Mendapatkan pelecehan seksual dari teman sekolahnya membuat seorang gadis bernama Aulia Dara harus rela di keluarkan dari sekolah karena hamil di luar nikah.
Sementara itu, Alfatih Brahmaseto si pelaku pelecehan membantah keras jika dia lah yang telah menghamili Dara. Bahkan dengan tega nya Fatih menuduh Dara, jika Dara adalah seorang kupu kupu malam.
Sakit, hancur, terluka dan rasa malu yang di terima oleh Dara membawa rasa trauma bagi Dara, hingga akhirnya Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tersebut.
Lalu, bagaimana jadinya jika 10 tahun kemudian, Dara dan Fatih kembali di pertemukan dengan keadaan Dara yang telah bahagia bersama putri semata wayangnya dan Fatih yang telah memiliki seorang istri??
Akankah Dara memberitahu putrinya jika Fatih adalah ayah biologisnya?? Atau, Dara memilih untuk merahasiakan semua kisah kelamnya di masalalu serta status Fatih dari putrinya??
yukk simak kisahnya di sini "Kehormatan Yang Ternoda" by.Triyani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahun 2013 part.3
...🌸🌸🌸...
...~Happy Reading~...
.
Tahun 2013 part.3
*
Tidak ada jawaban dari Dara. Tapi, detik kemudian terdengar suara pintu yang di buka dari arah dalam. Dan bener saja, Dara membuka pintu kamar itu setelah satu minggu mengunci diri didalam sana.
Ceklek
"Dara, kamu baik baik saja Kan Nak?" tanya Bunda Ane saat Dara membukakan pintu kamar untuknya.
Dengan wajah yang tampak begitu pucat, Dara pun mencoba tersenyum pada Bunda Ane. Tetapi, tetap saja hal itu tidak membuat hati Bunda Ane tenang.
Apalagi saat melihat wajah Dara yang pucat dengan lingkaran hitam di matanya. Yang menandakan jika Dara sedang tidak baik baik saja.
"Bisa kita bicara?" tanya Bunda Ane lagi yang membuat Dara menganggukkan kepalanya.
Dara pun akhirnya mempersilahkan Bunda Ane untuk masuk kedalam kamarnya. Keduanya pun berjalan menuju ke arah ranjang, lalu duduk berdampingan di bibir ranjang.
"Sebenarnya ada apa Nak? Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kenapa satu minggu ini terus mengurung diri di dalam kamar? Lalu, bagaimana sekolah mu. Bukan kah sebentar lagi mau ujian nasional?" cecar Bunda Ane setelah berhasil mengajak Dara bicara.
"Aku baik baik saja kok Bun. Insya Allah, besok aku akan kembali sekolah." jawab Dara yang sepertinya masih enggan untuk menceritakan masalahnya pada Bunda Ane.
"Baiklah, jika kamu ada masalah jangan sungkan untuk bilang sama Bunda ya?"
"Iya Bun, aku hanya sedang tidak enak badan saja kok. Tapi mulai besok, aku akan kembali sekolah kok Bun,"
"Baiklah, ya sudah kalau begitu istirahatlah lagi. Bunda keluar dulu ya?"
"Iya Bun."
Bunda Ane pun kembali meninggalkan Dara untuk kembali melanjutkan kegiatannya, menyiapkan segala kebutuhan untuk anak asuh nya yang tinggal di sana.
Sementara Dara sendiri, kembali membaringkan tubuh nya. Dara pun sudah mengambil keputusan jika mulai besok dia akan kembali ke sekolahan itu.
Meski berat untuk kembali ke sana. Tetapi Dara tidak bisa pergi atau berhenti begitu saja karena ada tanggung jawab yang harus dia pertanggung jawabkan.
Masuk ke sekolah lewat jalur prestasi dan bantuan dari donatur di pantinya. Membuat Dara tidak bisa seenaknya saja berhenti dari sekolah itu.
Dara harus belajar dengan baik dan giat agar prestasinya bisa tetap bertahan di sekolah itu dan agar dia bisa lulus dengan nilai terbaik.
Dengan begitu, Dara sudah melakukan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab atas berkah yang telah di titipkan kepadanya. Karena tidak semua orang bisa bersekolah di sekolah elit itu.
Hanya orang orang berduit lah yang bisa masuk ke sekolahan itu. Bahkan, Dara pun bisa bersekolah di sana atas bantuan seorang donatur tetap di panti tempatnya tinggal.
*
*
Keesokan harinya.
Dara benar benar menepati ucapan nya untuk kembali ke sekolah. Tetapi, Dara datang jauh lebih pagi dan akan pulang lebih awal. Hingga dia tidak akan bertemu dengan geng nya Fatih yang datang ke sekolah seenak jidat mereka.
Seperti hari ini, Dara datang ke sekolah saat pintu gerbangnya saja baru di buka oleh Pak Soleh, orang yang selama ini bertugas menjaga pintu gerbang sekolah.
"Dara, kamu datang lebih pagi lagi?" tanya Pak Soleh saat melihat Dara sudah berdiri di depan pintu gerbang sekolah tempatnya bekerja.
"Iya Pak. Mau ke perpustakaan dulu. Makanya datang lebih pagi," jawab Dara tanpa berani menatap pria paruh baya itu.
"Wah, kamu rajin sekali. Pantas saja kamu jadi anak yang paling pintar. Ya sudah, sana masuk yang rajin ya belajarnya," lanjut Pak Soleh sambil membukakan pintu gerbang sekolah.
"Iya Pak. Terima kasih."
Setelah pintu gerbang itu terbuka. Dara pun langsung berlari menuju ke gedung dimana kelasnya berada. Dara terus berusaha menghindar dari geng nya Fatih yang terdiri dari 3 orang anak para konglomerat itu.
Anak anak yang hanya di asuh oleh limpahan harta dan minimnya didikan moral dari kedua orang tua mereka, hingga menjadikan Fatih, Brian dan Dewa menjadi pemuda yang liar dan bebas.
Bahkan Brian kerap menghabiskan waktu di club malam bersama wanita panggilan, meski usianya masih 18 tahun. Begitu pun dengan Fatih dan Dewa, hanya saja Fatih dan Dewa tidak pernah memakai jasa wanita penghibur itu.
Berbeda dengan Brian yang kerap tidak pulang ke rumah karena menginap di hotel bersama wanita bayaran yang dia sewa untuk menemani malam panjang nya.
Menjelang sore, Dara pun bergegas pulang lebih dulu karena memang Dara sudah lebih dulu menyelesaikan tugas sekolahnya. Karena itulah Dara bisa pulang lebih awal demi menghindari Fatih dan teman teman nya.
"Wih, pucuk di cinta ulam pun tiba nih."
Seketika, langkah Dara terhenti saat mendengar suara bariton yang begitu dia kenali. Di tengah ketakutannya, Dara pun mencoba mengumpulkan keberanian untuk melangkah kembali dan mengabaikan suara itu.
"Eit, mau kemana manis? Kenapa buru buru? Mau di antar pulang nggak?" ucap pemuda itu lagi menghadang langkah Dara, hingga membuat tubuh Dara bergetar ketakutan.
"Pe_permisi, saya mau lewat." ucap Dara yang benar benar sudah ke takutan karena Dewa dan Brian menghadang nya di parkiran.
"Boleh, tapi selesaikan dulu urusan kita. Nggak adil banget kalau cuma Fatih yang pake loe, sementara dia sudah bayar loe buat layani kita juga." sarkas Brian dengan mata yang memicing.
Deg
Jantung Dara kian berdetak kencang saat Brian kembali mengingatkan nya pada kejadian malam kelam itu. Bahkan tubuh Dara sudah bergetar hebat saat kedua pemuda itu mulai melangkah mendekatinya.
Dengan sisa tenaga yang dia punya, Dara pun akhirnya berusaha untuk lari. Tetapi, Dewa berhasil mencekal tas ransel yang di pakai oleh Dara.
Tidak kehabisan akal, Dara pun langsung melepaskan dan membiarkan tasnya lepas begitu saja dan berpindah tangan ke tangan Dewa.
Kedua pemuda itu pun mencoba mengejarnya, tapi beruntung Fatih datang dan menghentikan kedua teman nya itu.
"Mau kemana kalian?" tanya Fatih menghentikan langkah Dewa dan Brian yang baru saja akan mengejar Dara.
"Fatih, kemana lagi? Bersenang senanglah, iya nggak Wa?" jawab Brian.
"Bersenang senang? Maksud kalian?" tanya Fatih lagi bingung.
"Si cupu lah. Apa lagi, yuk ah. Keburu itu anak pergi," lanjut Brian yang membuat Fatih kaget.
"Maksud loe si Dara?" tanya Fatih, memastikan.
"Iya, siapa lagi. Malam itu loe kan udah bayar dia buat layani kita juga. Enak banget dong tuh cewek dapat duit sebanyak itu cuma layani loe doang," jawab Brian, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Udah yuk ah, keburu anak nya ngilang." lanjut Brian menarik tangan Dewa.
Dewa dan Brian yang baru saja akan kembali melangkah. Namun, terpaksa kembali menghentikan langkah mereka karena dihentikan oleh Fatih.
"Stop, biarkan dia. Jangan ganggu dia lagi, gue akan berikan wanita lain yang kalian mau. Tapi please, jangan dia."