NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 Tamat

Cia melihat Wandra dan tatapan mereka menyatu. Wandra pergi tanpa sepatah kata.

***

Seperginya dari sana, Wandra mengunjungi markas FAB yang ternyata, Angga, Haris dan Zaki sedang ngobrol.

"Wandraaa! Bestieee!" pekik Zaki memeluk pria itu penuh rindu. "Udah lama lo balik?"

"Toleh mana?" tanya Wandra.

"Lah, dia nggak pamitan sama lo? Kan dia barengan sama lo pindah ke luar negeri," jawab Haris.

"Nggak ada. Di grup juga dia nggak ngomong apa-apa," balas Wandra.

"Lo duduk dulu sini! Lo tau nggak? Jesika? Adeknya Bang Rian, sampe sekarang belum ketemu!" Angga membuka pintu gosip.

"Ketemu kenapa?"

"Waaah, baru keluar dari goa nih anak," ejek Angga.

"Ketemu kenapa? Jesika hilang?!" pekik Wandra.

"Yah iya! Pas banget beberapa minggu sebelum Cia pindah sekolah!" balas Zaki.

"Terus? Sampe sekarang nggak ketemu?"

"Kan udah gue bikang tadi!" omel Angga.

"Gue nggak mau bahas itu!" tepis Wandra. "Gue mau nanya, lo semua tau nggak kalo Cia udah nikah sama Bang Rian?"

"Hah?!" pekik mereka bersamaan.

"Bukannya lo mau ...." Dengan cepat Wandra menutup mulut Zaki.

"Lo tau dari mana?" tanya Haris.

"Dia juga udah punya anak namanya Sufi."

"Mustahil, Wan! Sepupu gue satu kelas sama Cia di Internasional High School! Cia masuk sekolah terus kok! Kapan dia hamilnya?" balas Angga.

"Buktinya, sekarang dia udah punya anak dan anaknya udah bisa ngomong! Udah bisa jalan sendiri!" ucap Wandra.

"Mungkin itu anak sodaranya." Haris mencoba untuk berpikir positif.

"Kalo itu anak sodara, harusnya Sufi manggil Cia, Tante! Bukan Ibu!"

"Ibu?!" pekik Angga tak percaya.

***

Di malam ini, Cia pergi sendirian tanpa diikuti oleh suster dan Sufi. Sekedar ingin menenangkan diri dari segala hal yang ada di otaknya.

Alih-alih ingin berhenti memikirkan semua masalah, otak Cia malah semakin fokus pada hal tersebut.

"Ibu di penjara, gue dituduh punya anak, gue diusir Wandra, gue baru lulus sekolah, ga punya penghasilan ...." Cia menutup matanya sembari mendengar bunyi deru air yang berada di bawah jembatan.

Tiba-tiba air matanya menetes.

"Kenapa sih?! Kenapa semua orang yang berusaha buat jagain gue malah pergi?!" teriak Cia kesal sembari menangis.

"Sejak kapan gue pergi?" Kalimat itu membuat Cia terkejut dan hampir terjatuh dari jembatan.

Wandra lebih dulu menarik tubuh gadis itu untuk tetap berada di tempatnya.

"Lo ngikutin gue?!" teriak Cia.

"Gue disuruh Mama buat jemput lo balik," jawab Wandra.

"Kenapa lo mau? Kan lo udah ngusir gue!"

"Gue udah tau soal Sufi. Mama cerita ke gue."

Mata Cia membesar. "Jadi lo tau Sufi anak siapa?!"

"Anaknya sahabat lo kan? Dan sahabat lo udah meninggal, jadi anaknya lo rawat."

"Lo kenal sahabat gue siapa?"

"Ya nggak, gue nggak peduli juga."

Cia menghela napas lega.

"Gue juga tau kalo ibu lo masuk penjara kan?" ucap Wandra. "Kenapa lo nggak cerita ke gue? Gue seneng banget kalo akhirnya bapak lo mati juga! Harusnya, dari dulu aja ibu lo bunuh tuh orang!"

Cia hanya terdiam mendengar pria itu mengoceh. Tiba-tiba air matanya menggenang di pelupuk.

"Kenapa?!" panik Wandra melihat hal tersebut.

"Gue bukannya nggak mau cerita sama lo. Tapi lo selalu nggak ada waktu. Lo juga pernah marahin gue gegara chat mulu. Jadi, gue nggak mau chat lagi. Gue juga nggak mau nelpon lo," ucap Cia menahan air matanya yang hampir menetes.

Wandra mengingat kembali kejadian yang lalu.

"Lo kenapa sih nelpon mulu?! Nggak ada kerjaan ya lo?! Gue lagi ngerjain tugas! Tugas gue lebih penting dari lo!" Kalimat yang pernah Wandra ucapkan di kala itu. Kini, ia menyesali kalimat tersebut.

Wandra menyeka air mata Cia dengan lembut. "Maaf," ucapnya.

"Gue boleh peluk?" tanya Cia dengan suara gemetar.

Wandra lebih dulu memeluk dan mengusap kepalanya. Membuat emosi di seluruh tubuh Cia melebur menjadi air mata.

"Kenapa sih lo selalu bantuin gue? Kan lo nggak suka sama gue!" omel Cia sembari menangis.

"Kata siapa?" balas Wandra.

Cia terdiam dan mendongak menatap pria itu. "Lo suka sama gue?"

"Kata siapa gue bantuin lo?" lanjut Wandra.

Cia menghela napasnya lagi.

Cup!

Kecupan di bibir itu membuat Cia mematung dengan mata besar.

"Biasa aja mata lo! Kayak yang belum pernah dicium aja!" ejek Wandra.

"Gue nggak pernah!" tegas Cia.

"Di kolam renang?"

Cia mengingat ciuman paksa tersebut.

"Kenapa lo nyium gue? Kan lo nggak suka sama gue!" tanya Cia. "Bener kan feeling gue. Lo bantuin gue, supaya suatu saat lo bisa bebas ngapa-ngapain gue! Bejat lo!" teriaknya.

Wandra malah tertawa kencang.

"Kenapa? Kok malah ketawa? Bener kan gue? Akhirnya gue sadar sama niat busuk lo!" omel Cia.

"Ngomong sekali lagi, gue gigit bibir lo!" ancam Wandra.

Cia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Bagus! Sebenarnya, lo suka kan gue cium?" tanya Wandra.

"Nggak! Kata siap—eummmmmmm!!!" pekik Cia.

"Lo gila ya?!" teriak Cia setelah Wandra melepaskan bibir yang sudah berdarah akibat digigitnya itu. "Aaww! Bakalan sariawan!"

"Iya, gue suka sama lo. Jangan sampai ada orang lain yang nyium bibir lo! Kalo sampe kejadian, gue pastiin kepala orang itu bakalan ilang!" ucap Wandra.

"Hah?! Lo lagi nembak gue atau gimana?" tanya Cia.

"Pokoknya gue suka sama lo, gue bakalan jagain lo sampai kapanpun. Gue nggak peduli lo suka atau nggak sama gue!" ucap Wandra lagi.

[TAMAT]

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!