penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 (iblis siluman teratai kekacauan)
...༻𓆉༺...
Kini semua orang berpencar melaksanakan tugas mereka bersama-sama. Bai Yi-Chen, Bai Qing-He, dan Bai-Cuan kini sudah mulai mencari pohon-pohon besar yang nantinya akan mereka gunakan sebagai bahan pembangunan dengan membawa kapak di tangan mereka.
Bai Qing-He kemudian memberi usulan pada sang kakak. "kakak....., bagaimana jika aku menebang dahan-dahan pohon yang kita tebang.........? kita bisa membuat perapian dengan itu bukan........?" usulnya.
Bai Yi-Chen yang berjalan kemudian berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang adik dengan tersenyum, "baiklah........., jika kau sudah dapat Kumpulkan lah di samping pohon besar itu...., tempat yang di gunakan para gadis itu...." titahnya sembari menunjuk ke arah bagian kosong tempat para gadis berteduh.
Bai Qing-He kemudian mengangguk dan menjawab, "baik...., serahkan saja padaku....!!!" balasnya.
Bai-Cuan kemudian berkata, "baiklah....., jadi kita tebang pohon mana dulu.......? dan kira-kira butuh berapa banyak untuk membangun satu rumah......?" tanyanya.
Bai Yi-Chen menatap semua pohon di tinggi di dekat mereka dan kemudian menjawab, "kita ambil dua puluh pohon besar yang jika kita peluk tangan kita tidak akan bisa menggapai kedua sisi..... ini akan lebih baik nantinya. Selain itu aku akan meminta Long Bai-Chen membantu dan juga tentu memerlukan dukungan Qing-He untuk itu......" jawabnya.
Bai-Cuan dan Bai Qing-He kemudian mengangguk, "kami mengerti.....!!!" jawab mereka serempak.
Kini ke tiganya sudah mulai menebang, dan ini adalah saatnya kita beralih pada para gadis. Huo-Yin'er kini sedang memikirkan berapa banyak pohon yang di butuhkan untuk membuat rumah serta bagaimana rumah mereka di bentuk nantinya.
"kita mungkin akan membutuhkan banyak sekali kayu pohon........, apa sebaiknya kita membuat yang sederhana saja......? lagi pula jika terlalu besar mungkin itu hanya memboros ruangan. Di hutan ini kita tidak bisa membuat apapun dengan mudah...." pikir Huo-Yin'er yang menatap kertas kosong.
Han Fei-Yun kemudian ikut berpikir, "sepertinya yang sederhana juga tidak apa-apa....., untuk kamar kita buat dua saja....., satu kamar untuk para lelaki itu dan satu kamar untuk kita bertiga....." ucap Han Fei-Yun dengan saran dan pendapatnya.
Huo-Yin'er mengangguk dan kemudian kembali bertanya, "lalu bagaimana dengan kamar mandinya....?" tanyanya yang membuat keduanya berpikir kembali.
Sementara itu, kini Huo-Yao dan Liu-Ning tengah berjalan bersama dengan membawa keranjang yang tadinya di pakai tempat kapak dan pisau, dan kini dirinya hanya membawa sebuah pisau yang ada dalam keranjang.
Liu-Ning kemudian bertanya, "jadi tanaman apa yang akan kita cari.......?" tanyanya.
Huo-Yao kemudian menjawab, "banyak...., kita akan mengambil semua bahan yang bisa di buat minuman. Seperi madu...., jahe....., dan ginseng. Atau...., kita juga bisa membawa buah-buah yang kita temui bila ada nanti....." jawabnya.
Liu-Ning kemudian melihat sesuatu dari kejauhan, "Huo-Yao......, sepertinya aku melihat pohon apel di sana dan kita sepertinya bisa mengambilnya........" ujarnya dengan riang dan mengeluarkan daun-daunnya yang bagaikan tali dari bawah tanah.
Huo-Yao yang memiliki mata yang tajam karena memiliki tubuh roh elang api kini melihat ada lebah yang terbang di sekitar sana, "ayo kita kesana........, sepertinya di sana ada madu.....!!!" ujarnya yang kemudian langsung berlari meninggalkan Liu-Ning di belakangnya.
"eh....!!!, tunggu aku......!!!" tekannya yang kemudian mengejar Huo-Yao di depannya.
Kini semua orang telah sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Matahari terus menerus bersinar semakin panas dan semakin ke atas. Bahkan kini mulai terdengar suara serangga yang menambah suasana seperti sangat panas ibarat waktu musim panas.
"bugh..........!!!
Terdengar suara pohon yang roboh hingga membuat tanah tempat Bai Yi-Chen, Bai Qing-He, dan Bai-Cuan bergetar.
Di samping itu, Long Bai-Chen yang sudah di panggil Bai Yi-Chen sedari pagi kemudian berkata, "tuan aku sudah lelah......, ini bahkan sudah sangat siang dan semakin panas....." keluhnya.
Bai Qing-He menyipitkan mata dan berkata, "lelah....? bukankah sedari tadi aku mendukungmu dengan pagoda awan ha....? kasih beruntung aku mendukungmu karena perintah kakak...., jika tidak mungkin kau sudah mati karena lelah siang ini......" kesalnya.
Bai-Cuan kini menatap adik tuannya dengan sedikit ekspresi ngeri, "(oh astaga......, tuan muda kedua ini kenapa blak-blakan sekali. Long Bai-Chen bahkan ikut terpojokkan.....)" batinnya yang seketika menelan ludah.
Long Bai-Chen kemudian langsung mengangkat kepala dengan tanduk besarnya dan berkata, "huh....., andai tuan tidak memintaku mungkin kau sendiri yang akan mati karena lelah....., lagi pula kau bahkan hanya bisa berdiri dan tidak melakukan apapun bukan........" balasnya.
Bai Yi-Chen kini sudah pusing mendengar perdebatan roh dan adiknya hingga membuatnya membuka suara, "berhenti berdebat........!!! kita istirahat dulu.....!!!" tekannya yang sedikit kesal dan tegas hingga membuat suaranya terdengar ke tempat Huo-Yin'er dan Han Fei-Yun.
Long Bai-Chen langsung masuk dalam dahi Bai Yi-Chen dan menuju kesadaran spiritualnya, sementara kini Bai Qing-He menata semua kayu bakar yang nantinya akan di angkat oleh mereka. Mereka kemudian mengangkat kayu-kayu itu dan menempatkannya di samping pohon yang menjadi tempat berteduh Huo-Yin'er dan Han Fei-Yun.
Dan tak berselang lama datang pula Liu-Ning dan Huo-Yao yang mendapatkan buah apel, ginseng, dan madu yang mereka dapat setelah menyusuri hutan. Untuk madu di bawa oleh Liu-Ning dalam botol arak yang cukup besar. Mereka kemudian menaruh semua barang yang mereka dapat dan di letakkannya di samping keranjang yang lainnya.
Semuanya kini duduk bersama dan membuka keranjang kue zaitun dan roti yang di beli Bai Qing-He dan Bai-Cuan. Semua orang duduk melingkar sembari memakan makanan yang mereka bawa dari kota.
Huo-Yin'er tersenyum pada Bai Yi-Chen dan bertanya, "Yi-Chen......, aku rasa lebih baik kita buat rumah sederhana saja...., sedangkan untuk tempat penyimpanan bisa kita pisah nantinya dan kita jadikan satu dengan dapur. Menurutmu bagaimana......?" tanyanya.
Bai Yi-Chen kemudian bertanya. "lalu...., bagaimana nanti dengan kamarnya......?" tanyanya sembari melahap kue zaitun di tangan kanannya.
Huo-Yin'er kemudian menjawab, "untuk kamar kita bagi menjadi dua...., kamar pria dan wanita yang nantinya akan saling berseberangan......, karena menurut ku dan Fei-Yun tidak ada gunanya juga ruangan yang banyak dan besar jika tidak ada perabotan atau benda untuk memenuhi ruangan itu......, menurut kalian bagaimana.....?" tanya Huo-Yin'er meminta pendapat semua orang.
Bai Qing-He, Bai-Cuan, dan Huo-Yao menjawab serempak, "bukan masalah......" jawab mereka.
Tak berselang lama kemudian tercium aroma wangi bunga yang membuat semua orang memejamkan mata karena harumnya, bahkan Liu-Ning juga bisa menciumnya.
"bau harum apa ini......? baunya sangat harum dan membuatku mengantuk...." ujar Liu-Ning yang seketika langsung pingsan.
Bai Yi-Chen kemudian langsung menutup hidung dan memperingatkan semua orang. "semuanya tutup hidung.........!!! ada aura siluman......!!!" tekan Bai Yi-Chen dengan tegas.
Namun, Bai Qing-He malah pingsan lebih dulu setelah Liu-Ning dan tersisa lima orang yang bertahan. Semua orang kemudian langsung mencari kain bandana mereka dan cadar. Bai Yi-Chen dan Bai-Cuan menggunakan kain bandana sementara Huo-Yin'er, Huo-Yao, dan Han Fei-Yun menggunakan cadar mereka.
Bai Yi-Chen kemudian mengangkat tubuh Bai Qing-He dan menyandarkannya di pohon sementara Bai-Cuan mengangkat tubuh Liu-Ning dan menempatkannya di samping Bai Qing-He.
Bai Yi-Chen menatap dan mengamati sekitar hingga akhirnya ia menemui sesuatu yang aneh. "teratai......? sejak kapan danau ini di penuhi teratai.....?" ujarnya penuh tanya.
"tuan muda...., mungkinkah ini sebenarnya adalah Su Rong-Jing......?" tanya Bai-Cuan yang curiga karena mengira tubuh roh Su Rong-Jing adalah teratai putih.
Huo-Yao kemudian menjawab Bai-Cuan. "tidak Bai-Cuan........, sepertinya bukan. Tubuh roh dari Su Rong-Jing adalah lotus putih...." jawabnya.
Han Fei-Yun dengan waspada dan melirik sekitar kemudian berkata, "aku rasa ini memang adalah siluman......." tambahnya.
Kemudian tak berselang lama terdengarlah bunyi quqin yang sangat menenangkan, semua orang yang mendengarnya akhirnya merapat saling bertolak belakang untuk berjaga.
Huo-Yin'er kemudian dengan pasti berkata, "ini adalah siluman yang tidak biasa......, kalian semua berhati-hatilah. Irama ini bisa membuat seseorang masuk pada ilusi...." ujarnya.
"byur......!!!"
Terdengar guyuran air dari danau yang memunculkan sebuah pucuk bunga teratai yang semakin naik ke permukaan dan perlahan mekar dan di ikuti suara guqin yang semakin terdengar jelas.
Teratai putih yang perlahan mekar itu kemudian memunculkan seorang pria dengan hanfu berwarna hitam dan sedang sibuk memetik kan alunan guqin dengan jari jemarinya.
Dan seketika semua teratai putih yang tak terhitung jumlahnya berubah warna menjadi hitam yang membuat ke lima orang yang tersisa itu menjadi lebih berhati-hati.
Kemudian, pria yang memainkan guqin itu membuka perlahan matanya yang tertutup dan berkata, "hari baru......, mangsa yang baru. teknik kultivasi........!!! alunan sunyi kekacauan........!!!" tekannya yang kemudian langsung memetik kan senar guqin nya dan membuat semua orang hampir terhempas dengan energi yang dahsyat.
Semua orang yang melihatnya kemudian berseru bersama, "iblis siluman teratai kekacauan..........?!!" tekan mereka yang membulatkan mata.
keren!