Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Dara sudah bangun lebih cepat dari sebelumnya, meskipun dia mempunyai waktu tidur yang sedikit. Cuma tak masalah, matanya pun tak mau tidur lagi.
Mungkin ini sudah jadi kebiasaan sejak Dara tinggal di Paris, bangun sebelum subuh, lalu membereskan keperluan sekolah.
Dara yang dulu anak mama, tidak pernah melakukan pekerjaan rumah, terbiasa terima beres. Sekarang menjadi mandiri semenjak hidup di perantauan.
Gadis itu pun mendengarkan suara lantunan ayat suci Al-Quran, yang diyakini di sebelah kamarnya pasti ada peserta yang paham betul tentang agama.
Dara mencoba mengingat, tetapi tidak ada peserta yang memakai hijab. Bisa jadi peserta ini memang terbiasa mengaji sebelum beraktivitas.
Kabut tipis menutupi pemandangan di depan tempatnya. Bernafpas pun mengeluarkan asap Embun. Dara merasa sangat kedinginan, apalagi semalam hujan lebat pasti cuacanya benar-benar bagaikan di kutub utara. Tak lupa pula Kota Bandung sangat dikenal sebagai daerah yang dingin.
Dara mendengar ketukan pintu. Dia pun beranjak dari kasur mendekati pintu. Saat pintu terbuka muncullah perempuan cantik yang berdiri sambil menjulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Kamu Andara, 'kan? Kenalkan saya, Asti. Kami di bawah ingin mengaji bersama sambil menunggu adzan subuh. Nanti juga kita bakal jalan-jalan pagi bersama-sama."
Dara tersenyum, menganggukan kepala, lalu mengambil mukenanya. Setelah itu, dia ikut turun bersama Asti.
Beberapa panitia termasuk Giring, sudah menunggu di depan musala. Dara pun bergabung dengan peserta lainnya.
Waktu terus bergulir, Dara dan peserta lainnya mengikuti jalan pagi keliling daerah Kiara Condong. Dia pun berjalan beriringan bersama Asti. Mereka berhenti di Kiara Condong Park. Tempat wisata yang identik dengan negaranya Lee Min Hoo.
"Kelihatan kamu sudah dapat teman, Dara." Suara bariton muncul di samping Andara disertai senyuman khas dari pria di sampingnya.
"Eh, Kak Giring," sapa Dara, tersenyum kikuk.
"Ehh, Andara. Kamu tambah cantik aja, nih." Giring tanpa malu merayu Dara.
"Terima kasih," jawab Dara, lalu berjalan meninggalkan Giring.
"Dar, kayaknya Kak Giring kesengsem sama kamu. Ehmmm ... apalagi, kita bakal satu minggu ketemu dia terus," timpal Asti.
"Kayaknya sih, dia cuma mau mengakrabkan diri dengan kita, Asti. Ehh, aku panggilnya apa, Kak atau Mbak ya, enaknya?"
"Panggil Asti saja. Toh, kita juga paling seumuran. Aku, 26 tahun, kamu?"
"Aku, 27 tahun, tapi sebentar lagi masuk 28 tahun, sih."
Giring memandang Dara dari arah belakang. Pria yang memiliki sepasang mata biru itu terlihat tampan. Banyak yang mengira dia punya keturunan Eropa, nyatanya kedua orang tua asli dari Indonesia.
"Ini minum buat kamu," kata Giring menyodorkan satu botol air mineral.
"Terima kasih, Kak," ucap Dara.
Selesai senam bersama, semua peserta meninggalkan Kiara Condong Park. Suasana di tempat wisata sedang sepi. Mungkin sebenarnya belum dibuka. Akan tetapi, karena tempat tinggal mereka di area yang sama, bisa keluar masuk tanpa tiket.
Dara meraba gawainya yang terasa bergetar. Senyumnya mengembang setelah tahu siapa yang menelepon.
"Assalamualaikum, Ma. Mama apa kabar?" sapa Dara.
"Harusnya Mama yang tanya sama kamu. Anak Mama apa kabar?"
"Anak Mama yang cantik ini baik-baik saja, Ma. Ini habis senam bersama. Mama lagi apa?" tanya Dara.
"Mama lagi di Lembang, tempat budemu sambil mengokin anaknya, Fajar. Kalau Mama sempat nanti mampir ke karantina kamu," balas Vira.
"Tidak usah, Ma. Kami cuma beberapa hari di Bandung dan nanti bakal balik lagi ke karantina di Jakarta. Kalau urusannya sudah selesai aku pasti main ke tempat Kak Fajar," sahut Dara.
"Ohh, ya, sudah kalau begitu. Kamu baik-baik di sana, ya, Nak. Mama akan selalu mendoakan kamu."
Anak merupakan mutiara hati dan harapan sebagai orang tua, tentunya setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Apa pun yang dilakukan oleh anak, tak luput dari doa orang tua yang selalu dipanjatkan dengan harapan anak mereka kelak tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia.
Maka dari itu, tidak heran jika orang tua seringkali memberikan nasihat atau kata mutiara untuk anaknya sebagai kata-kata motivasi. Kata bijak tersebut dapat menjadi semangat untuk anak dalam mengejar segala cita-citanya.
Saat orang tua jauh dari anak, tentu ada rasa rindu yang mendalam. Beragam cara dilakukan oleh orang tua untuk mengobati rindu dengan sang anak. Mulai dari telepon, video call, atau hanya saling bertukar pesan.
Selain itu, seorang ibu juga akan selalu mendoakan anaknya setiap hari. Dalam doa seorang ibu, ada harapan besar untuk masa depan anaknya yang baik.
"Terima kasih, Ma. Dukungan Mama sangat berarti buat aku," kata Dara lirih.
"Tidak ada ibu yang tidak melepaskan doa yang baik untuk anaknya. Seorang ibu selalu punya harapan indah untuk kebahagiaan anaknya. Kamu juga kalau sholat jangan lupa doakan Papa. Doa anak yang sholehah akan cepat dikabulkan oleh Allah."
"Amin, Ma."
Vira dan Dara memutuskan sambungan telepon. Sang anak kembali berkumpul bersama teman-temannya yang lain.
Giring menyambut Dara, melihat gadis itu seperti sendu, "Kamu kenapa?"
"Tidak apa, Kak. Biasa kalau telepon sama Mama pasti melepas rindu. Saya ke sana dulu, Kak," pamit Dara.
"Ya ampun, kamu bikin aku tambah penasaran," ucap Giring.
...****...
"Jadi kamu kesengsem sama salah satu peserta? Alamak Giring, tahun lalu kamu juga gitu sama salah satu peserta. Dan setelah sekian lama kamu abaikan begitu saja. Sampai si cewek menyerah sendiri. Dan kamu mau cari korban baru lagi? Please, ya, jangan rusak image kami semua dengan kelakuan kamu," protes Taufik.
"Tapi ini beda, Fik. Dia nggak gampang terpengaruh sama ketampananku. Dia masih jual mahal. Jadi, aku akan berusaha meruntuhkan pertahanannya," ucap Giring penuh percaya diri.
"Ya, terserah kamu sajalah. Kalau ada apa-apa, aku tidak tanggung jawab. Ini event kelima dan cewek ketiga yang kamu incar. Lalu bagaimana dengan gadis yang sempat dijodohkan sama kamu itu?"
"Ngapain juga ngarep perempuan mantan gangguan jiwa? Itu sama saja bunuh diri. Untung mereka membatalkan perjodohan itu. Katanya sih, ada pria yang dapat donor dari mantannya. Entah mantannya yang mana aku tidak tahu. Aneh saja ada pria yang mau jadi mantannya."
Taufik hanya menggelengkan kepalanya. Siapa yang tidak kenal Giring? Secara dia seorang playboy yang suka menggoda peserta event.
"Aku harus mendapatkan gadis itu. Harus! jangan panggil aku, Giring. Kalau aku, tidak bisa menaklukkam perempuan cantik!"
"Terserahlah!" Taufik pergi begitu saja karena malas berdebat dengan temannya.
Giring membuka gawainya, melihat pengumuman pertunangan Kinara dan Ervan. Senyumnya tersungging.
"Jadi dia pria yang membuat kamu mencampakkan aku, Kinara. Tak masalah, kamu lihat saja. Aku akan buat orang-orang disekitarmu hancur sama seperti mamamu menghancurkan keluargaku!"
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰