Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyamuk Kanibal
Gwen tahu kalau Trevor tidak main-main pasti lelaki itu akan memperlihatkan senjata pamungkasnya itu padanya. Daripada mata sucinya ternoda lebih baik dia mendekat dan duduk di samping boss mafia itu.
"Kau tahu ada berapa anak buahku di markas utama, Gwen?" tanya Trevor saat Gwen sudah duduk di sampingnya.
Gwen tampak berpikir dan mulai menghitung beberapa bawahan Trevor yang dikenalnya.
"Lima puluh lebih aku rasa," jawab Gwen yang tidak mau memandang wajah lawan bicaranya.
"Dari semua itu, apakah kau pernah lihat mereka ada yang membantahku?" tanya Trevor lagi yang membuat Gwen langsung terdiam.
Trevor tersenyum miring, dia meraih pundak Gwen supaya menghadap padanya. "Itu baru sebagian yang kau tahu. Aku mempunyai banyak markas rahasia. Dan hanya kau yang berani membantahku sejauh ini!"
"A--aku hanya tidak ingin ditindas lagi," sahut Gwen tertunduk. Dia jadi takut karena Trevor bersikap serius sekarang.
"Kau harus tahu satu hal, Gwen. Saat kau sudah membuat tatto artinya kau harus mengabdi sampai mati padaku!" ucap Trevor yang menunjukkan sifat aslinya pada Gwen.
Dan suasana menjadi begitu canggung diantara mereka berdua. Untuk itu, Trevor menuangkan wine dalam gelas yang sebelumnya memang dia sudah siapkan untuk menyambut Gwen yang datang.
"Sekarang kita rayakan keberhasilan misimu!" Trevor memberikan gelas berisi wine itu pada Gwen. "Aku dengar kau mencongkel mata lelaki menjijikkan itu!"
"Hal terkeji yang pernah aku lakukan, aku merasa seperti seorang pendosa sekarang!" Gwen menerima gelas dari Trevor dan langsung meminumnya agar bayang-bayang itu hilang dari pikirannya sejenak.
"Lama-lama kau akan terbiasa," ucap Trevor dengan santainya sambil kembali menyalakan rokoknya. "Aku tidak sembarangan memilih target, Gwen!"
"Target kita sebelumnya telah menipu jutaan nasabahnya, dia ingin memperkaya diri sendiri dan menyengsarakan orang lain," jelas Trevor.
"Bukankah kau sama saja," sahut Gwen yang merasa Trevor memperkaya diri dengan hal yang tidak wajar.
"Beda konteks, aku hanya mengambil harta dari orang-orang yang pantas diambil hartanya. Aku harus memperkuat klanku karena mempertahankan kejayaan itu sangatlah sulit," ucap Trevor lagi yang membuat Gwen semakin tidak mengerti dengan dunia Trevor walaupun sekarang dia menjadi bagian dari organisasi mafia itu.
Gwen terus meminum wine dan menambahnya beberapa kali sampai dia mabuk berat. Sampai Gwen akhirnya tertidur karena kelelahan dan pengaruh alkohol.
"Gwen...," panggil Trevor sambil menepuk-nepuk pipi gadis itu.
Tidak ada respon lagi, Trevor mengangkat tubuh Gwen supaya berbaring di atas ranjangnya. Dia malam ini akan membiarkan Gwen untuk tidur di kamarnya.
Saat Trevor ingin menarik selimut untuk menutupi tubuh Gwen, atensinya teralihkan pada buah dada Gwen yang terdapat sumpalan supaya terlihat lebih besar.
"Kau tidak akan butuh benda seperti ini lagi," gumam Trevor dengan menarik sumpalan itu. "Dengan senang hati, aku akan membuatnya besar secara perlahan-lahan!"
Trevor tertawa begitu nakal sambil menarik baju atas Gwen dan memperlihatkan dua bukit kembar yang masih ranum.
"Lihatlah mereka sangat kecil dan menggemaskan," Trevor menunduk dan langsung menenggelamkan kepalanya di sana. Malam itu Trevor bermain sepuasnya, menyesap kedua benda bulat yang membuatnya terobsesi untuk membuatnya jadi lebih besar.
*****
Pagi harinya, Gwen terbangun dengan kepala begitu berat karena dia yang mabuk semalam. Saat dia sadar masih berada di kamar Trevor, buru-buru dia keluar dari kamar itu lalu masuk ke kamarnya sendiri.
"Kenapa aku tadi malam tidur di kamar Trevor," decaknya sebal.
Gwen bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri. Dia ingin mengguyur seluruh tubuhnya di bawah pancuran shower. Gwen ingin merasa segar kembali dan bisa melakukan pekerjaannya.
Dia tadi malam terlalu tergesa-gesa ke kamar Trevor padahal dia ingin melihat respon rekan-rekannya di markas utama.
"Aku harus cepat-cepat," gumam Gwen yang sudah tanpa penghalang apapun.
Dan fokusnya teralihkan saat melihat bayangannya di pantulan cermin wastafel.
"Apa ini?" tanya Gwen sambil meraba bagian dadanya yang penuh dengan bercak merah. "Ternyata nyamuk di kamar boss mafia emang beda ya, nyamuknya jadi kanibal!"
Gwen mengira jika dia digigit nyamuk.