Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Terlalu merepotkan
Wajah Berlian menjadi pucat pasi, tidak menyangka satu-satunya berita yang bocor dari acara penyambutan Steven adalah berita buruk tentangnya.
"Itu pasti ulah Kimberly lagi! Hanya dia di perusahaan itu yang membenci Berlian, jadi pastilah dia yang membiarkan artikel itu keluar. Padahal tidak ada artikel lain yang keluar tentang acara penyambutan yang diadakan World cooperation itu, tetapi hanya berita buruk tentang cucuku,,,,, Dia benar-benar anak pembawa malapetaka! Bisa-bisanya dia melakukan ini pada adiknya sendiri!" Mesila menggerutu dengan penuh kemarahan.
"Apa yang terjadi Bu?" Tamara memasuki ruangan.
"Putrimu itu! Dia kembali mempermalukan adiknya sendiri! Lihat saja ponselmu sekarang, lihat berita yang keluar itu, sekarang semua orang sedang membicarakan Berlian dengan buruk!" Geram Mesila.
"Berita apa?" Tamara mengeluarkan ponselnya dan segera melihat artikel yang keluar, dia pun sangat terkejut ketika mendapati serangkaian serangan yang ditujukan pada Sang Putri.
MEMAKSAKAN DIRI MENYANYIKAN 5 LAGU SEKALIGUS, BERLIAN MENGALAMI PECAH SUARA DI PANGGUNG! LIHAT VIDEONYA!
TIDAK TAHU MENGUKUR BATAS KEMAMPUAN, BERLIAN MEMPERMALUKAN DIRINYA SENDIRI DI ACARA PENYAMBUTAN STEVEN YANG DIADAKAN OLEH WORLD COOPERATION.
Dua artikel itu dipenuhi dengan komentar negatif dari para pengguna internet, mereka semua berbondong-bondong menyerang Berlian.
Sementara Berlian yang menyadari apa yang terjadi, saat ini dia menangis dalam pelukan sang suami, tak kuasa menahan rasa terpukulnya gara-gara ulah sang kakak.
"Anak ini benar-benar! Aku harus menemuinya, aku harus memberinya pelajaran!" Tamara penuh amara, dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan ketika pintu ruangan baru saja terbuka memperlihatkan Argan yang baru saja muncul.
"Tidak perlu membuang-buang tenaga berbicara dengannya, dia tidak akan mendengarkanmu. Yang perlu kita lakukan sekarang hanyalah mengklarifikasi Apa yang terjadi," ucap Argan.
"Kau berusaha melindungi putrimu itu?" Tamara bertanya dengan kesal.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk mengganggunya. Bisa-bisa dia dengan emosi menyerahkan saham 15% itu pada--"
"Apa katamu? Saham 15%?" Tamara berbalik menatap Ibu mertuanya, "apa yang terjadi Bu? Apa Ayah sudah,,,, Dia memberikan saham 15% itu pada Kimberly?" Tanya Tamara dengan raut wajah tak percayanya.
Mesila hanya menghela nafas sebagai jawaban membuat Tamara seketika merasakan seluruh tubuhnya kehilangan tenaga, dia melangkah menuju sofa dan duduk di sana dengan tubuh lemas.
Seharusnya saham itu menjadi bagian Berlian, tapi kenapa sekarang malah diberikan pada perempuan yang tidak tahu menghargai keluarganya sendiri?
"Jadi maksud kalian,,,," Tamara memaksakan dirinya untuk kembali berbicara, "kita tidak bisa lagi mengganggu Kimberly supaya Kimberly tidak menyerahkan saham itu pada saingan perusahaan? Jadi sekarang,,, mulai sekarang kita hanya bisa berdiam diri saja saat dia akan terus menyerang adiknya? Menghancurkan karir adiknya dan menghancurkan keluarga kita?!" Tamara menatap semua orang dengan raut wajah tak percayanya, merasa begitu konyol dengan situasi yang mereka hadapi.
Kimberly baru saja kembali dari luar negeri selama beberapa hari terakhir ini, namun sekembalinya perempuan itu malah membuat mereka semua berada dalam keadaan yang begitu kacau.
Tidak ada yang menjawab pertanyaan itu selain suara Berlian yang sedari tadi terus terisak dalam pelukan sang suami.
"Kenapa hanya diam saja? Kalian semua hanya akan diam saja melihat putriku diperlakukan buruk seperti ini?! Keluarga kita akan hancur di tangan perempuan itu!" Geram Tamara penuh emosi.
"Tenanglah dulu!" Mesila akhirnya berbicara, "kita pikirkan solusinya dengan kepala yang dingin!"
Tamara menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tidak tahu solusi apa yang mereka punya.
Jallang kecil itu benar-benar merepotkan mereka!
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..