Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MANIS
Dua bulan ini, menjadi hari-hari yang sangat membahagiakan bagi Naomi. Aiden, cowok itu tidak lagi membuat masalah seperti biasanya. Selain itu, Aiden juga mulai serius menunjukkan keinginan untuk berubah. Mulai kembali belajar membaca Alquran, juga menghafal surat-surat pendek.
"Jangan harap bakal diterima jadi mantunya Mama kalau gak bisa jadi imam sholat. Minimal jadi imam buat sekeluarga, gak perlu jadi imam masjid."
"Siap calon makmum," Aiden mengacak pelan puncak rambut Naomi. "Aku bakal serius belajar agar nanti, kita gak perlu melawan restu."
"Cie.... kayak lagu aja."
Hari-hari mereka lalui bersama dengan hal-hal yang positif. Naomi meminta Aiden belajar puasa Senin Kamis agar bisa mengendalikan hawa nafsu. Memang berat, tapi dengan dukungan penuh dari Naomi, Aiden sedikit demi sedikit bisa melawan kecanduannya pada alkohol, juga se x.
"Yang, masih lama gak sih, laper," Aiden mengusap perutnya.
"Bentar lagi, tinggal 2 jam."
Aiden membuang nafas berat. "2 jam lagi! Itu
bukan sebentar namanya."
Naomi tergelak melihat wajah lesu Aiden yang sedang menahan lapar. Dia bisa memaklumi itu, bagi seseorang yang tak terbiasa puasa, memang rasanya berat.
"Kita main yuk."
"Yang!" Aiden seketika melotot. "Kamu nyuruh aku puasa, tapi ngajakin gituan."
"Ish," Naomi galeng-geleng sambil tersenyum. "Dasar mesum, padahal lagi puasa. Aku ngajak kamu main ular tangga."
Aiden terkekeh pelan. Mendengar kata main, otaknya langsung sinkron ke hal negatif.
Naomi mengambil ular tangga yang dia simpan di kabinet bawah TV. Permainan yang kemarin dia beli itu, memang belum sempat dibuat main, cuma dia simpan saja disana.
Keduanya bermain ular tangga sambil mendengarkan musik. Hingga tak terasa, adzan maghrib berkumandang.
...----------------...
Seperti orang yang tak sabaran, Naomi berkali-kali melihat jam dinding yang terpasang di atas papan tulis. 1 jam lagi, senyumnya mengembang. 1 jam lagi dia akan bertemu dengan Aiden setelah hampir seminggu tak bertemu. Aiden sangat sibuk dengan kuliahnya akhir-akhir ini, pun dengan dia yang sibuk bimbel karena sudah memasuki semester 2, sebentar lagi kenaikan kelas.
"Nom, kita ke food festival yuk pulang sekolah nanti," ajak Cella. Bicaranya agak berbisik karena di depan kelas masih ada guru.
"Terlambat."
Cella mengerutkan kening. "Masih baru mulai kok, ya kali udah habis aja tuh acara. Atau jangan-jangan, dibatalin ya acaranya?"
Naomi tertawa sambil menutup mulut dengan telapak tangan. "Bukan itu maksud gue, tapi udah terlanjur janjian sama yang lain."
Cella langsung cemberut. "Pasti Kak Aiden?" Entah kenapa, dia masih kesal saja bawaannya tiap kali mendengar atau menyebut, apalagi melihat langsung cowok itu. Tapi herannya, bisa-bisanya Naomi masih saja cinta.
Naomi menganguk. "Kami mau double date."
"Double date? Sama siapa?"
"Ada deh... "
"Ish, kasih tahu dong," Cella mengguncang-guncang bahu Naomi.
"Marcella, Naomi, jangan ngobrol terus kalian!" tegur Bu Susi yang diam-diam memperhatikan. Dia memang tampak sedang fokus pada layar laptopnya, tapi diam-diam menperhatikan siapa yang berisik.
Naomi dan Cella seketika menunduk, pura-pura sibuk mengerjakan soal, tapi sebenarnya, Cella malah menulis di buku lalu menunjukkan pada Naomi.
Double date sama siapa?
Naomi benar-benar menahan tawa melihat sampai segitunya Cella penasaran. Kalau dia jawab dengan Delmar dan Killa, takutnya cewek itu patah hati. Dia kan pengagum beratnya Delmar.
Begitu bel pulang berbunyi, buru-buru Naomi meninggalkan kelas. Dengan sangat bersemangat, dia berjalan keluar sekolah. Beberapa saat yang lalu, Aiden sudah mengirim pesan jika menunggunya di depan sekolah. Pulang dari kampus, cowok itu langsung menjemput Naomi.
Melihat kekasihnya keluar gerbang, Aiden langsung tersenyum, melepas kecamata hitamnya lalu melambaikan tangan ke arah Naomi.
"Siang calon makmum." Aiden menatap Naomi sambil senyum-senyum. Kalau saja tidak sedang ramai orang, sudah dia cium pipi merona sang kekasih yang terlihat menggemaskan itu.
"Emang sudah bisa jadi imam?" Naomi mencebikkan bibir sambil berkacang pinggang.
"OTW. Bacaan sholat udah hampir seluruhnya hafal."
"Good boy... " Tangan Naomi bergerak ke depan wajah Aiden, gemas ingin menarik hidung mancung sang kekasih, tapi dia tahan karena masih di lingkungan sekolah. Sialnya, Aiden malah menggoda, memejamkan mata lalu memajukan wajah ke arah Naomi. "Ai... " desis Naomi. Dia mendorong kening Aiden dengan telunjuknya. "Jaga jarak."
Aiden terkekeh sambil membuka mata. Mengambil helm yang ada di bagian belakang motor lalu memasangkan di kepala Naomi.
"Makasih Aiyang gantengku."
Aiden tertawa sambil geleng-geleng mendengar pujian Naomi. Setelah gadis itu naik ke atas motor, dia langsung melesat meninggalkan sekolah.
Naomi ganti pakaian di apartemen Aiden, setelah siap-siap, keduanya langsung menuju food festival, tempat dimana mereka janjian dengan Delmar dan Killa.
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
jadi nom nom