dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30 perhatian seorang Anthony
Di sebuah rumah sakit besar yang berada di Singapura.
Tepatnya di sebuah ruangan eksklusif berdinding kaca.
Seseorang nampak terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang rumah sakit.
Selang infus dan peralatan medis lain menempel pada tubuhnya.
" kapan dia akan sadar ?! Rasanya sudah cukup lama Leon terbaring tak sadarkan diri seperti ini sayang..."
Dua orang nampak berdiri bersisihan dan menatap ke dalam ruangan di balik kaca itu dengan tatapan mata sedih.
" sabarlah sayang....
Kita tunggu kabar dari dokter lagi "
🌿🌿🌿
Raha sedang memeriksa ponselnya, dokter Zani sudah berangkat jika ia merujuk pada perbincangan terakhirnya dengan pria itu beberapa hari yang lalu.
Dokter itu memang tak mengabarinya dan tak kembali pamit padanya.
Awalnya Raha merasa sedikit aneh.
Tapi ia tahu ia tak bisa berbuat apa apa.
Karenanya saat ini ia melihat ponselnya dan memeriksa barangkali ada pesan dari dokter itu kepadanya.
Tapi hasilnya nihil, dokter Zani tak menghubunginya sama sekali atau pun mengirim pesan padanya untuk sekedar bertanya tentang keadaannya.
" mungkinkah anda terlalu sibuk dokter...?! " bisiknya pelan pada dirinya sendiri.
Tak lama Raha terdengar menghela nafas...
Ada sesak yang terasa menghimpit jiwanya. Ia sudah merasa Zani sepertinya kakaknya sendiri.
Ia merasa bisa lebih muda bercerita kepadanya.
Dan jujur....
Ia merasa kehilangan dokter muda itu.
Cklek....
Pintu kamar itu terbuka, Anthony datang dengan membawa kantong plastik berisi makanan.
Senyum tersungging di bibir pemuda tampan itu untuk Raha.
Sejak tak lagi melihat dokter Zani di sekitar Raha, Anthony semakin bersemangat menyambangi Raha.
" pagi....
Waktunya sarapan...." sapa Anthony sembari melangkah mendekat kepada Raha kemudian duduk di sisi ranjang gadis itu.
Walau tak ada jawaban yang pasti dari Raha tentang pernyataan perasaannya,
tapi Anthony sudah bersikap seolah mereka telah menjalin hubungan.
Tak jarang pemuda itu menunjukkan perhatiannya dan kasih sayangnya serta kepemilikannya terhadap Raha. Dan Raha kesulitan untuk bersikap.
Ia tak memiliki siapapun yang bisa memberinya kasih sayang juga perhatian,
Karenanya ada rasa sayang jika mengabaikan perhatian Anthony itu.
Jujur...
Terkadang ia suka perhatian pemuda itu, karena ia sangat rindu dengan perhatian yang pernah ia dapat dari sang papa.
Namun sejatinya...
Raha adalah gadis belia yang masih sangat labil.
" kau tidak pergi ke kantor ?! " tanya Raha kemudian berusaha biasa saja.
" memastikan kondisi mu baik baik saja lebih dulu itu jauh lebih penting bagiku....
Aku tahu kau tak suka makanan rumah sakit kan....?! " jawab Anthony sembari bersiap mulai menyuapi Hara.
" biar aku makan sendiri, aku bisa makan sendiri..." pinta Raha.
Anthony menatap Raha sejenak.
" aku tahu kau bisa makan sendiri....tapi aku ingin menyuapimu.
Ini sebagai bukti agar kau tahu betapa pentingnya kau bagiku " Jawab Anthony.
Raha terdiam dan tak lagi bisa menolak suapan Anthony.
Sering ia menolak dengan lembut segala perhatian pemuda itu,
Namun perhatian yang sarat dengan kelembutan Anthony membuat Raha kesulitan untuk bersikap.
Waktu terus berlalu terasa begitu cepat, satu bulan telah berlalu sejak Raha di perbolehkan keluar dari rumah sakit oleh dokter Evan.
Tapi dengan satu syarat,
Raha harus rutin dan om time untuk melakuka cek up kesehatannya.
Raha pun kembali ke apartemennya.
Tak terpikirkan sedikitpun ia akan kembali ke rumahnya.
Selama itu pula,
Raha tak lagi mengetahui kabar dokter Zani, dokter itu ternyata telah lupa kepadanya dan lupa pada kata katanya sendiri saat itu kepadanya.
kini...
Yang selalu menemani hari harinya adalah Anthony, walau Raha masih terkesan kaku dengan kedekatan yang akhirnya terjalin pada keduanya,
Namun tak dapat ia pungkiri.
Ia mulai di buat nyaman dengan Anthony.
( aku ada di luar...
Bisa kau turun dan menemui aku ?! )
Sebuah pesan ke ponsel Raha,
Gadis itu tersenyum tipis, tak lama ia pun segera bersiap untuk menemui seseorang yang telah mengiriminya pesan itu.
Anthony memang jarang datang ke apartemennya, pemuda itu akan selalu meminta Raha menemuinya di luar apartemen.
Akan tetapi,
Perhatian perhatian kecil seorang Anthony seperti mengirimi makanan atau hadiah hadiah keceil selalu ia lakukan melalui jasa kurir.
Juga pesan pesan bernada perhatian juga tak pernah ketinggalan ia kirimkan.
" hei..." Raha menyapa lebih dulu sosok Anthony yang tengah berdiri bersandar mobilnya sembari mengutak atik ponselnya.
Mendengar suara Raha, Segera ia mendongak dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
" kau sudah siap ?! " jawab Anthony kemudian.
" hemm...
Mau kemana kita ?! " tanya Raha.
" ke suatu tempat, ayo..." ajak Anthony sambil membukakan pintu mobil untuk gadis itu.
Tak lama setelah Raha masuk ke dalam mobil begitu juga dengan Anthony,
Mobil itu nampak mulai melaju meninggalkan area apartemen Raha.
Setelah cukup lama berkendara,
Mobil Anthony memasuki sebuah area kafe bergaya out door.
Sebuah tempat duduk dengan background alam menjadi pilihan Anthony.
Kini keduanya nampak duduk dengan saling berhadapan.
" kau suka ?! " tanya Anthony ketika melihat wajah Raha nampak berbinar karena sangat terpesona dengan pemandangan di hadapannya itu.
" hemmm....
Aku suka...." jawabnya sambil tersenyum lebar dan tatapan mata tetap terarah pada pemandangan di hadapannya itu.
" aku senang jika kau suka,
Tapi aku harap....
Kau juga akan suka dengan ini " kata Anthony lagi sembari menarik jemari Raha kemudian menyematkan sebuah cincin bermata berlian di jari manisnya.
Raha sontak menoleh dan menatap cincin yang melingkar di jari manisnya itu.
" apa maksudnya ini ?! " tanya Raha bingung.
" maukah kau menikah denganku.....Raha ?! "
Raha bunuh diri?.
waahhh..
Lron harus selalu waspada..
jangan ada benda tajam dekat Raha..
saat ia ingin bersama Raha.
❤❤❤❤❤❤❤
jika diteruskan membuat kakak kurang nyaman..
bisa di end.
tapi mohon ada penyelesaian di tiap konflik antar tokoh..
biar gak penasaran ..
😀😀😀😀😀
mkasi banyak kak udah kadih cerita bagussss...
❤❤❤❤❤❤