Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa Dengan Lina
Zai serasa ingin menangis mengatakan nya. Kebohongan yang harus dilakukan jika tidak pasti Alisya akan menertawakan nya. Jika tau dia telah Mimpi Basah.
"Sudah cepat tidur, Besok akan sibuk lagi dengan pekerjaan" Ucap Alisya sambil mengusap rambut Zai yang masih basah.
Zai menganguk lalu mencium bibir Alisya sebentar untuk melampiaskan Hasrat nya. Setelah itu mereka tertidur kembali.
Pagi tiba sesuai kodrat nya. Suara burung walet menggema di antara gedung gedung kecil dekat Sky Pavilun.
Mereka berdua bangun barengan. Dan Zai mandi lebih dulu karna tak ingin terlalu lama menunggu seorang wanita mandi.
Sepuluh menit kemudian dia keluar dari kamar mandi. Lalu berkata setelah melihat Alisya menata makanan di meja "Hari ini tak usah bekerja"
"Kalau tak bekerja, Nanti siapa yang ngurusin perusahaan mu?" Sahut nya sambil tangan nya mengambil teko dan menuangkan kopi di cangkir dan menaruh nya di hadapan Zai yang sudah menarik kursi untuk duduk.
"Nanti aku akan minta tolong dengan Pak Handoko untuk menghendle sementara" Ucap Zai sambil mengambil Cangkir kopi dan menaruh di bibir nya. Selesai bicara dia pun menyeruput kopi panas itu.
"Jangan, Pak Handoko juga mungkin kelelahan sehabis liburan dengan keluarga nya, Aku juga akan membagikan bingkisan yang di beli kemarin." Sahut nya tak ingin merepotkan orang lain. Mungkin itu ada lah gaya nya.
Zai mengangkat bahu nya mendengar Alisya berkata seperti itu. "Terserah kamu lah, Kamu bos nya sekarang" Ucap Zai menghela nafas
"Kamu lah bos nya sayang, Jangan ngambek, Nanti cepat ubanan" Ucap Alisya tertawa sambil menutup mulut nya. "Aku akan mandi dulu, Tunggu aku, kita makan sama-sama" kata nya lagi sebelum berangkat ke kamar mandi
"Jangan lama sayang, Nanti cacing ku demo minta kalau kelamaan" Teriak Zai dari kejauhan. Karna Alisya tinggak selangkah lagi masuk ke dalam.
"Oke sayang" jawab nya juga dengan teriakan.
Di tinggal oleh Alisya mandi, Zai memainkan ponsel nya lalu mencari kontak Aisya.
Tuuuuuut nada dering yang biasa di dengar saat memanggil.
"Hallo" suara lembut dari seberang sana terdengar. "Kamu dimana? Dengan siapa? Sekarang berbuat apa?" Tanya Aisya
"Tanya nya satu satulah jangan tiga tiga, Aku di hati mu, Dengan hatimu, dan memikirkan mu" Jawab Zai sambil terkekeh.
"Jangan bercanda, Aku lagi serius" Ucap suara lembut itu lagi.
Zai tersenyum lalu berkata "Beneran sayang, Buat apa bercanda, Memang nya kamu tidak merasa aku ada di hati mu?"
"Kamu ini, Udah ah, Aku ada jam kuliah pagi, Nanti malam aku tunggu di rumah mu, Awas saja kalau kamu tidak ada! Dadah.." Tutup Alisya.
"Dia seperti nya tergesa gesa, Sudah lah biarkan saja" Gumam nya.
"Bicara dengan siapa sayang?" Alisya bertanya dari belakang.
"Dengan madu mu sayang!" Sahut Zai sepontan.
"Madu...! Seperti nya manis kalau di bayangkan, Jika di pertemukan apakah akan pahit sayang?"
"Tak perlu di pikirkan, Aku mencintai kamu dan dia, Kamu cukup tau itu tak kan berkurang" Sahut Zai malas membahas hal seperti itu.
Mereka pun makan dengan hening.
Selesai makan Zai langsung berkata "Aku mau ke kampus dulu sayang, jaga diri dan jaga hati" lalu Zai mencium kening Alisya dan meninggal kan nya.
"Dadah..." Ucap Alisya lalu dia mengambil ponsel nya dan mulai mencari kontak seseorang lalu memanggil nya...
Sedang kan Zai sudah berada di jalan, Pagi ini dia membawa mobil ke kampus. Karna motor nya berada di rumah lain. Tiga puluh menit berlalu Zai sampai di pintu gerbang dan mendapati Pak Satpam yang berjaga. Zai menurun kan kaca mobil lalu menyapa nya "Selamat pagi pak"
"Pagi juga" Sahut Satpam.
Dan Zai memberikan Uang seratus ribu lalu menaikan kaca dan menuju parkiran mobil.
Sebenar nya Zai tidak terlalu memikirkan masalah kuliah. Karna bagi sebagian orang kuliah tidak menentukan masa depan. Yang menentukan masa depan adalah peluang, keberuntungan dan keuletan..
Bagi nya hanya satu. JANGAN SAMPAI KEMALASAN MELEBIHI KEPINTARAN karna akan berdampak buruk dalam semua aspek.
Dreeeet.... Zai melirik ponsel nya dan melihat id penelpon.
"Iyaa Lin, Ada apa?"
"Oh kau meminta pertolongan ya..? Bagus, Dasar ******" Terdengar suara orang lain dan sambungan telpon langsung terputus.
"Sistem, Tolong lacak keberadaan Lina!"
(Proses pencarian........... Pencarian di temukan)
(Dia berada lima ratus meter dari sini menuju arah barat berada di belakang kampus)
Zai langsung bergegas keluar dari mobil dan berlari sekencang kencang nya tanpa peduli dia menabrak apa. Di hati nya keselamatan Lina lebih utama. "Tunggu aku Lin, bersabar lah!" Ucap nya sambil terus berlari. Setelah beberapa tikungan gedung yang di lewati Zai sampai dan mendapati lima orang sedang mengerumuni Lina, Empat orang laki laki terlihat menjaga. Dan satu wanita sedang menjambak rambut Lina dan menghantam kan nya ke dinding beton.
Lina menangis tak mampu melawan.
Zai langsung menerjang, dan mendorong dua orang yang membelakangi nya. Dan dia juga menarik rambut orang yang menarik rambut Lina. Emosi sudah memasuki kepala Zai dia tak kan segan meski dengan wanita. Jika wanita itu jahat.
"Aaaaaaa..." Wanita itu menjerit dan Zai menghantam kan wajah nya ke dinding beton.
Empat orang laki-laki itu terkejut dua di antara nya yang jatuh ketanah tak percaya. Hanya beberapa detik semua itu terjadi.
"Kau berani melukai wanita ku, Apa kau bosan hidup?" Tanya Zai di telinga wanita itu.
"Tolong aku Fer, Tolong" Teriak sang wanita yang kini wajah nya lebam dan berantakan terlihat tangan nya melambai ke arah empat orang itu.
Seorang yang di panggil Fery berteriak "Lepaskan dia, Atau akan ku laporkan kepada Pak Rektor!" Ancam nya.
Zai tersenyum mendengar sebuah ancaman itu, dia memegang bahu wanita itu lalu melempar nya seperti karung beras kosong..
Braak..! Itu mengenai Fery dan dua orang yang berdiri di sisi nya. Membuat mereka bertiga terjatuh dan di timpa oleh wanita itu.
Satu wajah yang masih terduduk pucat melihat kekejaman pemuda yang menolong Lina. Dan dia bisa melempar manusia dengan mudah. "Apakah dia masih manusia?" Batin nya kacau lalu dia bangkit dan berlari ketakutan..
Zai berpaling ke arah Lina, Dan menemukan wajah lina membiru karna pukulan keras. Dan kepala nya sedikit berdarah.
Zai langsung mengangkat Lina ala Bridal Style, setelah melewati tiga orang itu dia lanjut berkata. "Ini adalah peringatan pertama, Jika kalian menganiyaya Wanita ku lagi, ingat lah, Mungkin itu akan jadi akhir hidup kalian, dan satu hal lagi. Jika terjadi sesuatu yang fatal dengan dia. Kita akan segera berurusan"
Zai langsung berlari dan membawa nya ke mobil. Dia tak ingin menggunakan ruang kesehatan di Kampus. Dia ingin membawa nya langsung ke Rumah Sakit terdekat.
Bruuum.. Bruuum.. dia melaju kencang di jalanan padag. Meliuk liuk bagai ular yang mengejar mangsa. Dan langsung memasuki Rumah Sakit Ansari Shaleh. Dia keluar dari mobil dan langsung mengangkat kembali Lina yang masih pingsan, Mungkin karna kejutan di kepala nya,
Zai berlari ke arah ruangan IGD dan berteriak "Suster, Cepat Suster, periksa keadaan nya. Nanti saya akan mengurus administrasi nya. Yang penting selamatkan dia dulu" Ucap Zai
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .