"ugh,dimana aku!!.."gumam seorang gadis dengn melihat sekeliling ruangan.
"Alhamdulillah,kamu udah sadar nak..."seorang wanita paruh baya tampak bahagia melihat gadis kecil itu sadar.
tatapan gadis itu dingin tpi langsung cepat merubahnya dengn tatapan polos tanpa di sadari wanita itu.
"siapa nama mu nak?..knp kamu ada di pinggir jalan dengn kondisi yg sangat memprihatikan?..apa yg terjadi?."
"aku tak ingat apapun.."ujar gadis itu dengn tatapan polos dan imutnya.
"ha!!.. apakah kamu hilang ingatan?.."gadis itu nampak wanita paruh baya itu terkejut.
"aku hanya ingat nama ku!.."ucap gadis itu dengn polosnya.
"siapa namamu?.."
"Aqila!.."
.
.
.
gimana jadinya seorang mafia dengn wajah dingin,datar dan tak tersentuh itu,harus terjebak di pesantren karena keadaan yg tak mendukung nya untuk pergi dari sana.
seorang yg terkenal kekejaman nya dan berdarah dingin dengn pandai mengubah karakter nya dengn dirinya yg sesungguhnya,demi keamanan nya.
jangan lupa mampir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
pagi yang cerah bagi orang yang memiliki suasana yang cerah dan baik pula tapi tidak dengn Azmi yang tampak suram bahkan kedua orangtuanya bertanya tanya dalam hati knp wajah tampannya kini tak enak di pandang?,mereka juga menebak apa karena ceramah panjang mereka semalam?tapi klau di fikirkan lagi itu tidak mungkin karena Azmi bukan orang selalu mengingat masalah yang tak seharusnya di permasalahkan.
Mereka dapat melihat menantunya turun dengn wajah ceria?,mereka semakin di buat bingung tapi yang pasti ini ulah menantu nya membuat putra nya seperti ini, mereka pun tak ingin membahasnya juga.
" hari ini Azmi akan ke kantor ada pertemuan investor dari bisnis yang besar hari ini,engk mungkin Azmi gk ikut!.."jelas Azmi menatap mereka.
"iya engk papa!..lagi pula kasian Faisal tuh pasti capek nghendel selama ini, lagian masalah pesantren sudah mulai selesai,hari ini Abi di pesantren untuk menghendel pesantren sedang umma hari ini rencananya akan ke pesantren An-Nur bersama Aqila?.. gimana ?.."umma menatap mereka satu persatu.
"Abi setuju kata umma, walaupun sebenarnya kita di undang sekeluarga kesana!.."sahut Abi merasa tak enak hati dengn sahabatnya itu,tapi dia sudah mengabari klau istrinya yang datang mungkin bersama kang santri di sini,mereka pun memaklumi karena tau beberapa hari yang lalu ada kejadian yang cukup menegang terjadi.
"memang ada acara apa di sana?.."Azmi menyerngitkan dahinya bertanya.
"kamu gak tau nak Ning Asiah udh pulang dari pondoknya seperti dia jadi makin cantik,dan Sholehah pastinya, mungkin juga abahnya ingin merayakan kecil-kecil untuk anak tunggalnya itu..."umma terlihat senang menceritakan Asiah merupaan anak dari sahabat Abi itu,tidak ada dalam niatnya ingin membanggakan anak sahabat abinya itu dari pada menantunya tapi ucapan umma itu sedikit menyakitkan bagi Aqila yang diam saja,dia sadar satu hal dia tidak Sholehah dan tak sebaik,klau cantik memang itu adalah satu kebanggaan dirinya tapi bagi orang-orang seperti keluarga Abi ini mana mungkin Mandang fisik, pasti yang di pandang pertamanya adalah hati dan prilakunya.
Azmi hanya mengangguk pelan,tak menanggapi terlalu berlebihan seperti ummanya,dia menatap istrinya yang tersenyum padanya hal yang itu sedikit aneh bagi azmi,klau di fikir-fikir engk ada yang aneh klau senyum ke suami tapi senyumannya itu sedikit berbeda dari biasanya.
"Aqila mau umma tapi klau di bolehin mas Azmi!.."dia menatap Azmi memelas agar di bolehin, padahal dalam hati dia penasaran gimana rupa Ning yg di banggakan umma itu, walaupun sedikit bahaya klau jumpa musuh di luar tapi penasaran lebih besar dari pada rasa takut jumpa orang-orang gila itu.
"HM,boleh!.."Azmi mengelus kepala istrinya pelan yang tersenyum senang padanya.
"makasih!.."
kedua paruh baya itu tersenyum senang melihat keharmonisan anak dan menantunya,sangat senang malah mereka mengira tidak akan seharmonis ini karena mengingat pernikahan yang terpaksa.
.
"umma aqila penasaran gimana sih Ning Asiah itu?.."
umma yang baru saja telepon dengn nyai Maryam yaitu ibu Asiah kini mengalihkan pandangannya ke menantunya yang dia abaikan saat teleponan.
"dia baik,orngnya lembut dan bertata Krama yang bagus,lulusan pondok Kairo Mesir sama seperti Azmi,cantik dia anak tunggal kiyai Ibrahim.."umma menatap Aqila yang menganggukan kepalanya paham.
"klau cantik Aqila atau Ning itu umma?.."
umma berfikir sejenak karena dia cukup lupa dengn wajahnya apalagi sudah lama tidak bertemu jadi dia menjelaskan apa menantunya ini dia tak tau karena tak terlalu ingat wajahnya,Aqila pun hanya menanggapi dengn senyuman walaupun dalam hati berfikir.
"mungkin klau aku tidak muncul aku yakin seratus persen umma akan menjodohkan Ning itu ke Azmi.."
entah kenapa sedikit tidak rela memikirkan itu,umma yang melihat suasana menantu sedikit kurang baik membuat menghiburnya.
"tapi umma yakin Aqila paling cantik dan baik,menantu umma gitu loh..apapun itu menantu umma paling terbaik dan umma sayangi"
"umma!.."manjanya memeluk wanita itu dengn lembut.
"pingin punya ibu seperti ini!.."tiba-tiba teringat ibu kandungnya membuat dia sedih karena blm bisa menemuinya sekarang.
keharmonisan mertua dan menantu itu di saksikan jelas oleh kang santri yang menyetir mobil di depan,dia ikut senang melihatnya.
.
"bisa kita mulai?.."suara yang cukup kuat tapi tidak berteriak melainkan suara tegas dan berwibawa.
rekan kerja mengangguk setuju dan wajah datarnya, perbincangan cukup lama setelah selesai mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di salah satu resto terkenal di ruang VVIP.
"terimakasih atas kerja samanya tuan zien alfennando dan nona Angelasia saya tidak menyangka perusahaan kecil saya akan bekerjasama dengan perusahaan besar seperti anda!.."sopan dan formal tapi terkesan datar.
"tidak masalah,saya sedikit tertarik pada perusahaan anda tuan lagi pula uang kami terlalu berlimpah setidaknya bisa membantu perusahaan kecil anda"
jawaban pria itu membuat Azmi dan Faisal terdiam, cukup tidak menyangka sifatnya sombong, berbeda dengan wanita di sampingnya nya walaupun terkesan datar tapi lebih hormat dari pada pria itu yang masih perwakilan CEO tapi sombongnya sungguh ke langit.
"baik silahkan di nikmati!.."canggung faisah yang merupakan asisten Azmi.
dua orang tamu terhormat itu makan dengn elegan dan hormat memang terlihat bukan orang sembarangan apalagi wajahnya terlihat sekali bukan orang timur,tapi fasih dalam bahasa Indonesia.