Skuel Terra The Best Mother
Lanjutan kisah dari Terra kini berganti dengan. tiga adik yang ia angkat jadi anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUKA PUASA DI RUMAH TERRA
Sore hari, rumah Terra sudah penuh manusia. Anak-anak berlarian.
"Ata'Tean ... teuzal atuh!" teriak Harun.
Semua tampak bersemangat, kecuali dua bayi yang menatap pagar yang tertutup rapat.
"Lihat apa baby?" tanya Nai.
"Anty Bajwa pidat datan?" tanya bayi cantik itu dengan mata bulat.
"Tidak baby, Anty Naj kemarin kan bilang tak bisa hadir karena ada keperluan lain?"
"Yah, pidat bada bastel Anty Bajwa don," ungkap Bariana sedih.
Nai mencium bayi gembul itu.
"Nah, kalo Baby Aya kenapa?"
"Pama dunduin Anty Bajwa!" jawabnya sedih.
"Oh ... sayang. Minggu depan Anty bakal dateng kok," sahut Nai gemas.
"Ah ... pama!" sahut keduanya.
Bariana dan Nai duduk di sofa ruang tengah. Sedang semua saudara laki-lakinya bermain sambil menunggu adzan maghrib.
"Baby Baliana, Baby Aya, ayo main!" ajak Arimbi.
"Pemes ... buasa!" sahut keduanya lemas.
Arimbi, menggaruk kepalanya. Gadis remaja itu hanya menggeleng melihat tingkah dua bayi menggemaskan itu.
"Puasa apanya, orang baru saja nyemil biskuit!" gumamnya terkekeh pelan.
Arimbi memutuskan untuk ikut duduk bersama dua bayi cantik itu. Tak lama, Lidya datang bersama, Putri dan Aini, juga Saf.
"Assalamualaikum!" salam mereka.
"Alaikumusalam!" balas Arimbi.
"Sayang, tolong semua anak suruh masuk, sebentar lagi maghrib!" titah Bart.
Aini langsung melaksanakan perintah pria gaek itu. Menyuruh semua anak-anak masuk.
"Ayo ... bersihkan diri, yang besar, bantu adik-adiknya!" titah Bart lagi.
"Iya uyut!" semuanya pun naik ke atas.
"Terima kasih, sayang," ujar Bart pada Aini.
"Sama-sama grandpa."
Dua adik Aini juga sudah di sini, keduanya tadi ke atas membersihkan diri. Tak lama para suami datang dengan stroller bayi mereka.
"Hai calon perusuh. Kalian sudah bisa apa?"
Bart mendatangi lima bayi yang bergerak dengan semburan ludah. Bart menciumi bayi-bayi itu.
Semua anak sudah bersih dan rapi. Mereka turun dengan bergandengan tangan sedang bayi-bayi digendong oleh para remaja.
"Baby, nanti kamu ya, yang jadi imam," ujar Haidar pada Rion.
"Oteh, papa," sahut pemuda tampan itu.
Tak lama waktu berbuka tiba. Ada sirene khusus. Kean minum terlebih dahulu sebelum mengumandangkan adzan.
"Allahuakbar Allahuakbar!"
Semua mengucap syukur kepada Allah atas segala nikmat dan rejeki yang dilimpahkan.
"Baby, coba kurma deh," tawar Ditya pada Arion.
Bayi itu memakan kurma yang sudah dibuang bijinya oleh bocah laki-laki berusia enam tahun itu.
"Panis," ujar Arion ketika memakan kurma.
"Enak?" Arion mengangguk.
"Pawu judha Ata' Pitya!"
Arraya mendatangi Ditya dan minta disuapi kurma. Nyaris semua bayi mau kurma yang dibuang bijinya oleh Ditya. Dengan telaten, ia menyuapi para bayi dengan kurma.
"Suka nggak?"
Ada yang mengangguk ada juga yang menggeleng. Tapi, semua masih mau disuapi kurma.
"Kalau makan kurma harus ganjil," sahut Ditya ketika Harun ingin minta disuapi lagi.
"Tenapa bedhitu? Tan tulmana pasih banat!" tanya Harun bingung.
"Itu untuk kesehatan baby, juga anjuran dari Rasulullah sesuai dalam hadis HR Bukhori dan Muslim, menerangkan salah satu keutamaan makan kurma. Barang siapa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu dia tidak akan terkena racun maupun sihir!" jelas Ditya panjang lebar.
"Oh ... pedhitu, talo pita matan tulma banat, pita pisa satit?" sahut Sky mengangguk.
"Benar baby," jawab Ditya lagi.
"Wah, Ditya pintar sekali. Jawaban hadisnya benar loh," puji Darren.
Ditya hanya tersenyum malu. Demian mengusap kepala yatim piatu itu. Radit juga tak lepas dari usapan lembut di kepalanya.
Usai makan makanan ringan untuk membatalkan puasa mereka. Semuanya mengambil wudhu di tempat yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Semua berjejer rapi. Kean yang mengumandangkan qomat. Rion menjadi imam kali ini.
"Rapatkan shaf!"
Semua berbaris rapi. Anak-anak semua diam dan tak lagi mengusili saudaranya.
"Allahuakbar!" Rion bertakbir.
Semua mengikuti gerakan pemuda itu. Ayat-ayat suci Al-Qur'an melantun merdu dari mulut Rion. Semua khusyuk dalam ibadah mereka.
Usai shalat, semua saling cium punggung tangan antara yang muda kepada yang tua.
"Bommy ... papal!"
Bariana mengelus perutnya. Gisel terkekeh melihat perut bulat bayi cantik itu. Ia menyemburnya hingga Bariana tergelak.
Semua bayi makan sendiri di kursi khusus mereka. Sedang para orang tua makan di meja makan, para remaja makan lesehan. Gio, Jac, Demian, Darren juga istri-istri mereka masing-masing makan bersama para remaja.
"Uma ... Kaila nggak bisa pisahin ikan dari durinya!" keluh gadis kecil itu.
Dengan cekatan Saf menyiangi duri dari ikan. Ia juga menyuapi gadis bernetra biru itu.
"Uma, Dimas juga mau!" rengek Dimas.
Dan lainnya ikut manja pada wanita bongsor itu.
"Baby, tangan Uma hanya ada dua," sahut wanita itu kerepotan.
"Sini, Kak Lidya bantu," ujar Lidya.
Aini dan Putri juga mengikuti Lidya. Semua remaja menjadi manja. Bahkan para suami juga ikut-ikutan.
"Sayang, suapin,," rengek Gio.
"Astaga ... nggak banget om Gio manja gitu," ledek Demian.
"Emang papa nggak mau disuapin mama?" tanya Lidya.
"Mau," jawab Demian cepat.
"Halah ngece kali ... padahal mau juga," ledek Gio.
Demian hanya mencebik, tapi tangan Lidya langsung menyosor ke mulut pria itu.
"Aa!" titah Lidya meminta suaminya membuka mulut.
"Ih ... wowan pewasa talah syama pita ya, Ata' Alun?!" cibir Azha pada orang dewasa.
"Piya, badahal pita yan beustina bipuapin!" sungut Harun sebal.
Semua hanya terkekeh mendengar para bayi yang protes. Mereka juga minta disuapi.
"Kan yang di piring sudah habis," goda Demian.
"Pita binta bambah!" koor semuanya dengan ekspresi kesal.
"Kalau mau nambah, piringnya nggak boleh licin gini," goda Demian lagi.
"Papa Bemian!" teriak Bariana marah.
"Papa eundat sayan pita ... hiks ...," Arraya mulai berdrama.
"Dem!" peringat Bart gemas pada pria tampan satu itu. "Kau suka sekali mengganggu!"
Demian hanya terkekeh. Ia memang sangat suka dengan ekspresi kekesalan para bayi.
"Sudah, sini biar, Mama Aini, Mama Lidya, Ibu Putri dan Uma Saf yang suapi kalian ya!" ujar Lidya sambil melirik malas pada suaminya.
Para bayi akhirnya makan untuk kesekian kalinya. Mereka begitu lahap ketika disuapi.
Tak lama waktu isya datang. Para bayi sudah menguap dan mengantuk karena kekenyangan. Kali ini Calvin yang mengumandangkan adzan isya.
Semua sudah mengambil wudhu kembali. Lalu berjejer rapi. Haidar yang menjadi imam mereka.
"Allahuakbar!"
Semua mengikuti. Para bayi sudah merebahkan diri mereka di sela-sela orang shalat. Ketika rakaat kedua berlangsung. Semua bayi sudah tidur dengan pulas.
Shalat isya usai. Kini Al mengisi kultum sebelum tarawih.
"Manusia itu harus banyak bersabar dalam menjalani hidup. Dalam surah Al-Baqarah ayat 153, yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
"Maka sebagai makhluk Allah kita harus banyak bersabar dan shalat agar Allah dekat dengan kita ...."
bersambung.
selamat berbuka puasa Readers ❤️😍🌹❤️ ba bowu.
next?