Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
POV Nathan
Akhirnya aku bisa membereskan si Dira ini. Ku tepuk-tepuk tangan membersihkan debu yang menempel. Hari ini aku memang tidak menjemput Loly.
Aku baru saja pulang dari kantor. Sebelum ke kantor, Bunda sudah berpesan pada ku untuk tidak menjemput Loly. Entah apa maksud Bunda sehingga tidak boleh menjemputnya.
Padahal setiap kali mobil Loly di servis. Selalu aku yang antar jemput si Loly. Kali ini aku hanya bisa mengiyakan permintaan Bunda.
Segera aku masuk ke dalam saat ku pastikan si Dira sudah pergi. Ku lihat Loly senyum-senyum sendiri. Kenapa dia? Ke sambet apa gimana? Aneh!
"Loly, kenapa senyum-senyum gitu, Nak? Di anterin pacarnya yaa?" Tanya Bunda saat berpas-pasan dengan Loly.
"Pacar apaan, Bund. Nggak ada cowok yang mau sama Kak Loly. Cewek jelek begini." Sahut ku berdiri di samping Loly. Kemudian beralih duduk di sofa.
"Dih, sembarangan! Gini-gini banyak tau cowok yang naksir sama aku." Balasnya memanyunkan bibirnya beberapa senti. Loly duduk di sebelah ku.
Suka banget bibirnya manyun-manyun gitu. Andai aja sudah jadi istriku, langsung ku cium tuh bibir. Haish.. mengkhayal!
"Masa'? Nggak percaya! Pacaran aja sama cowok yang udah tua, tua bangka. Udah gitu bau tanah lagi. Iiihhh.. jijay!"
"Sembarangan aja kalo ngomong!" Kepala ku di timpuk Loly menggunakan bantal sofa. Dasar, nggak sopan banget sama aku. Huufftt...
"Sembarangan apaan? Cowok tua aja nggak mau sama kamu, soalnya kamu itu jelek." Ledek ku.
Bibir Loly maju lagi beberapa senti. Gumush banget. Suka lihat wajahnya yang imut kayak gini. Udah pendek, imut, lucu.
Bunda datang, duduk gak jauh dari kami. Seketika Loly beranjak pindah duduk di sebelah Bunda. Loly bergelayut manja pada lengan Bunda. Cih, nih anak pasti mau ngadu! Udah hafal dah!
"Bunda, Nathan tuh, masa' Loly di katain jelek." Loly memasang wajah sedih.
Ku Hela nafas, memang dasar nih anak. Umur memang lebih tua dari ku. Tapi sikapnya kalo ada Bunda berubah lima puluh persen jadi manja kayak bocil alias anak kecil.
"Nathan," panggil Bunda lembut melerai perdebatan kami.
"Iyaa, Bunda." Jawab ku lembut. Pasti di suruh bilang kalo Loly cantik.
"Minta maaf sama Kak Loly! Bilang kalau Kak Loly cantik. Cepetan, Nat!"
Apa ku bilang. Sudah bisa di tebak. Ku hela nafas. Menatap Loly dengan sedikit memelas, berdiri mendekatinya.
"Maafin aku yaa, Kak. Iyaa deh, Kak Loly cantik. Cuuuaaannntttiiikkk bangeeett." Ku berikan senyuman termanis ku.
Loly tersenyum, dia hendak membuka mulutnya mau berbicara. Dengan cepat, aku langsung menyela. "Tapi bo'ong." Ucap ku langsung lari masuk kamar. Hahaha... Emang enak!
"Nathaaann! Bunda, Nathan rese'."
"Sudah-sudah, Nathan memang gitu orangnya, jahil. Loly sekarang mandi gih. Habis magrib, kita makan malam bareng."
.
.
.
Usai sholat magrib berjamaah di rumah. Aku masuk ke kamar. Ada beberapa tugas kantor yang belum aku selesaikan. Harusnya sih malam ini aku lembur di kantor. Tapi aku lebih milih ku kerjakan di rumah.
Terpaksa malam ini aku nggak ikut makan malam bersama keluarga. Nggak bisa lihat wajah imut Loly beberapa saat. Haish.. nggak papa deh. Pekerjaan ini harus cepat-cepat ku kerjakan. Besok harus sudah siap.
Jadi malam ini aku nggak bisa cerita dulu. Kalian lanjut ceritanya bareng author dulu yaa guys. Aku sibuk ngerjain tugas kantor dulu, itu lebih penting. Bye, bye semuanya.
Okey, author ambil alih dulu beberapa saat yaa teman-teman 😁
Loly berjalan ke ruang makan, Bunda Fifia dan Ayah Fari sudah duduk menunggu di ruang makan.
"Ayoo, Sayang, duduk. Kita makan bareng. Bunda udah masakin masakan kesukaan kamu."
Loly melihat meja yang sudah di penuhi makanan kesukaannya. Ada juga makanan kesukaan Ayah Fari dan juga Nathan.
"Cuma Loly nih yang di masakin. Kesukaan Ayah nggak di masakin, Bunda?" Canda Ayah Fari. Ia tau istrinya juga memasakan masakan kesukaannya. Istrinya selalu bersikap adil padanya dan juga anak-anak.
Bunda Fifia tersenyum. "Abang ngomong apa sih. Ini Bunda juga udah masakin loh kesukaan Abang."
Ayah Fari tersenyum. "Makasih, Humaira."
Bunda Fifia mengangguk.
"Makasih banyak yaa, Bund. Bunda udah masakin kesukaan Loly."
Bunda Fifia tersenyum dan mengangguk. "Iyaa, sama-sama."
Loly menarik kursi lalu duduk. Ia melihat kursi Nathan masih kosong. Kemana tuh orang? Pikirnya.
"Bunda, Nathan kemana? Kok nggak ikutan makan bareng." Ucapnya.
Bunda Fifia menoleh saat selesai mengisi piring Ayah Fari. "Ada tuh di kamarnya."
"Nggak makan?"
"Katanya sih nanti, lagi ngerjain tugas kantor. Katanya juga harusnya malam ini lembur. Tapi Nathan milih ngerjainnya di rumah."
"Oohh yaa.. Ayah baru ingat. Iyaa, tadi Nathan Ayah kasih tugas laporan karyawan. Kirain udah selesai, taunya belum selesai toh."
Loly manggut-manggut.
"Sudah, cepetan makan, keburu dingin makanannya. Nggak baik juga makan sambil ngobrol." Nasehat Bunda Fifia.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya