Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Kecurigaan Pada Tasya
Mobil mewah berwarna hitam telah di siapkan. Reina tidak ingin ada orang lain selain dirinya dan Tasya. Dengan alasan, bahwa Reina ingin mendengar cerita Tasya. Ia yakin jika Tasya ingin mengeluarkan unek-uneknya pada Reina.
Dari situ, Tasya lebih banyak diam. Ia melihat keanehan pada sikap Reina terhadapnya. Ia merasa Reina telah merencanakan sesuatu untuknya. Tasya tetap mengikuti arahan dari Reina untuk mengetahui tujuan Reina yang sebenarnya.
Tasya pamit. Ia melihat satu persatu wajah-wajah itu. Entah apa yang ada di pikiran Tasya pada saat itu. Reina mempersilahkan Tasya untuk masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah pengemudi. Dan tentu saja pengemudi itu adalah Reina.
Mereka pun pergi dari rumah itu. Dalam perjalanan menuju apartemen, posisi mobil Reina berada di tengah dia mobil para pengawal yang berada di depan dan di belakang mobilnya. Reina melirik Tasya yang hanya diam serta melamun itu. Sepertinya aktingnya sudah selesai. Ia sudah tidak bertingkah seperti di rumah tadi yang terlihat sedih dan ketakutan.
“Kamu yakin, tidak ingin menceritakan apa pun padaku?”, tanya Reina santai sambil menyetir mobil.
Tasya menarik napasnya. Ia melirik ke arah Reina, “Aku kira kamu sudah tahu semuanya”.
Reina pun tersenyum mendengar jawab Tasya. Ia masih tidak percaya Tasya masih menyembunyikannya di balik wajah polosnya.
“Kamu sangat cantik hari ini. Hanya saja kecantikanmu ternodai dengan balutan luka”, jawab Reina yang ingin mengejek Tasya.
Tasya langsung menyadari penampilannya. Ya, tentu saja Reina mencurigainya. Mengapa dirinya begitu tidak hati-hati, pikirnya. Tasya melihat ke arah Reina lagi yang masih saja tersenyum sambil menyetir.
***
Beberapa saat telah Reina dan Tasya pergi, Angga mengurungkan niatnya untuk pergi bekerja pagi itu. Kemungkinan ia akan pergi agak siang atau setelah jam makan siang dan langsung pergi meeting dengan kliennya. Namun, tidak dengan papa Roy. Ia tetap pergi bekerja pagi itu.
Angga masih terduduk di sofa. Ia masih tidak habis pikir dengan kejadian yang menimpa Tasya. Ia pun teringat dengan dirinya yang pernah berbuat kejam pada seorang wanita. Saat itu, Mila tidak punya siapa-siapa untuk dimintai pertolongan.
Rasanya ia ingin segera menemui Mila. Ia kemudian berjalan menuju ruang makan di mana terakhir kali Mila berada. Namun...
“Sstt! Mr. Arogan!”, panggil Mila pelan dari balik sofa di ruang TV.
Angga langsung menoleh pada Mila yang memanggilnya sambil menunjuk-nunjuk Mila seakan-akan memberi isyarat “awas kau!”
“Kenapa kamu masih memanggil saya dengan sebutan itu?”, tanya Angga yang kesal di panggil Mr. Arogan.
Mila menanggapi pertanyaan Angga dengan mengangkat kedua bahunya saja. Seakan ia tidak mau menjelaskan alasannya.
“Tumben Mr. Arogan nggak marah-marah? Bukannya....”, ucap Mila dengan nada meremehkan Angga.
Lalu, Angga membalas Mila dengan mengangkat kedua bahunya juga. Lalu ia berjalan lagi dan mengacuhkan Mila. Mila sampai ternganga tidak habis pikir Angga bisa melakukan hal itu. Angga benar-benar pendendam, pikirnya.
Mila pun kembali menonton acara di TV. Tapi, yang sebenarnya ia tidak melihat acara itu. Ia kembali memikirkan mengenai Tasya tadi dan alasan apa yang membuat Reina bertindak sendiri.
Gubrak! Tiba-tiba Angga melompat dari balik badan sofa dan terduduk di samping Mila. Jantung Mila mau copot rasanya. Setelah itu, ia langsung memukuli Angga yang telah membuatnya hampir mati itu.
“Okey.. Okey.. Stop! Stop! Saya minta maaf”, ucap Angga sambil menangkis serangan Mila dan tertawa geli melihat wajah Mila yang sedang kesal itu.
Mila pun akhirnya menghentikan aksinya. Ia kembali pada posisinya semula ya itu menghadap ke TV. Tapi, lirikan matanya tetap kepada Angga. Ia menatap Angga begitu tajam dengan wajah yang cemberut.
Angga masih tidak bisa berhenti tersenyum, “Mil, maaf ya”.
Mila tidak menjawabnya. Wajahnya semakin cemberut. Lalu, Angga mengulang lagi meminta maaf pada Mila dan Mila pun masih sama tidak menjawab Angga sama sekali.
Angga semakin merasa tidak tahan melihat Mila seperti itu. Ia pun menangkup pipi Mila sangat erat sehingga bibir Mila menjadi monyong. Angga memaksa wajah Mila untuk mendekat padanya. Tapi, Mila tidak menginginkan hal itu terjadi. Ia pun sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak mendekati wajah Angga. Dengan bibir yang monyong seperti itu, sangat sulit bagi Mila untuk berbicara dan berteriak. Mila sudah merinding geli apalagi melihat bibir Angga yang monyong juga.
“Ada apa sih ini ribut-ribut?”, tanya Mama Siska yang datang dari ruang tamu. “Astaghfirullah! Angga kamu ini apa-apaan sih!”
Bukannya kaget, Angga malah terlihat cengengesan. “Hehe... Ini Ma, lagi gladiresik “, ucap Angga sambil tersenyum.
“@a&ds@r&p#ah@n”, Mila berusaha berbicara tapi sangat tidak jelas.
Lalu, Angga kembali memonyongkan bibirnya. Dan itu membuat Mama Siska kesal. Ia langsung mendatangi Angga dan segera menarik rambut Angga. Sehingga kepala Angga tertarik ke belakang dan terlepaslah tangan Angga dari pipi Mila.
Mila pun bisa bernapas lega. Ia bersyukur masih ada Mama Siska di rumah dan segera menolongnya. Setelah itu, Mama Siska memarahi Angga yang suka sekali berbuat jahil kepada Mila. Sebelum Mama Siska pergi ia mengancam Angga untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Dan Mila yang juga sudah sangat kesal itu pun juga bergegas ingin pergi. Karena takut Angga akan melakukan hal aneh lagi. Tapi, saat Mila ingin melangkahkan kakinya, Tiba-tiba Angga menarik tangan Mila dan ia pun masuk ke dalam pelukan Angga.
***