeser mangkok bekasnya, dan langsung di ambil oleh Daffa
"Mas jangan..." ucap Sekar sungkan, walaupun ia sangat menyukai inisiatif Daffa, tapi ia tidak bisa membiarkan bekas makan miliknya di cuci oleh suaminya, karena itu terasa tidak pantas
"Tidak apa apa" Daffa segera beranjak menuju wastafel dan mencuci mangkok tersebut, setelah selesai ia kembali ke meja makan bersama istrinya