NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:363
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelelahan

Simon benar benar berjuang keras untuk OSN kali ini.

setiap hari dia selau tidur jam 11malam dan berlatih soal OSN. belum lagi latihan intensif di sekolah, walaupun diselingi oleh kegiatan OSIS yang tidka bisa diwakilkan.

otaknya lelah sekali, tapi ia mempunyai motivasi yang besar untuk bisa memenangkan mendali di OSN tahun ini.

"Wow progress lo bays banget. Sekarang udah bisa lebih cepet ngerjain soalnya"

"iya pola soalnya udah ketemu,"

"great! Kao gitu besok gue naikin level soal lu ke level OSN nasional ya " ujar Hary. Dia adalah tutor yang dipilihkan Maria untuk mengajari Simon.

"oke kak. Thanks"

Simon memijat kepalanya yg sedikit pusing.

"oke, kalo gitu gue pamit"

Hary memasukan ipad nya kedalam tas dan pulang setelah Simon antar sampai depan.

Setelah kepergian Hary, Simon menghampiri ibunya yag saat itu sedang mempersiapkan bahan masakan untuk dimasak esok hari.

"Maaa..." sapanya Manja seraya memeluk sang ibu.

"badan kamu kok anget sayang?"

"iya Maa.. Ga enak badan dari tadi. Boleh minta Teh jahe?"

"mau mama panggil dokter sayang?"

"ga perlu Ma.. Teh Jahe aja, semoga bisa lebih baik"

"baiklah.."

...****************...

Pagi ini seperti biasa tim OSN sudah berkumpul untuk memulai latihan mereka.

Selama sebulan kedepan mereka memang menjalani inkubasi untuk persiapan OSN.

Kelas akselerasi tentu saa semuanya mengikuti inkubasi ini. sedangkan beberapa siswa yang bukan berasal dari kelas yang lain diberikan izin untuk tidak mengikuti KBM.

Pagi ini agenda mereka adalah mendengarkan motivasi dari seorang motivator ternama dikalangan anak muda. Namanya Viky.

"huwaaa serius lo datengin ka Viky buat ngemotivasi kita?" tanya Tiara ketika Maria menyamaikan bahwa motivator mereka pagi ini adalah Viky

"iya, sesuai requestan kalian.. " jawabnya sambil tersenyum. Simon memang memberi saran kepadanya bahwa untuk beberapa hal Maria harus bisa memberikan kebahagiaan kepada tim nya. ya saah satunya dengan ini.

"Maria ya? kak Viky sudah sampai dan saat ini ada di ruang tunggu"

"oh oke. . aku kesana.. "

"Marr ikuttt. ..!!" Tiara buru buru ingin ikut.

"no, lo disini aja.. "

Maria beranjak.

"Mar , aku ada pertemuan sama Reza, gapapa kalo aku ga ikut ini?" ucap Simon ketika mereka bertemu di lorong. suatanya serak, matanya merah dan berair. Simon sedag tidak enak badan dari semalam.

"ga bisa di tunda ya pertemuannya? ini penting loh kak"

"kayaknya ga bisa. Reza sedikit nekat orangnya. Aku takut kalo dia malah nyusul ke tempat kita dan mengacaukan acara.. " jawab Simon sambil sesekali menekan hidungnya yang mampet.

"kaka sakit?" Maria hendak menyentuh dahi Simon yang langsung dihindari oleh Simon.

"sedikit ga ena badan tapi masih bisa kok"

Maria menurunkan kembali tangannya.

"udah minum obat?" tanya Maria khawatir.

"bentar bentar aku telfon ka Raffi"

Maria mengambil Handphone nya dan menelfon Raffi.

"ga usah Marr, Raffi agi ada rapat Badminton"

"yaudah kalau gitu, Lucky! "

"hallo ky, lo bisa kesini ga? Lorong depan XI-2. Iya cepet ya.."

Handphone Aria kembali berdering kai ini dari asistennya Viky.

"ah iya kak sebentar ya, saya kesana.. Oke kak thanks"

"Ada Apa Maria sang bidadari hatiku?" kini Lucky datang dengan gombalan genit nya. Lucky memang sering melakukan ini kepada hampir semua gadis di sekolah. Tapi walaupun begitu Simon yang mendengarnya tetap saja hatinya panas. 'aku saja tidak berani'

plak! Maria memukul Lucky dengan pulpen yang dibawanya.

"ish galak banget sihh" Lucky menggosok dahinya yang kena pukul.

"kalo mau bercanda tuh tau Tempat dan situasi dong! Ini bukan saatnya bercanda. "

"hehe maaf maaf, abis hari ini lo makin cantik sih Mar," Lucky tertawa sambil terus menggoda Maria. Tentu saja yang satu itu sedang menatap mereka dengan penuh kecemburuan.

"jadi ada apa?"

"Kak Mon sakit, lo bisa anter dia ke klinik? Kayaknya dia butuh obat.. "

Lucky kini melihat Simon yang sedang menatapnya tajam.

" sa.. Sakit apa kak?" Lucky sedikit tergagap karena mendapatkan tatapan setajam itu.

"Langsung ke Klinik aja Ky. Gue duluan ya.. Kak sama Lucky dulu ya aku buru buru . Bye assalamualaikum"

Dan Simon masih saja menatap Lucky dengan tajam.

"eh engg.. Kenapa liat aku kaya gitu kak? Aku kan jadi takut" ucap Lucky takut takut

Simon hanya mengendus lalu menarik nafasnya.

Sudah panas badan karena demam, sekarang harus tambah dengan panas hati karena melihat pacar sendiri di godain cowo lain.

"ga usah ke klinik. Kita ke lapang Voly aja gue ada erlu sama Re..." Simon emmegang kepalanya yang tiba tiba terasa berat

"jaga gitu kak, nanti gue dimarahin Maria kalo lo ga ke klinik." Lucky langsung merangkul Simon dan memapahnya hingga sampai di klinik.

"kamu kecapean. Sebaiknya istirahat dulu, atau amu di Infus biar cepet pulih?" ucap dokter setelah ia memeriksa Simon.

"iya dok di Infus saja" ucap Lucky. Namun Simon menggaleng.

"suntik vitamin aja dok sama aja kan?"

"saya masih banyak urusan yag ga bisa ditinggal dok.. " Simon mengambil HP nya lalu mengetikkan sesuatu disana.

"baiklah minum obat ini, dan istirahat. Kalo tidak mau sakit kamu berubah jadi tyfus.. " kini dokter itu kembali menjelaskan.

Simon hanya mengangguk agar semuanya cepat berakhir.

Beberapa saat kemudian, terdengar pintu klinik yag dibuka dna Reza muncul dari sama dengan penuh amarah.

"ga usah alasan lo sakit ya! Gue udah nungguin lo dari tadi diruangan tapi lo ga dateng dateng!"

"sorry. " ucap Simon pelan, dia sudah sedikit mengantuk efek obat yang barusan diminum.

"sorry sorry, lo pikir sorry dari lo bisa balikin waktu gue yang habis buat nungguin lo apa?"

Kini Reza semakin marah.

"huft.. " Simon hanya menghela nafasnya. Ia tidak punya pembelaan apa apa karena faktanya memang dia yang bersalah.

"gue pengen duit bola voly cair sekarang juga. Lo ga berhak ya nahan nahan anggaran buat tim gue!"

"kemarin gue udh liat saldo kas tim lo, dan gue rasa masih cukup untuk membiayai tim yang tidak akan meraih gelar apaun tahun ini." balas Simon sambil memejamkan matanya. Efek obat itu benar benar manjur, ia sangat mengantuk sekarang.

"lo!! Lo mau korupsi ya?! Nahan nahan duit ekskul sampe segininya."

Kini Simon membuka matanya dan menatap Reza tajam.

"Gue udah bilang, anggaran sesuai target kompetisi yang akan diikuti dan target prestasi yang akan diraih. Sekarang gue tanya. Lo dan tim lo mau ikut kompetisi apa dan mau menangin juara berapa?" ucapnya tajam saking tajamnya Lucky yang duduk di pojokanpun ikut merinding melihat aura Simon yang begitu menakutkan.

Reza juga merinding sebenarnya namun kali ini dia tidak ingin kalah lagi dia harus memenangkan Anggaran ini karena jika tidak maka nama besarnya akan dipertaruhkan dihadapan anggotanya.

"lo pikir gue takut sama lo?!"

"kalo masih emosi, lo mending pergi gue mau Istirahat.." Simon kembali memejamkan matanya.

"lo!!!" tunjuk Reza semakin tersulut.

"kalo lo berani lo duel lawan gue! Kalo gue kalah gue ga akan minta sepeserpun anggaran buat Volly. Tapi kalo lo kalah, lo harus ngasih gue semua anggarannya!"

"pergilah, sebelum gue panggil orang buat usir lo"

"kak, mending kita bicarakan nanti deh, kak Mon lagi sakit. nanti gue bantu bujuk deh.. Gimana?" kini Lucky menghampiri Reza.

"lo pikir lo siapa bisa bujuk dia?" balas Reza masih emosi

"gue timsesnya waktu jadi ketos kak. Lo percaya aja sama gue. " bisik Lucky sambil melirik Simon yang sudah memejamkan matanya. Entah dia tidur atau hanya pura pura tidur.

"oke siapa nama lo?!"

"Lucky, kelas akselerasi. Ini nomer HP gue, nanti pulang sekolah Lo hubungi gue oke."

" oke awas ya lo! Gue tandai!" Reza mengambil kartu nama itu dan berlau dari ruangan sambil menutup pintu klinik dengan kencang.

"thank ky. " Simon berucap pelan. Matanya masih terpejam. Entahlahh.. Rasanya berat sekali untuk membuka mata.

"istirahat kak. gue keluar dulu beli minum sama nebus obat. Nanti gue kesi..."

"ga perlu, lo hubungi Raffi aja dan balik ke kelas. Gue rasa lo perlu siraman motivasi biar otak lo fokus OSN dan ga gangguin cewe orang lagi!" ucap Simon memotong Lucky.

Dan Lucky cukup pintar untuk mencerna kaimat terakhir Simon

'jadi dia cemburu ' batinnya tersenyum kecil

"Maria free kak, jadi siapapun bebas deketin dia" Lucky memancing Simon.

"hmmm... " hanya gunaman yang Simon berikan dan Lukcy tau kaka kelasnya sudah tidur. Ia lantas membenarkan posisi selimut Simon dan beranjak keluar dari klinik.

samar sama dia mendengar Simon berkata.

"ga banyak orang yang tau, tapi Maria memang cewe gue."

Lucky hanya menghela nafasnya. Jika memang benar, maka dia akan mundur teratur karena Simon jelas bukan lawan yang sebanding dengannya dalam segala hal. Kecuali masalah rayuan dan gombalan, jelas ia menang telak karena sang ketos itu hanya cowo kaku dan selalu menjaga imagenya.

1
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!