Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi Aleesya dan Alarich
Malam ini tepat acara resepsi di gelar di hotel bintang 5. Hotel itu salah satu hotel terbesar dan termewah milik keluarga Dewantara. Alharhum kakek buyutnya Alarich adalah pendiri sekaligus pemilik hotel itu.
Dekorasi yang mewah, ditambah bunga bunga cantik yang mengelilingi pelaminan. Semua makanan lengkap. Juga WO dan para pengawal sudah di sebar setiap sudut ballroom hotel itu. Semua tamu mulai dari kerabat dekat, jauh, para kolega, juga para pegawai dari yang jabatan paling tinggi sampai OB pun hadir disana.
Aleesya tengah di make up. Wajahnya sudah cantik natural ditambah riasan make up memancarkan aura kencantikan bak seorang princess. Aleesya memakai gaun berwarna white silver yang menjuntai panjang ke belakang bertahtakan taburan krystal swarovski dan permata di bagian atasnya juga ditambah mahkota kecil di kepalanya.
Alarich juga tak kalah mempesona dia memakai jas yang senanda dengan warna gaun istrinya. Wajah Alarich yang bagaikan pahatan patung sangat tampan. Bulu halus yang ada di sekitar rahangnya sudah dia cukur. Terlihat lebih fresh dan gagah. Aura kekuasaan dan kekayaan tercium.
Pasangan baru ini berjalan berdampingan menuju lantai dansa. Semua mata tertuju pada mereka. Bagaikan Raja dan Ratu sehari. Sorot lampu hanya menyinari pasangan romantis ini.
Tangan Alarich memeluk pinggang istrinya, begitu pun sang istri mengalungkan kedua tangannya ke leher suaminya. Mereka berdansa di temani alunan musik yang syahdu.
"Beautiful..!"
BLUSH ... Pipi Aleesya merah, dia tersipu malu. "Mas juga tampan sekali. Suaminya aku!" Aleesya memandang dengan penuh kasih sayang.
Semua bersorak melihat pengantin baru nan romantis itu. "Cium cium cium!" Mereka berteriak gemas menyuruh Alarich mencium istrinya.
CUP
Alarich mencium bibir istrinya dengan lembut. Tidak ada nafsu disana, mereka berciuman lembut penuh kasih sayang. Alarich mencium lagi kening istrinya lama sekali.
Suara tepuk tangan dari para tamu dan kerabat menggema di ruangan ballroom itu. "Mereka serasi sekali." Ucap salah satu tamu disana.
"Betul...pak Alarich kelihatan sangat mencintai Aleesya." Celetuk salah satu pegawai toko kue itu
Pengantin baru itu kini sudah duduk di pelaminan. Alarich tak melepaskan genggamannya sedari tadi. "Capek sayang?" Tanya Alarich yang khawatir istrinya kelelahan. "Eum lumayan mas, makasih ya mas." Aleesya sudah ber kaca kaca dia tak menyangka akan ada di tahap ini. Menikah dengan pria tampan dan mapan. Bahkan lebih dari mapan.
Alarich mengganti heels istrinya dengan flat shoes. Dia tidak mau kaki sang istri pegal ketika di acara. Apalagi Aleesya tengah hamil muda. Alarich tidak mau ambil resiko. Untungnya designer ternama itu pintar mengakali gaunnya agar menutupi flatshoes yang dipakai Aleesya. Jadi tamu tamu tidak akan tahu jika Aleesya memakai flatshoes.
Banyak kolega yang datang ke pelaminan, menyelamati pasangan ini. "Selamat ya pak Alarich. Anda ini benar benar mengejutkan kami semua, tahu tahu sudah menikah!" Ucap salah satu kolega Alarich. "Thanks pak, silahkan menikmati hidangannya.!"
Om dan tante Mira juga datang bersama Miko. Mereka menemui pengantin baru itu di atas pelaminan. "Halo Aleesya, selamat ya kamu sudah resmi menjadi nyonya Dewantara. Dari upik abu sekarang menjadi ratu hahaha" ucap om Lukman yang sedikit sinis. Aleesya melirik suaminya dan menunduk. Alarich menggenggam tangan sang istri yang sudah keringat dingin dan menatap tajam om Lukman.
"Silahkan nikmati hidangannya om Lukman dan...tante Mira." Seringai Alarich dengan tangannya yang mengusir halus kedua cecunguk itu. Om dan tantenya Aleesya langsung ke bawah lagi pergi dari sana. Tatapan tante Mira sangat sinis pada Aleesya.
"### Selamat ya Alee, kakak senang akhirnya kamu menikah." Ucap Miko yang menyalami Aleesya. "Terima kasih kak sudah datang!" Jawab Aleesya. Alarich dan Miko saling berjabat tangan juga.
-
Acara resepsi pasutri itu sangat meriah, di hadiri juga beberapa penyanyi terkenal yang mengisi acara itu. Juga di siarkan Live di beberapa media TV.
"RESEPSI PERNIKAHAN ALARICH DEWANTARA ANAK KONGLOMERAT TERNAMA DI NEGERI INI"
Begitulah headline beritanya !!!
Seorang pria paruh baya datang dengan tongkatnya bersama asistennya, Erick. Tuan Abimana Bagaskara, beliau adalah kakek dari Aleesya, ayahnya dari papahnya Aleesya. Namun Aleesya sendiri belum mengetahui siapa yang ada di hadapannya.
"Selamat ya tuan Alarich atas pernikahan kalian!" Ucap Abimana menyalami Alarich dan Aleesya.
Abimana menatap cucunya dengan senyuman manisnya. "Cucuku cantik sekali." gumam Abimana dalam hatinya.
"Terimakasih pak !" Ucap Aleesya lembut sekali. Dia bahkan menyalami punggung tangan Abimana. Membuat Abimana tersentuh. "Semoga kamu selalu bahagia, Nak." Sahut Abimana.
-
-
"Mas, wajah beliau tadi mirip dengan almarhum papahku." Ucap Aleesya. Sang suami tersenyum, Alarich sudah tahu bahwa beliau adalah kakek kandung Aleesya. Tapi Alarich belum bisa memberitahukan istrinya
"Perasaan kamu aja sayang."
"Masa mas? Mirip mas." Rengek Aleesya. "Sini duduk, kamu lelah sayang." Alarich menarik istrinya duduk. Aleesya menatap sendu pria paruh baya tadi.
-
Acara resepsi pun selesai di gelar tanpa hambatan. Aleesya dan Alarich ke kamar mereka. Orang tua Alarich dan para kerabatnya pun juga menginap di hotel itu.
Tanpa di minta, Alarich membantu sang istri membuka gaunnya. Punggung Aleesya sangat putih dan mulus. Tangan Alarich menyentuh punggung itu dengan sen su al.
Aleesya sendiri sudah polos. Dia malu sebenarnya. Dia menutupi bagian sen sitiv tubuhnya dengan kedua tangannya. "Jangan di tutup sayang, aku udah lihat semuanya. Kita mandi yah!" Ucap Alarich yang membawa istrinya ke bathub mereka mandi bersama.
Tidak ada penyatuan malam ini, mengingat Aleesya tengah hamil muda. Alarich mengalah demi anak-anaknya. Meski pun sebenarnya Alarich sudah on_fire dia berusaha menahannya. Tubuh istrinya sangat menggoda.
Alarich sudah membaringkan istrinya di kasur. Dia sangat memanjakan Aleesya. Bahkan Alarich juga memakai kan piyama sang istri. Aleesya merasa kasihan melihat raut wajah suaminya yang kusut. "Mas mau?" Tanya Aleesya dengan tangan yang menyentuh lembut wajah suaminya.
Alarich menganga sang istri menawarkan duluan, seperti mendapat lampu hijau dari istrinya, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. "Boleh sayang?" Tanya Alarich memastikan lagi dengan mata yang berbinar.
"Boleh mungkin, tapi pelan pelan aja ya mas." Jawab Aleesya lembut sekali. Alarich mengangguk cepat. Dia membuka lagi selimut tebal yang sudah menutupi istrinya.
Dia mencium bibir istrinya dengan penuh kasih sayang. Malam romantis pun akhirnya terlaksana. Tidak terlalu lama hanya 1 jam saja. Alarich tidak ingin istrinya kelelahan akibat ulahnya.
Masih dalam keadaan polos, Alarich membawa sang istri dalam dekapannya. "Terima kasih sayang. Pelan pelan kan aku tadi? Sakit enggak sayang?" Tanya Alarich sembari menggoda istrinya dan memegang lembah istrinya yang di tutup selimut.
"Mas ahh ... Malu !" Aleesya tersipu malu dia menutup mukanya yang sudah merah, dan dia sedikit mendesah. Karena tangan suaminya malah mengelus-ngelus miliknya. "Ayo tidur, jangan mendesah sayang. Aku sedang menahannya." Alarich memeluk istrinya erat.
"Aku mencintaimu Aleesya, sangat... Aku akan membahagia kan mu lahir dan batin."