“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu” Suara dingin dari seorang pria berhasil membuat wanita yang tengah berdiri gugup dengan pakaian renda tipis itu mematung.
Bau alkohol yang sangat keras menyeruak di indra penciumannya. Tidak pernah Layla sangka hidupnya akan berakhir seperti ini.
Menikahi siri dengan suami orang hanya untuk menyewakan rahimnya karena pasangan ini tidak bisa memiliki keturunan.
Tapi, apa katanya tadi? 15 menit untuk melakukan semuanya? Bagaimana bisa?
Melihat tak ada sahutan sama sekali dari wanita ini membuat pria itu menghela napas panjang dan hendak berbalik pergi, namun Layla, wanita itu menahan tangan pria itu.
“P-pak Saka…saya akan berusaha melakukannya dalam waktu 15 menit, asalkan Pak Saka bisa memberikan saya 300 juta setelah ini,” ujar Layla dengan suara yang bergetar, bahkan matanya tak berani menatap mata tajam nan dingin milik pria berkuasa yang ada di depannya ini.
Adisaka Tahta Hirawan, mendengar namanya saja sudah membuat Layla tertohok. Bagaimana tidak? Pria ini adalah salah satu pebisnis paling sukses yang diberkati dengan wajah tampan bak malaikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon serena fawke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Istri Sah
“A-Apa….maksud anda, Pak Saka?” lirih Layla tak berani menatap tepat ke arah mata cokelat milik Saka. Keduanya berada dalam posisi yang sangat dekat, hingga rasanya Layla bisa merasakan hembusan napas pria itu di wajahnya.
Sementara Saka, dia terlihat sangat menikmati momen momen itu. Dia menunduk untuk melihat wajah cantik Layla yang ketakutan seperti anak kucing. Tak bisa dia pungkiri wanita ini berubah jauh menjadi lebih cantik dari sebelumnya. Dengan polesan make up tipis dan rambutnya yang tergerai panjang sedikit bergelombang.
“Kenapa, hm? Apa saya salah?” Saka kembali berucap, dengan nada yang berat, serak yang serasa membuat Layla terindimidasi, dia benar benar bingung harus melakukan apa saat ini dengan posisi sedekat ini dengan Saka.
Layla tahu betul apa maksud pria ini. Layla, dia memang secara sah masih menjadi istri kedua Saka setelah pria ini menikahinya atas paksaan dari istrinya 7 tahun silam, dimana itu juga menjadi asal mula datangnya Farrel, putra kesayangannya, satu satunya alasannya hidup.
“Tatap saya, apa saya salah?” tanya Saka kembali, dengan suara seraknya setengah berbisik, rasanya pria itu berbicara fokus hanya untuknya saja, hingga rasanya dia hanya mendengar suara pria itu diseluruh ruangan ini. Sontak semuanya menjadi hening.
Layla masih menunduk. Dia sungguh tidak punya keberanian sama sekali untuk menatap pria ini. Apalagi, tangan kekarnya berada tepat di samping kanan dan kiri tubuhnya, tidak memberikannya ruangan untuk bergerak sama sekali.
Di posisi ini rasanya, Layla dan Saka tengah berpelukan secara tak langsung karena posisi wajah Layla tepat ada di dada bagian kiri pria itu.
Sementara Saka, dia sengaja memberikan Layla waktu untuk beradaptasi dengan jarak dekat ini karena walau bagaimanapun sudah lama sekali mereka tidak bertemu.
Setelah beberapa detik hening, Layla menganggukkan kepalanya. Dia mengakui kalau dirinya adalah istri Saka, tapi selama ini dia tidak pernah menganggap sebaliknya. DIa tidak pernah menganggap Saka suaminya karena walau bagaimanapun pernikahan itu adalah palsu.
Pernikahan itu didasari oleh desakan dari istri Saka waktu itu dan keinginannya untuk memiliki seorang putra semata. Walau perjanjian itu tidak berjalan dengan mulus, tapi Layla sudah iklas. Dia sudah lelah menyalahkan semuanya karena seburuk apapun kejadian itu, setidaknya kini Layla memiliki Farrel.
Farrel, satu satunya hal yang baik dari semua kenangan buruk itu.
Saka secara perlahan mensejajarkan wajahnya agar dia tepat menatap wajah cantik Layla yang sialnya tidak berubah sama sekali, tetap sangat cantik dan menawan. “Baguslah kalau kamu sudah ingat apa hubungan kita sebenarnnya. Lalu, apa hanya maaf yang bisa kamu tawarkan setelah semua perbuatan menjijikkanmu itu?”
Wajah Saka berubah menjadi dingin. ”Sebelum kita menikah, kau menandatangi kontrak yang sudah jelas jelas apa pinaltinya bukan?”
Deg!
Wajah Layla berubah menjadi horor. Bagaimana bisa dia melupakan isi kontrak itu? Sebelum dia menikah secara diam diam dengan Saka, Meira menyiapkan sebuah dokumen yang berisi aturan aturan ketat dan larangan yang tidak boleh dilanggar.
Termasuk, berhubungan dengan laki laki lain. Jika sampai Layla melanggar maka dia akan kehilangan uang yang dijanjikan dan harus membayar duakali lipat sebagai hukuman.
”1 miliar. Kau harusnya mendapat 1 miliar jika misi itu berhasil tapi kau melanggarnya. Bukankah sekarang dendammu menjadi 2 miliar? Bagaimana kau akan membayarnya? Ah dan juga 500 juta untuk uang yang sudah aku transfer pribadi.” Saka sangat mengintimidasi.
Sementara Layla sudah melemas disana. Selama ini dia hanya fokus pada Farrel hingga lupa hal yang sangat penting di masa lalunya.
”2.5 milliar kau harus bekerja di kantor ini setidaknya selama 15 tahun di perusahaan ini untuk melunasinya.”
”A-apa ini ancaman?” lirih Layla. Pikirannya sudah buntu.
”Tidak sama sekali. Saya hanya ingin menekankan kalau mulai besok kau akan bekerja menjadi sekretaris pribadi saya disini, tanpa penolakan selama kurun waktu yang tidak dapat ditentukan.”
Napasnya rasanya tercekat. Kesalahan 7 tahun silam itu adalah murni kesalahpaman tapi Layla juga tidak punya bukti apa apa untuk membuktikan dirinya.
Layla memberanikan dirinya menatap Saka, tepat di mata pria itu walau jantungnya berdebar sangat kencang hingga rasanya dia bisa mendengarnya di telinganya. Lagi lagi, kesalahpahaman ini. Apa dia memang hidup hanya untuk menerima fitnah dan mengiklaskan segalanya? Semua hal yang tidak pernah dia lakukan?
Apa ini adil?
Melihat tatapan Saka yang ternyata menatapnya dengan tatapan penuh amarah yang terpendam membuat Layla merasa percuma menjelaskan semuanya. Toh, apa yang akan berubah? Apa dia bisa mendapatkan masa mudanya kembali? Apa dia bisa menjalani hidupnya secara normal?
Tidak! Semua sudah terjadi, dan tidak ada yang bisa Layla lakukan untuk memperbaiki itu.
“Apa anda sengaja melakukan ini untuk menghukum saya?” tanya Layla, dengan suara yang tegas, walau masih terkesan pelan.
Saka mengubah posisinya. Dia menjauhkan tubuhnya dari tubuh Layla sehingga memberikan ruang bagi Layla untuk bernapas sejenak.
Saka kemudian melipat kedua lengannya di dadanya. “Tugasmu mulai sekarang adalah mendengarkan semua yang saya ucapkan dan melakukan semua yang saya minta. Melihat kamu berusaha mencari pekerjaan sepertinya kamu memang ditakdirkan untuk selalu kekurangan uang,” sindir Saka.
Layla mengepalkan tanganya. Ingin rasanya dia menampar wajah pria ini dan mengatakan seluruh isi hatinya yang dia pendam selama bertahun tahun ini. Ingin rasanya Layla mengatakan kalau semua yang dia lakukan adalah untuk membiayai putra mereka. Anaknya dan Saka.
Namun, Farrel adalah anak yang dia pilih untuk rawat dan jaga. Dia bukanlah anak Saka, Layla selalu meyakikan dirinya sendiri karena Saka bahkan tidak tahu kalau Layla hamil dan memilih merawatnya. Jadi, anak itu adalah anak Layla.
“Ya, saya memang memerlukan banyak uang. Seperti yang anda lihat, perlu banyak uang untuk perawatan wanita dari ujung kepala sampai ujung kaki,” jawabnya dengan nada sinis yang sama, membuat Saka cukup terkejut dengan keberanian wanita ini menjawabnya.
Akan tetapi, justru itu yang membuat Saka semakin tertarik. “Ini terkesan konyol tapi berhubung anda memperjelas hubungan kita, bukankah seharusnya saya mendapatkan uang jajan sebagai istri kedua anda, Pak Saka?” Pertanyaan Layla sukses membuat Saka terkekeh.
“Ahh!” Dengan gerakan cepat Layla mencengkeram erat dagu wanita itu, sangat keras hingga membuatnya meringis. “Hati hati dengan ucapanmu, Layla Anabella. Jika kamu meminta jatah kepada suamimu ini, maka bukankah seharusnya kamu dulu yang melakukan tugasmu sebagai istri?”
Deg!
Layla termakan ucapannya sendiri. Pria ini memang bukan tandingannya sama sekali. “Tentu saja tidak mungkin Pak Saka. Anda tahu sendiri pernikahan itu adalah palsu karena atas dasar paksaan dan tidak ada cinta sama sekali. Saya tidak menganggapnya pernikahan samsekali dan sudah melupakannya lama sekali,” bohong Layla walau sebenarnya dia selalu mengingat Saka ketika melihat Farrel.
Saka menatap Layla dengan sangat lekat. “Ya, memang tidak ada cinta samasekali. Tapi pernikahan itu sah. Saya tidak pernah berhubungan dengan wanita sebelum saya menikahinya, baik itu istri saya, atau kamu,” jelasnya membuat Layla semakin pusing sebenarnya apa mau pria ini?
Layla menghela napasnya lelah. Dia berdiri tegak hendak menatap Saka namun saat dia berdiri ternyata Saka jauh lebih tinggi dibanding dirinya yang sudah memakai heels setinggi 5 senti. Layla harus mendongak untuk menatap pria ini.
“Saya rasa sudah cukup membahas masa lalu kelam itu, Pak Saka. Jadi sekarang apa mau anda?” tanya Layla terus terang, dia juga sudah sangat lelah meladeni Saka.
“Salah!” ucap Saka dengan cepat, mengoreksi ucapan Layla barusan. Layla hanya menaikkan alisnya sebagai respon. “Ucapanmu salah. Seharusnya kamu bertanya, apa yang bisa saya lakukan.”
Layla menghela napasnya, untung saja kesabarannya sangat tebal. “Baik, apa yang bisa saya lakukan untuk anda Pak Adisaka Tahta Hirawan?”
”Seperti yang saya katakan tadi, kamu akan menjadi sekretaris saya mulai besok, jadi persiapkan semuanya belajar menjadi sekretaris yang cakap karena saya tidak terbiasa bekerja dengan orang lambat,” ujarnya walau terdengar lebih seperti sindiran.
“Paham?”
“Paham Pak Saka,” jawab Layla mengoreksi dirinya sendiri ketika melihat tatapan tajam Saka.
Apa ini jadi hanya itu saja?
Ini jauh lebih bagus dari kemungkinan kemungkinan buruk yang Layla pikirkan.
Belum sempat Layla hendak mengajukan pertanyaan tentang bagaiman dengan istri Saka, sebuah panggilan masuk dari ponsel Saka.
Pria itu terlihat sangat terkejut setelah mengangkat telpon itu. Sebelum akhirnya dia melihat Layla dengan tatapan tegang. “Layla, sembunyi di ruangan itu cepat! Istri saya tiba tiba datang.”
“APA?”