Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dengan di bantu sistem, dia memulai hidupnya di ibukota, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk istri nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Sementara itu, di waktu yang sama, di kos kosan, “klap,” Aulia yang sudah berpakaian rapi keluar dari kamar dan mengunci pintunya, tiba tiba pundaknya di tepuk dari belakang.
“Mau kemana Lia ?” tanya Hani.
“Oh mba Hani, mau cari kerja mba, coba muter muter lagi,” jawab Aulia.
“Ikut aku aja yuk, kita coba tanya tanya di sekitaran toko tempat aku kerja, mau nggak ?” tanya Hani yang juga sudah rapi.
“Mau mba,” ujar Aulia semangat.
“Suami mu udah pergi ya ?” tanya Hani.
“Sudah mba, dia juga ada wawancara kerja pagi pagi,” jawab Aulia.
“Wah hebat, baru datang sudah dapat kerja, yuk deh kita turun,” balas Hani.
Keduanya melangkah menuju ke tangga, namun mereka melihat ada beberapa orang naik ke atas dan salah satunya ibu kos yang mereka kenal.
“Eh Hani, udah mau berangkat ?” tanya ibu kos.
“Iya bu, kita udah mau berangkat,” jawab Hani.
Sang ibu menoleh melihat Aulia, dia langsung menghampiri Aulia kemudian menarik tangan Aulia dan memberikan kunci milik Adam kepada nya.
“Eh...kok kunci ini ada di ibu ?” tanya Aulia bingung.
“Ah maaf, saya yang ambil, kamu istri nya Adam ya ?” tanya pria paruh baya di belakang ibu kos sambil tersenyum.
“I..iya benar, su..suami saya kenapa pak ?” tanya Aulia mulai takut.
“Oh jangan takut, suami mu tidak apa apa, malah saya mau berterima kasih sama suami mu, gara gara dia saya dan istri jadi tidak tabrakan sama motor yang sedang membawa wanita hamil tadi,” jawab sang pria paruh baya.
“Be..begitu ya pak, sekarang dia sedang wawancara kerja pak,” ujar Aulia.
“Iya saya tahu, saya dan istri mau ngobrol sama kamu boleh ?” tanya sang pria paruh baya.
“Sa..sama saya ?” tanya Aulia kaget.
Sang ibu kos langsung menarik tangan Aulia dan mendekatkan wajahnya ke telinga Aulia sampai jinjij karena Aulia lebih tinggi dari dirinya, Aulia menunduk sedikit,
“Udah turutin aja, dia mafia tau, orang kaya yang punya semua kos kosan di sini dan seluruh komplek ruko di depan,” ujar sang ibu sambil tersenyum.
“Ma..mafia ?” tanya Aulia yang menjadi lebih kaget dari sebelumnya.
“Aduh kamu ngomong apa Mar, jangan sembarangan ya,” ujar sang wanita paruh baya dengan tatapan tegas menatap sang ibu kos.
“Eh maaf bu,” ujar sang ibu kos hormat.
“I...iya, boleh,” ujar Aulia pasrah.
Setelah itu, Aulia di ajak oleh pasutri paruh baya itu ke bawah, mereka duduk di ruang tamu, Aulia menoleh melihat Hani yang berjalan bersama nya,
“Udah dengerin aja dulu, dah ya, aku pergi duluan,” ujar Hani melarikan diri.
“I..iya mba (aduh bukannya nemenin aku malah kabur),” ujar Aulia.
Aulia duduk di depan pasutri paruh baya yang duduk dengan santai seakan akan kos kosan itu adalah rumah mereka sendiri, keduanya mengamati Aulia yang mematung tidak bergerak di depannya.
“Hmm kamu cantik ya, kamu dari mana ?” tanya sang istri sambil tersenyum.
“Sa..saya dari luar kota bu,” jawab Aulia terbata.
Sang istri berdiri dan berjalan ke arah Aulia, dia duduk di sebelah Aulia dan mengamati wajah juga tubuh Aulia dari jarak dekat,
“Kamu kalau jadi model mau ga ?” tanya sang istri.
“Mo...model ?” tanya Aulia kaget.
“Iya model, saya kan punya butik, kadang kita membuat catwalk di hotel kita sendiri yang berada di daerah perkantoran, mau ga ? lagi butuh model soalnya, oh kalau bisa Adam juga, dia ganteng dan tubuh nya proposional,” ujar sang istri tersenyum.
“Aduh tunggu dulu mah, tanya dulu dong jangan langsung main tembak saja, kamu umur berapa ? nama kamu siapa ?” tanya sang suami.
“Um..na...nama saya Aulia Satrio, saya baru 18 tahun,” jawab Aulia.
“Eh...kamu belum 20 tahun ? wah saya pikir udah 20 tahun, syarat minimalnya 20 tahun soalnya, kalau Adam umur berapa ?” tanya sang istri.
“Sa..sama seperti saya bu,” jawab Aulia.
“Hmm kalian pasangan muda berarti,” balas sang suami.
“I..iya benar pak,” balas Aulia.
Sang istri menatap sang suami yang duduk di depannya kemudian mengangguk, tiba tiba sang suami menjulurkan kepalanya maju ke depan dan menatap Aulia dengan tatapan sangar, dia terus menatap kedua mata Aulia sampai membuat Aulia bergidik dan sedikit salah tingkah.
“Kamu dan suami kamu kabur dari rumah ya ? kalian beneran sudah menikah belum ? ada bukti nya ga ?” tanya sang suami dengan nada rendah dan wajah serius.
“Ka..kami tidak kabur pak, kami dateng ke ibukota karena memang mau pindah ke sini, kami ada bukti surat nikah,” jawab Aulia terbata bata.
“Hmm gitu, di sini ada saudara atau kerabat ?” tanya sang suami lagi.
“Ti..tidak ada, kami cuman berdua pak,” jawab Aulia menunduk.
Sang suami menoleh melihat sang istri, kemudian dia mendadak mundur kebelakang dan tersenyum lebar menatap Aulia.
“Kamu ada nomor kan ? boleh minta ? oh ya, nama saya Hendro Setiawan, di sebelah kamu, istri saya Widia Setiawan, salam kenal ya,” ujar Hendro.
“Sa..salam kenal pak Hendro, bu Widia....nomor saya buat apa ya ?” tanya Aulia ragu ragu.
“Tidak tidak, yang saya minta bukan hanya nomor kamu, tapi nomor Adam dan kamu, jadi nomor kalian, kali saja saya bisa memberi kalian pekerjaan,” jawab Hendro.
“Oh...nomor suami saya ? boleh ga saya ijin dulu ?” tanya Aulia.
“Silahkan, istri yang baik memang harus ijin dulu, benar ga mah,” jawab Hendro bercanda.
“Haha benar pah,” balas Widia.
Aulia langsung mengambil smartphonenya dan mengirim pesan kepada Adam, tak lama kemudian “dling,” Adam membalas pesan Aulia, wajah Aulia terlihat sedikit lega,
“Um...om, ini nomor suami saya,” Aulia memberikan smartphone nya kepada Hendro di meja.
Hendro langsung menuliskan nomor Adam di smartphone nya sendiri, kemudian dia menggeser smartphone Aulia di meja.
“Ok, kalau nomor kamu ?” tanya Hendro.
“Um..saya juga ?” tanya Aulia.
“Iya, kamu juga,” jawab Hendro.
“I..ini,” ujar Aulia gemetar.
Hendro langsung menelpon Aulia, ketika nomor nya masuk, Aulia mematikan smartphone nya dan menyimpan kembali smartphonenya di tas.
“Kamu mau kemana Lia ?” tanya Widia.
“Ma..mau cari kerja bu,” jawab Aulia.
“Panggil tante aja,” balas Widia.
“I..iya tante,” balas Aulia.
“Dah tidur aja, ntar kita kabarin, ga usah keluar hari ini,” ujar Widia santai.
“Yuk mah, kita kan masih ada inspeksi (menoleh melihat Aulia) oh kalau Adam pulang, bilangin dia, keluar dari kerjaannya dan temui saya ya, kamu kan ada kontak saya, kasih ke dia,” ujar Hendro berdiri.
“Iya, om bener tuh (menoleh melihat Aulia) nanti kita kontak kontak lagi ya,” ujar Widia sambil memeluk Aulia.
“I...iya om, tante,” ujar Aulia yang merasa bingung, takut dan grogi menjadi satu.
Kemudian Widia berdiri dan berjalan ke sisi Hendro, keduanya pamit kepada Aulia yang mematung di tempat duduknya kemudian berjalan keluar dari kos. Melihat keduanya pergi, ibu kos langsung duduk di sebelah Aulia.
“Kamu di tawari apa ?” tanya ibu kos dengan kepo.
“Ja..jadi model...trus mereka minta nomer ku,” jawab Aulia.
“Oh bagus tuh, walau penampilannya biasa aja, coba cari namanya di internet,” ujar sang ibu kos.
Aulia menuruti ucapan ibu kos, dia mengeluarkan smartphonenya dan memasukkan nama Hendro ke dalam mesin pencari. Mata Aulia membulat ketika melihat hasilnya, ternyata Hendro adalah pebisnis ulung yang menguasai hampir seluruh wilayah utara ibukota, banyak perusahaan yang di gelutinya, mulai dari perusahaan properti dan konstruksi, perhotelan dan pariwisata sampai stasiun televisi dan agensi artis.
Dia juga di gadang gadang sebagai orang terkaya di ibukota yang bukan termasuk jajaran pemerintah namun bekerja sama dengan pemerintah. Tapi ketika Aulia melihat foto foto Hendro dan Widia yang dikawal kemudian membaca berita tentang mereka, ternyata ibu kos benar, Hendro dan Widia adalah kepala keluarga dari grup mafia yang memiliki jaringan sangat luas di ibukota. Ternyata bisnis mereka sangat lengkap, mulai dari legal sampai ilegal dan mereka terang terangan.
Tangan Aulia langsung gemetar ketakutan sebab nomernya di minta oleh kepala keluarga grup mafia yang di segani di ibukota. Di tambah dia harus mengatakan kepada suaminya untuk melepas pekerjaannya dan menghubungi Hendro,
“Aduh...kenapa begini sih, kamu ngapain sih tadi Dam, kenapa kamu bisa kenal sama orang kayak gini, aku musti gimana nih,” ujar Aulia di dalam hati.
“Tapi saya denger denger sih katanya mereka ga punya anak, kali aja kamu di angkat jadi anak mereka haha,” ujar ibu kos.
“Ja..jangan bercanda ah bu,” balas Aulia semakin kecut.
“Ya udah, kamu jadi pergi ga ? ntar telat loh ?” tanya ibu kos.
“Enggak bu, saya balik ke kamar aja,” jawab Aulia.
“Ya udah, saya tinggal ke kosan sebelah dulu ya, saya megang tiga kos di sini soalnya,” ujar ibu kos berdiri.
“I..iya bu,” balas Aulia.
Sang ibu langsung berjalan keluar dari kos kosan, Aulia masih mematung duduk di kursinya, dia mengambil smartphone nya dan menuliskan pesan untuk Adam,
“Sayang, cepat pulang ya, aku di kos kosan dan ga jadi keluar, aku mau cerita banyak nih,” ujar Aulia di pesan.