Mordis Of The Mutant

Bab 4. Menjadi Hunter.

Setelah muncul di tempat yang aman, Daniel tak membuang waktu. Ia segera mengeluarkan Vantablack dari kantongnya. Namun, bukan sekadar menyimpannya—ia menyerap material itu sepenuhnya. Lebih tepatnya, Mordis, parasit yang hidup di tubuh Daniel, melahapnya. Dalam hitungan detik, Vantablack pun larut dan menyatu sempurna dengan tubuh Daniel.

Dengan wujudnya yang seperti parasit, Mordis mampu mengurai material itu hingga ke struktur terkecilnya, lalu menyebarkannya ke seluruh tubuh Daniel. Sekarang, tubuh Daniel benar-benar dilapisi lapisan pelindung dari Vantablack, material yang mampu menahan hampir semua efek cahaya. Untuk pertama kalinya, ia merasa kelemahan yang selama ini membatasinya telah teratasi.

Meresapi kekuatan baru itu, Mordis tertawa terbahak-bahak, suaranya bergema dalam pikiran Daniel.

"Hahaha, Daniel... ini luar biasa! Aku bisa merasakan jika cahaya tak lagi menjadi masalah serius bagi kita. Kita bisa bergerak dengan bebas sekarang," kata Mordis, penuh antusias.

"Ya, kamu benar," jawab Daniel, tenang. "Tapi kita tetap harus waspada. Musuh kita bukan hanya monster dari rasmu, tapi juga pasukan militer negara yang tak segan-segan memusnahkan apapun yang dianggap mengancam. Kita masih belum cukup kuat."

Mordis mendengus ringan, lalu berkata, "Aku tahu. Tapi setidaknya kita sudah mengambil satu langkah maju untuk menjadi lebih kuat. Tidak perlu terburu-buru; kita bisa berkembang secara perlahan." Daniel mengangguk tipis, menyetujui.

Malam itu, di balik kegelapan yang kini menjadi sekutunya, mereka berdua memahami satu hal, perjalanan ini baru saja dimulai, dan kekuatan mereka masih harus diasah.

Pagi itu, Daniel melangkah keluar rumah dengan penuh keyakinan. Untuk pertama kalinya sejak VentaBlack melebur dan menyatu dengan tubuhnya, ia berani menantang sinar matahari langsung. Saat cahaya pagi menyentuh kulitnya, Daniel menahan napas, menanti reaksi. Namun, yang terasa hanyalah kehangatan lembut, tanpa rasa terbakar atau luka yang selama ini ia takutkan. VentaBlack benar-benar bekerja. Dengan perasaan lega dan penuh kebebasan, ia sadar bahwa hari ini menandai awal baru, bebas dari bayang-bayang yang dulu selalu membatasinya.

Ada sebuah perbedaan yang mencolok antara Daniel dan monster parasit lainnya. Daniel masih masih bisa mempertahankan sisi kemanusiaannya. Sementara monster parasit lainnya tak lebih dari makhluk liar yang mengikuti naluri menyerang tanpa kontrol, Daniel mampu berpikir jernih, menahan dorongan instingtif, dan bersosialisasi seperti manusia biasa.

Kemampuannya menyembunyikan identitas itu memungkinkan dia berjalan di antara warga, tanpa menimbulkan kecurigaan bahkan di bawah pengawasan ketat petugas militer di kota.

Saat ini, Daniel duduk di sebuah kafe, menikmati minuman bersoda, satu-satunya minuman yang tubuhnya bisa toleransi selain daging mentah. Tubuhnya tak lagi menerima makanan olahan, bumbu, atau proses memasak. Hanya daging mentah yang segar yang masih dapat di toleransi oleh tubuhnya yang telah menyatu dengan Mordis, entitas parasit yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya.

Sementara itu, dunia tempat Daniel tinggal pun telah berubah secara drastis. Sejak ditemukannya Serum X, sebuah serum eksperimental yang terus dikembangkan untuk memperkuat manusia, dunia menjadi tempat yang lebih keras namun penuh potensi.

Serum X memperkenalkan konsep baru dalam pendidikan, di mana semua sekolah kini menawarkan kelas Fighter, pelatihan bela diri wajib yang dibimbing oleh para Meta Human, individu yang telah beradaptasi dengan Serum X. Tujuan dari kelas ini jelas: mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang.

Serum X tidak hanya mengubah kemampuan fisik seseorang, tetapi juga memperkenalkan kelas evolusi baru bagi manusia:

1. Kelas Rendah – Mereka yang hanya mendapatkan peningkatan kecil dalam kekuatan fisik.

2. Kelas Biasa – Mereka yang memiliki sedikit kemampuan dalam mengendalikan energi.

3. Kelas Atas – Mereka yang mampu mengontrol elemen tertentu, meski terbatas.

4. Kelas Jenius – Individu yang benar-benar menyatu dengan Serum X, mampu mengendalikan elemen tanpa batas sesuai kekuatan mereka.

Para Meta Human dari semua kelas ini menjadi tulang punggung masyarakat baru yang kini bertumpu pada kekuatan. Dunia ini tunduk pada hukum alam yang keras: mereka yang terkuat adalah yang dapat mengendalikan nasibnya sendiri.

Kehidupan umat manusia perlahan kembali seperti biasa, meski dalam realitas yang baru. Ancaman dari monster parasit masih ada, namun ketakutan yang dahulu menimbulkan kepanikan kini berangsur mereda. Masyarakat terbiasa dengan keberadaan militer dan para Meta Human, terutama kelas Jenius yang bertindak sebagai benteng pertahanan utama dalam menghadapi serangan monster. Namun, ketenangan ini hanya di permukaan. Di bawahnya, kejahatan tumbuh subur. Mereka yang memiliki kekuatan mulai membentuk geng, menguasai wilayah di kota-kota besar.

Untuk menekan kekacauan ini, pemerintah mengambil langkah tak terduga. Bukannya melawan para pemimpin geng, pemerintah malah menawarkan perjanjian: mereka diizinkan membentuk kelompok legal, asalkan tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu masyarakat.

Pemerintah menyadari, tidak mungkin bisa memberantas mereka semua sampai ke akar akarnya. Apalagi mereka membutuhkan lebih banyak orang dengan kekuatan luar biasa untuk melawan para monster yang meresahkan.

Geng-geng ini bahkan boleh mendirikan bisnis dan berkompetisi satu sama lain untuk memperebutkan wilayah, asalkan tidak menyakiti masyarakat sipil. Jika mereka melanggar, hukumannya adalah eksekusi mati di tempat. Para pemimpin geng menyambut perjanjian ini dengan sinis, merasa diberi kebebasan baru untuk memperluas kekuasaan mereka.

Dalam waktu singkat, pemerintah di seluruh dunia mendirikan GPN( Guild Pemerintahan Negara.) Sebuah pusat kegiatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama para Meta Human dari segala kelas. Guild ini menyediakan berbagai layanan, mulai dari pelatihan hingga misi berburu monster.

Profesi Hunter, pemburu monster dengan lisensi resmi dari pemerintah menjadi salah satu pekerjaan paling bergengsi dan menguntungkan. Monster parasit ternyata tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga menginfeksi binatang, menciptakan makhluk-makhluk ganas yang lebih sulit dibasmi.

Guild kemudian menjadi pusat jual beli bahan-bahan monster seperti daging, kulit, dan organ yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Guild ini juga menjual senjata dan Elixir, ramuan yang dapat menyembuhkan luka dan memulihkan energi Manas, energi magis yang kini tersebar di seluruh dunia setelah retakan ruang terbuka saat invasi para parasit. Energi Manas ini mengubah dunia menjadi tempat yang penuh dengan fenomena ajaib, seperti sebuah negeri dongeng yang penuh kejutan.

Pemerintah kemudian melakukan penelitian lebih lanjut dan menemukan Metode Meditasi Manas, sebuah teknik baru untuk menyerap energi Manas dan memperkuat tubuh. Dengan metode meditasi ini, seseorang bisa meningkatkan kekuatan fisiknya, memperluas kapasitas energinya, bahkan menaikkan level kekuatannya.

Para Meta Human yang menjalani meditasi Manas ini akan memiliki kendali lebih baik atas kekuatan elemen mereka dan mengalami pertumbuhan kemampuan yang signifikan.

Kembali pada Daniel.

“Jadi, orang-orang sekarang bertahan hidup dengan menjadi Hunter pemburu monster? Menarik,” gumamnya, senyum penuh rasa ingin tahu menghiasi wajahnya. “Sepertinya, aku juga harus mencobanya.”

Mordis, entitas parasit yang menjadi bagian dari dirinya, menyetujui ide itu dengan suara halus di benaknya. “Ide yang bagus, Daniel. Selain menghasilkan uang, kita bisa tumbuh lebih kuat tanpa mencurigakan pihak militer.”

Daniel mengangguk pelan. Ia sadar, di dunia yang penuh bahaya dan peluang ini, menjadi seorang Hunter bukan hanya tentang bertahan hidup. Ini adalah kesempatan untuk menjadi lebih kuat, untuk memanfaatkan semua yang ditawarkan dunia baru ini.

Akhirnya, di sinilah Daniel berada. Berdiri tegap di depan sebuah gedung megah berlogo GPN — Guild Pemerintahan Negara, sebuah guild yang sepenuhnya dikelola oleh negara, bukan milik individu atau geng mana pun.

Dengan langkah mantap, Daniel melangkah masuk. Seketika, semua mata tertuju padanya. Bagi para Hunter, kehadiran orang baru memang selalu menjadi pusat perhatian, apalagi di zaman ini, di mana dunia telah berubah. Kini, hanya mereka yang kuat yang dihormati, sementara yang lemah hanya mendapat tatapan sinis, atau bahkan penindasan.

Mengabaikan tatapan penasaran dari sekitar, Daniel terus berjalan menuju meja resepsionis, tempat seorang pegawai wanita cantik siap membantu para Hunter.

Namun, ketika baru berjalan lima langkah, seseorang menghalangi jalannya. Seorang pria tegap bertubuh kekar berdiri di depannya, mengenakan armor tebal yang terbuat dari kulit monster harimau buas yang telah dimodifikasi. Di punggungnya tergantung sebuah kapak besar yang tampak tajam dan kuat. Pria itu dikenal sebagai Jeff.

“Hey, Nak, tempat ini bukan taman bermain untuk anak kecil sepertimu! Pulanglah dan minta izin dari ibumu,” kata Jeff sambil menyeringai, jelas meremehkan Daniel yang tampak biasa saja.

Di mata Jeff, anak muda seperti Daniel hanyalah anak polos yang datang mencari perhatian ke GPN, dan ujung-ujungnya hanya akan membayar untuk membeli kartu Lisensi Hunter. Bagi Jeff, tindakan itu sangat tidak terhormat dan menghina nama baik seorang Meta Human. Menurutnya, untuk mendapatkan kartu Lisensi, seseorang harus berjuang keras mempertaruhkan nyawa melawan monster dan membuktikan kemampuan mereka, bukan dengan uang atau kekuasaan. Hal ini membuatnya muak.

Mendengar ucapan Jeff, orang-orang di sekitarnya tertawa terbahak-bahak.

Namun, Daniel hanya bersikap cuek. Dia memandang Jeff sejenak, lalu berkata dengan datar, “Bisakah menyingkir? Tubuh bongsormu menghalangi jalan.”

Seketika, suasana yang tadinya penuh gelak tawa berubah menjadi hening. Baru kali ini ada seseorang yang berani menanggapi Jeff tanpa rasa takut sedikit pun, dan yang melakukannya hanyalah seorang pemuda asing.

Alih-alih marah, Jeff justru tersenyum menyeringai. Dari tatapan mata Daniel, Jeff bisa melihat bahwa dia berbeda dari anak-anak kaya yang manja. Tatapannya dingin, tegas, dan penuh percaya diri, dengan wajah acuh tak acuh yang menunjukkan bahwa dia paham betul aturan dunia ini: yang kuat dihormati, yang lemah ditindas.

“Kau bocah yang cukup menarik,” kata Jeff sambil menggeser tubuhnya untuk memberi jalan.

“Terima kasih, tapi aku normal dan tidak tertarik pada sesama jenis,” balas Daniel singkat.

“Hahaha, dasar setan kecil! Baiklah, lakukan sesukamu!” Jeff tertawa terbahak-bahak, dan beberapa orang di sekitarnya ikut tertawa mendengar percakapan mereka.

Tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya lebih lanjut, Daniel terus melangkah menuju meja resepsionis.