Aku diasingkan layaknya debu tak berarti. Siapa pun yang mencoba mendekati ku, maka mereka ikut terkutuk. Akulah gadis berkacamata empat dengan segala kekuranganku, dan mereka semua menikmati menonton ku yang terkena bully tanpa peri kemanusiaan.
"Hey, Cupu! Tempatmu dibawah sana, bukan di atas bersama kami." seru Sarah di depan seluruh anak kampus.
Penghinaan dan kekejian para pembully sudah melewati batasnya.
"Don't touch Me!" seru Rose.
Tak ada lagi hati manusia. Semua hanyalah jiwa kosong dengan pikiran dangkal. Buta, tuli, dan bisu. Yah, itulah kalian. ~ Rose Qiara Salsabila.
Wanita berkacamata empat dengan julukan cupu sejak menapaki universitas Regal Academy itu berjuang mencari ketulusan seorang teman. Hingga pembullyan para teman seuniversitas membangkitkan jati dirinya.
Siapa sangka si cupu memiliki dunia lain di balik kepolosannya. Bagaimana cara Rose menghukum para pembully dirinya? Apakah ada kata ampun dan maaf dalam kamus hidup Rose?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma Khan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: SARAPAN BERSAMA
Bunga mawar dengan kuncup yang belum mekar diletakkan di bawah ayunan rusak. Bukankah hal itu terlihat janggal?
Apa aku melewatkan sesuatu? Jika iya, tapi apa? Kenapa dia disini, dan bunga itu untuk apa?~batin Sarah mencoba mencerna semua yang terjadi di depan matanya.
Sarah yang melamun memikirkan semuanya. Tanpa diduga pria yang tengah ia amati berbalik, tatapan mata saling bertemu. Jelas sekali terlihat kegusaran dan ekspresi terkejut tidak bisa di pungkiri.
"Sayang, kamu disini?" tanya Riswan segera mengubah ekspresi wajahnya dengan senyuman terbaik, lalu berjalan menghampiri Sarah.
Sarah menganggukkan kepala, "Aku mau ke mall, tapi masih tutup. Jadi mencari sarapan di cafe sebelah. Mau ikut?"
"Boleh, sudah lama juga tidak sarapan bersama. Kesini bareng siapa aja?" tanya Riswan merangkul bahu sang kekasih, keduanya berjalan berdampingan menuju Cafe Bintang.
"Cuma bareng Dela." Jawab Sarah singkat.
"Loh, Prita kemana?" tanya Riswan sekali lagi.
Sarah memberikan tatapan tak suka atas pertanyaan yang baru saja ia dengar. Sontak Riswan mengusap kepala gadisnya agar tidak marah. Langkah keduanya memasuki cafe bintang, membuat Dela yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala.
Dicariin ke toilet, malah janjian ama cem-ceman. Nyebelin. ~batin Dela kembali menyambar ponselnya dari atas meja.
Riswan dan Sarah duduk bersebelahan. Ketiganya duduk dalam diam dengan meja penuh makanan.
"Del, lo ngambek?" tanya Sarah memecahkan keheningan.
Dela hanya mendengus sebal, membuat Riswan paham situasi masih kurang baik di antara geng cantika. Ketidakhadiran Prita, pasti bukan tanpa sebab. Tak ingin memperkeruh suasana. Ia memilih mengambil salad buah yang pasti pesanan Sarah.
"Sayang, boleh aku makan salad buahnya?" tanya Riswan mengalihkan perhatian.
Sarah mengangguk menyetujui. Toh selera makannya sudah hilang total. Kini yang tersisa hanyalah rasa penasaran. Dela yang diam-diam memperhatikan tingkah aneh temannya ikut mengamati pria yang sibuk mengunyah buah.
Sementara itu Riswan berpura-pura tidak tahu apapun. Meskipun ia tahu tengah diawasi kedua gadis di depannya. Salad buah dengan cepat berpindah ke dalam perutnya hanya dalam hitungan lima menit. Namun, disaat suapan terakhir tangannya sengaja dibenturkan ke meja hingga buah jatuh mengenai kaosnya.
"Uft, kotor kan jadinya," Riswan mengambil tisu mengelap kaos yang kejatuhan buah, "Sayang, aku ke toilet dulu. Kalian makan sarapannya!"
"Okay, Sayang." jawab Sarah membiarkan kekasihnya pergi.
Kepergian Riswan, membuat Dela meletakkan ponselnya ke meja. Lalu mencondongkan tubuh untuk mendekat ke Sarah.
"Sar, lo, kenapa, sih? Kok natap Riswan gitu amat?" tanya Dela berbisik.
Sarah ikut mendekati Dela hingga membisikkan sesuatu yang langsung mendapatkan anggukan kepala gadis rambut sebahu. Tidak ada yang bisa mendengar, selain Dela seorang diri. Setelah selesai mengatakan apa yang menjadi uneg-unegnya. Kedua gadis itu kembali ke posisi masing-masing, lalu mengambil sarapan untuk dinikmati.
"Pie nya enak banget. Sar, mau nambah gak?" tanya Dela bersemangat, gadis itu sudah melihat pantulan dari jendela dimana Riswan keluar dari lorong toilet.
"Gak, deh. Ini aja cukup, kapan mall buka, ya?" Sarah menyudahi makan pie apel, lalu meraih cangkir yang berisi teh hijau original.
Riswan kembali duduk di kursinya. Wajah yang basah, membuat pria itu terlihat lebih segar. Tatapan mata yang kosong dengan bibir terkunci rapat. Sarah tak segan menggenggam tangan kiri kekasihnya.
"Kenapa, Sayang?" tanya Riswan begitu santai.
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya balik Sarah menatap Riswan lembut.
Aku tahu kamu penasaran dengan apa yang kulakukan tadi, tapi sampai kapanpun. Rahasiku tidak boleh seorangpun tahu dan itu termasuk kamu. ~batin Riswan menyunggingkan senyuman dengan anggukan kepala.
"Bunga mawar tadi untuk siapa?" tanya Sarah tak mau mengalihkan tatapannya dari mata sang kekasih.
"Oh, bunga yang tadi. Itu hanya untuk mengenang masa kecilku saja. Bukan hal penting." Jawab Riswan benar-benar santai tanpa ada menimbulkan kecurigaan sedikitpun.
aku baca ulang lagi deh
maaf saya pembaca pendatang baru 🙏
dan akhirnya aku susah memahami....
sadis banget sampai memakan korban jiwa 😢😢