Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak pulang
"Tidak perlu membohongi ku,aku tau kalian sudah mengajukan perceraian ke pengadilan agama kan"
"Kau tau darimana?"
"Aku tau dari wanita j*Lang itu,dia mengatakannya pada ku saat kemarin aku pergi ke apartemennya,dia juga mengatakan ikhlas kalau kita bersama padahalkan dia ikhlas atau tidak juga tidak di perlukan,Iya kan sayang"
"Kenapa kau pergi ke sana?"
Laura terdiam sejenak dengan nada bicara Bara yang berubah dingin,kemarahan di mata Bara terlihat jelas,"Kenapa,apa kau marah?.Aku hanya ingin bertemu dengannya untuk memperingatkan kalau kontrak kalian akan berakhir"
"Dan kau tau dia justru membuat ku terluka bahkan memukul ku,dia itu wanita kasar dan kejam padahal di depan mu dia selalu bersikap manis dan baik tetapi di belakang mu dia berubah menjadi monster!
Bara merasa telinganya kepanasan mendengar Laura yang terus menjelek-jelekkan Lily,jika biasanya Ia akan membela Laura dan akan sangat marah setiap apa yang di lakukan Lily kepada Laura tapi tidak dengan sekarang, sebenarnya apa yang terjadi padanya?
"Setelah kalian bercerai,kau akan langsung menikahi ku kan sayang seperti janji kita", lanjutnya saat Bara hanya diam saja tanpa menjawab ucapannya dan Ia yakin Bara pasti merasa marah dengan apa yang telah di lakukan Lily padanya."Sayang dia dan temannya itu selalu membully ku,bukan hanya saat di sekolah dulu tapi sampai sekarang mereka membully ku.Aku bersumpah dia tidak akan pernah bahagia dengan hidupnya"
"Dan tidak akan pernah mendapatkan pria yang benar-benar mencintainya,dia akan menderita seumur hidupnya!"
"Hentikan ucapan mu Laura Abimanyu!"
Laura seketika tersentak kaget dengan Bara yang tiba-tiba memanggil nama lengkapnya dengan penuh penekanan.
"Kau berteriak pada ku hanya karna ingin membelanya?,apa kau sudah mencintainya sekarang?"
Tanpa menunggu balasan Bara,Laura bangkit dan langsung membawa tasnya dan bergegas pergi begitu saja.
Bara juga tak berniat mengejarnya.
***
"Bagaimana bisa dia menahan mu di rumah,memang apa haknya untuk tidak mengijinkan mu keluar! memang pria brengsek!"
Monika begitu emosi mendengar cerita Lily mengenai apa yang telah terjadi padanya pagi ini.
"Aku benar-benar sangat ingin bercerai Mon, kebencian ku semakin bertambah setiap kali aku melihatnya, apalagi ketika Ia berbicara dengan ku aku sama sekali tidak suka melihatnya!"
"Kenapa kau tidak meminta bantuan keluarga mu saja,aku yakin semuanya pasti berjalan dengan lancar"
Lily menggeleng,"Kau tidak tau saja Mon bagaimana berkuasanya Keluarga Bara di negara ini,kedua pamannya adalah gubernur di kota-kota besar dan salah satunya ya di kota ini, begitupun dengan bibinya dan sepupunya yang mempunyai pangkat tidak biasa di pemerintahan selain itu koneksi Bara juga sangat luas di negera ini terlebih lagi papa Maxwell,aku tidak yakin keluarga ku bisa melawannya"
"Koneksi keluarga mereka tidak biasa Mon, pengaruh keluarga itu juga tidak main-main kau belum tau saja siapa keluarga itu yang bahkan konsekuensinya sudah mendunia dan pengaruhnya bukan hal yang bisa di anggap main-main"
Monika berdecih dan tertawa,"Memangnya seniat itu Bara tidak ingin melepaskan mu sampai-sampai harus mengerahkan semua keluarganya",ujarnya dengan nada mengejek.
"Benar juga,kenapa dia perlu repot-repot hanya untuk mempertahankan pernikahan kami, tidak mungkin dia tidak mungkin akan melakukan itu sudah jelas-jelas dia menginginkan perpisahan kami sejak awal, mungkin memang dia tidak ingin merusak nama baiknya karna bercerai dengan istrinya dalam waktu kurang setahun"
Lily tersenyum miris, bodohnya Ia tanpa sadar berfikir kalau Bara akan mempertahankan pernikahan mereka dan mulai berubah.
Monika jadi merasa bersalah melihat sahabatnya itu tiba-tiba terdiam dengan wajah sedih,"Sebenarnya jauh di lubuk hatimu kau masih tidak ingin bercerai dengan Bara kan,cinta mu terlalu besar untuk melepaskannya"
"Tidak"
Jawaban tegas itu keluar dari mulut Lily,"Cinta dan bodoh itu tidak beda jauh,dan aku bukan orang bodoh Mon"
"Kenyataannya selama ini kamu memang orang bodoh",ejek Monika dalam hati sembari menghembuskan nafas.
***
"Bar,dimana Lily?"
Rosa yang sejak tadi menunggu kedatangan Lily karna hari yang sudah malam dan jam juga sudah menunjukkan pukul 10 membuatnya begitu khawatir,namun suaminya sejak tadi menenangkannya dengan mengatakan kalau Lily pasti bersama Bara,tapi Bara baru saja pulang namun tak ada bersama Lily.
"Tidak tau ma,apa tidak ada rumah?"
"Tidak ada Bar,kata bi Inah sejak siang tadi Lily sudah keluar dan sampai sekarang belum pulang juga,mana di luar hujan deras banget, telfon juga gak di angkat-angkat.Kamu ini bagaimana sih Bar masa istri sendiri gak tau dimana!apa jangan-jangan kalian bertengkar sampai-sampai Lily pergi entah kemana karna marah sama kamu!"
Cerocos Rosa yang marah bercampur takut dan khawatir pastinya.
Bara menghela nafas pelan,Ia tidak ingin menjawab ucapan sang mama karna apa yang dikatakannya memang benar adanya kalau mereka bertengkar pagi tadi.Seharusnya Ia tahu kalau dia tidak akan bisa menahan Lily di rumahnya,sekarang sudah membuat orang seisi rumah khawatir."Mama pergi saja tidur ini sudah sangat larut,aku akan mencari Liliana dan membawanya pulang"
Rosa mengangguk,Ia percaya putranya itu akan membawa menantu kesayangan pulang."Kamu harus janji ya Bar bawa Lily pulang dalam keadaan selamat, pokoknya mama gak mau tau!"
Bara mengangguk,"Iya ma
***
Sementara itu Lily berada di apartemennya sendirian karna Monika yang bekerja lembur malam ini,jadi Ia hanya sendiri di sana dengan begitu membosankan karena ponselnya juga ketinggalan di mansion Bara.
Sebenarnya tidak begitu membosankan juga,Ia memilih untuk menggambar karna sudah cukup lama Ia tidak melakukannya lagi, sudah lama Ia tidak mendesain produk-produknya lagi karna sibuk dengan pernikahannya yang tidak berhasil.
Ia begitu menikmati waktunya sendiri untuk menggambar beberapa model pakaian dan tas sejak tadi hingga sekarang Ia tidak bisa tidur karna keasikan menggambar.Namun di saat seperti itu tiba-tiba bel pintu berbunyi membuat aktifitasnya terhenti.
Ia berfikir kalau itu Monika yang sudah pulang bekerja,"Katanya lembur tapi jam segini sudah pulang"
Namun ketika pintu dibuka,Ia begitu terkejut melihat siapa orang di depannya,sebelum Ia sempat bereaksi orang yang berdiri di depan pintu itu masuk begitu saja,hingga membuatnya langsung tersadar.
"Siapa yang mengijinkan mu masuk!keluar!"
Ia berusaha mendorong tubuh pria tampan dan tubuh seksi itu dengan kemeja putih basah yang membentuk tubuhnya yang atletis, otot-ototnya yang besar di bagian tertentu dengan dadanya yang terlihat bidang dan perutnya yang tampak berotot dengan membentuk roti sobek.
Jantung Lily seketika berdebar dengan wajahnya yang sangat merah dan panas, sebelumnya Ia tidak pernah melihat tubuh pria itu seintim itu,karna selama ini Ia hanya melihatnya menggunakan pakaian jadi Ia tidak menyangka pria itu mempunyai tubuh yang begitu sempurna dan idaman semua wanita di balik pakaian itu,meski ketika berpakaian pun tubuhnya terlihat sempurna dan seksi.
"Jika membuka semua pakaiannya pasti terlihat jauh lebih baik"
###
Bersambung...
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura