Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : Alfaro dan Kayyisa
Shereny, Elvano, dan Arga baru saja tiba di rumah sakit. Mereka segera bertemu dengan Kayyisa, yang terlihat cemas. Kayuisa langsung menghampiri Shereny dan memeluknya "akhirnya kau datang. Ibumu dalam kondisi kritis." Shereny menatap Kayyisa dengan wajah pucat, berusaha menahan air mata. "Apa? Bagaimana bisa? Dia baik-baik saja kemarin." Suara Shereny pun mulai bergetar.
Kayyisa menjelaskan dengan hati-hati. "Tadi malam, Ibu tiba-tiba sesak napas dan demam tinggi. Dokter bilang penyakit paru-parunya kambuh parah. Mereka sedang berusaha menstabilkan kondisinya." Elvano dan Arga memperhatikan dengan prihatin, Arga memeluk Shereny dengan erat. "Kak Shereny, Ibu Kak Shereny pasti akan baik-baik saja." Shereny membalas pelukan Arga, berusaha menenangkan diri. "Terima kasih, Arga. Aku harap kau benar." Ucap Shereny dengan nada parau.
Elvano meletakkan tangannya di bahu Shereny, memberikan dukungan. "Kami di sini bersamamu, Shereny. Jangan khawatir, kita akan melewati ini bersama." Shereny menatap Elvano dengan penuh rasa terima kasih. Kayyisa memperhatikan interaksi mereka, merasa lega melihat Shereny tidak sendirian. "Ayo, kita tunggu kabar dari dokter. Semoga Ibu segera membaik." Ucap Kayyida dengan nada menenangkan.
Dokter muncul dari ruang perawatan, mengenakan jas putih dan tampak serius. Semua orang di ruang tunggu langsung berdiri dan mendekat. Dokter menyapu pandangannya ke arah mereka, "Selamat siang. Saya mencari wali dari pasien atas nama Ibu Mina." Shereny melangkah maju, jantungnya berdebar kencang. "Saya, Dokter. Saya adalah anaknya."
Dokter mengangguk, menunjukkan bahwa ia memahami situasi. "Kami telah melakukan yang terbaik untuk menstabilkan kondisi Ibu Anda. Namun, saat ini, dia dalam keadaan kritis. Kami perlu melakukan beberapa prosedur tambahan untuk memberikan perawatan yang diperlukan." Ucap Dokter dengan nada serius. Shereny merasa tertegun, sementara Kayyisa menggenggam tangannya dengan erat.
"Apa ada kemungkinan dia akan sembuh, Dokter?" Tanya Shereny dengan penuh harapan. Dokter menghela napas, berusaha memberikan penjelasan yang jelas. "Kami tidak bisa memberikan jaminan, tetapi kami akan melakukan semua yang kami bisa. Kami akan memantau kondisinya secara ketat dan memberikan perawatan terbaik." Shereny menunduk, air mata mulai menggenang di matanya. Arga, yang berdiri di sampingnya, meraih tangannya. Elvano menempatkan tangannya di punggung Shereny, memberikan dukungan. "Kita harus tetap optimis, Shereny. Ibumu membutuhkan semangat kita."
Kayyisa menambahkan dengan nada menenangkan dam penuh empati "Kita semua di sini untuk mendukungmu. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika kamu membutuhkannya."
Dokter memberikan informasi lebih lanjut tentang langkah-langkah yang akan diambil dan meminta Shereny untuk menunggu di ruang tunggu. "Silakan tunggu di sini. Saya akan memberi kabar secepatnya setelah prosedur selesai." Shereny mengangguk, berusaha menahan emosinya. "Terima kasih, Dokter. Kami sangat menghargai semua usaha Anda."
Dokter pergi kembali ke ruang perawatan, meninggalkan Shereny dan yang lainnya dalam suasana penuh harapan dan kekhawatiran. Kondisi kritis ibu Shereny membawa ketegangan dan harapan dalam pertemuan dengan dokter. Shereny menunjukkan keteguhan meskipun dalam keadaan sulit, sementara Elvano, Arga, dan Kayyisa memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan.
Ruang administrasi rumah sakit, suasana sibuk dengan staf yang melayani pasien dan keluarga. Elvano, setelah mendengar kondisi kritis ibu Shereny, merasa perlu untuk mengambil tindakan. Elvano melangkah ke ruang administrasi dengan tekad. Ia mendekati meja resepsionis. "Selamat siang. Saya ingin membayar seluruh biaya pengobatan untuk Ibu Mina." Ucapnya dengan tegas.
Petugas administrasi menatap Elvano dengan sedikit terkejut, namun dilanjut dengan nada profesional "Tentu, Pak. Apakah Anda memiliki nomor registrasi pasiennya?"
Elvano mengangguk dan memberikan informasi yang diperlukan. "Iya, dia adalah pasien dengan nama Mina. Saya ingin memastikan beliau mendapatkan perawatan terbaik."
Petugas mulai memproses data dan menghitung total biaya. "Total biaya pengobatan untuk Ibu Mina adalah sekian. Ini termasuk biaya perawatan intensif dan kamar VIP jika Anda memilihnya."
Elvano tidak ragu-ragu, dengan suara mantapnya "Saya ingin membayar untuk kamar VIP. Ibu Mina layak mendapatkan yang terbaik dalam situasi seperti ini."
Petugas administrasi tampak terkesan dengan keputusan Elvano. "Terima kasih, Pak. Apakah Anda ingin menggunakan kartu kredit atau tunai?"
Elvano mengambil kartu kreditnya dan menyerahkannya. "Saya akan menggunakan kartu kredit." Setelah transaksi selesai, petugas memberikan tanda terima. "Pembayaran telah berhasil. Ibu Mina akan dipindahkan ke kamar VIP segera setelah prosedur selesai."
Elvano mengangguk, merasa lega bisa melakukan sesuatu untuk membantu Shereny. "Terima kasih" Ucapnya dengan nada datarnya. Elvano kembali ke ruang tunggu, di mana Shereny dan yang lainnya menunggu dengan cemas.
Shereny melihat wajah Elvano. Elvano tersenyum, menunjukkan rasa lega. "Saya sudah mengatur pembayaran untuk semua biaya pengobatan dan kamar VIP untuk Ibumu, Mina. Dia akan mendapatkan perawatan terbaik yang bisa kami berikan." Ucap Elvano dengan nada menenangkan. Shereny terkejut, air mata bahagia menggenang di matanya. "Terima kasih, Tuan Elvano. Kau sungguh benar-benar baik."
Kayyisa juga tampak terharu dan bersyukur. "Sungguh anda sangat bakik, Pak Elvano. Kita beruntung kau ada disini."
Tak lama kemudian, Alfaro datang menghampiri mereka. Ketampanan Alfaro sungguh membuat Kayyisa terpana. Alfaro memesan hotel mewah berbintang 5 sesuai dengan perintah Elvano agar Shereny bisa beristirahat nantinya. Hotel tersebut berada tepat di samping rumah sakit. Alfaro mengenakan jaket casual yang pas dan jeans yang membuatnya terlihat santai namun tetap stylish. Rambutnya tergerai rapi, menambah daya tariknya. Kayyisa yang sedang merenung, langsung terpaku saat melihat Alfaro. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok yang tampan itu.
Alfaro berjalan dengan percaya diri, matanya berbinar penuh semangat. Ketika dia mulai mengeluarkan barang-barang dari tasnya, senyum hangatnya menyapu ruangan.
Kayyisa merasakan detak jantungnya yang semakin cepat. Dia memperhatikan setiap gerakan Alfaro, dari cara dia mengangkat barang hingga senyum yang tulus saat dia berinteraksi dengan Shereny dan Elvano.
Dalam pikirannya, Kayyisa mulai membayangkan berbagai kemungkinan. Dia terpesona oleh sikap Alfaro yang penuh perhatian dan kebaikan, seolah-olah dia adalah pahlawan dalam cerita yang sedang berlangsung.
Dia tidak dapat menahan diri untuk membayangkan bagaimana rasanya berbicara dengan Alfaro, atau bahkan hanya duduk bersamanya dalam kesunyian yang nyaman, berbagi tawa dan cerita.
Setiap kali Alfaro melirik ke arah Kayyisa, meskipun hanya sekilas, hatinya bergetar. Ketampanan dan karisma Alfaro membuatnya merasa seolah-olah waktu berhenti sejenak, menciptakan momen yang penuh keajaiban.
Kayyisa menyadari bahwa dalam situasi sulit ini, dia menemukan sesuatu yang mengejutkan—perasaan yang tidak terduga terhadap seseorang yang baru dia kenal.
Tak lama kemudian, dua orang pengawal pun datang dan membawa barang-barang Elvano, Shereny, dan juga Arga untuk dibawa ke hotel. Alfaro pun ikut bergabung untuk berjaga-jaga apabila dia di perintahkan oleh Elvano.
Alfaro berbalik dan melihat Kayyisa duduk di sudut ruangan. Dia merasakan ketertarikan di mata Kayyisa dan memutuskan untuk mendekatinya. Alfaro melangkah dengan percaya diri, senyum hangat menghiasi wajahnya. Ketika dia tiba di depan Kayyisa, dia menghentikan langkahnya dan memperkenalkan diri. "Hai. Saya... Alfaro. Saya adalah sekretaris Pak Elvano."
Sesungguhnya Allfaro pun juga tertarik dan terpesona dengan kecantikan Kayyisa. Bagaimana tidak? Kayyisa memiliki kecantikan yang khas, mencerminkan warisan Arab yang kaya. Wajahnya berbentuk oval dengan kulit berwarna kecokelatan yang halus, menambah pesona alami. Matanya adalah salah satu fitur yang paling menonjol. Dengan bentuk almond yang indah, matanya berwarna coklat gelap yang dalam, seolah menyimpan cerita dan emosi. Bulu mata panjang dan lentik menambah daya tarik, memberikan kesan misterius dan menawan. Ketika dia tersenyum, tatapannya bisa menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Hidungnya yang ramping dan sedikit melengkung memberikan sentuhan elegan pada wajahnya, menciptakan keseimbangan yang sempurna. Bibirnya penuh dan berwarna alami, sering terlihat dalam senyuman lembut yang membuatnya semakin menawan. Ketika dia berbicara, bibirnya bergerak dengan anggun, menambah pesona saat dia berinteraksi dengan orang lain. Rambutnya adalah mahkota indahnya, panjang dan bergelombang dengan warna hitam pekat yang berkilau. Ia sering mengikat rambutnya dengan gaya sederhana, tetapi kadang membiarkannya tergerai, menambah kesan elegan dan feminin. Ketika cahaya menyentuh rambutnya, kilauannya menciptakan aura yang memikat. Senyum Kayyisa sangat menawan, mampu mencerahkan ruangan. Senyum lebar yang tulus menunjukkan kebaikan hatinya dan membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Kecantikan fisiknya semakin kuat dengan kehangatan dan kebaikan yang terpancar dari dalam dirinya. Kayyisa juga memiliki selera berpakaian yang elegan dan modis, sering kali memilih pakaian yang menonjolkan kecantikannya tanpa berlebihan. Dia tahu bagaimana memadupadankan warna dan gaya yang sesuai dengan kepribadiannya, menambah daya tarik visualnya.