🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
"Tidak perlu, apa ke untungan yang aku dapatkan?" tanya Dewi.
"Kau bukan hanya terkenal, kau juga bisa mendapatkan uang," ucap Zeiro.
"Kalau hanya untuk mengikuti kompetisi, aku sendiri bisa melakukannya," jawab Dewi datar.
"Kompetisi internasional tidak bisa di masuki oleh sembarangan orang, mereka yang masuk harus lewat jalur resmi, dan padepokan ku itu adalah jalur resmi, siapa pun yang aku masukkan mereka akan menerimanya, tak terkecuali tempat latihan bela diri Dewi pembunuh. Pikirkan dan pertimbangan kan tawaranku," ucap Zeiro.
Dewi terdiam sesaat. Benar juga, ini adalah kesempatan ia untuk pulang ke kampung halamannya, ia juga merindukan adik sepupunya dan pacarnya, mungkin jika kesempatan ia akan memeluk mereka berdua. Terlihat ada seulas senyum di bibirnya.
"Kau tersenyum?" tanya Zeiro melihat wajah Dewi.
"Tidak, aku setuju dengan permintaanmu, tapi kapan kompetisi itu akan berlangsung?" tanya Dewi.
"Ada dua kali keberangkatan, keberangkatan pertama sudah ada 10 orang pertama, ada 2 Minggu keberangkatan ke 2 dan menjelang itu kamu latihan dulu," uap Zeiro.
"Tidak! Aku ingin berangkat pertama, kamu tidak perlu khawatir aku kalah di kompetisi, aku akan memenangkan kompetisi itu untukmu, tapi biarkan berangkat terlebih dahulu," ucap Dewi yakin.
"Tapi bagaimana jika kamu kalah?" tanya Zeiro mengidipkan matanya sebelah.
"Aku akan mengikuti apa saja perintah mu," jawab Dewi yang punya keinginan yang kuat.
"Baiklah, aku akan menukar seseorang dengan dirimu, 2 hari lagi adalah keberangkatannya, jadi kamu harus mempersiapkan sesuatu. Berikan aku alamat mu, malamnya aku akan menjemput mu," ucap Zeiro mengeluarkan ponselnya agar bisa bertukar nomor hp.
"Tidak perlu, aku yang akan ke tempat mu, tidak perlu kau datang ke rumah itu," ucap Dewi.
"Baiklah, berikan nomor ponselmu, aku akan mengirim lokasi keberadaan ku nanti malam," ucap Zeiro.
Mereka pun bertukar nomor hp, dengan tersenyum Zeiro menyimpannya.
"Baiklah, jika tidak ada apa-apa lagi, turunkan saja aku di sini," ucap Dewi.
"Apa kamu tidak ingin di antar pulang sampai ke rumah?" tawar Zeiro.
"Tidak perlu, aku pulang ke rumah dengan berjalan kaki juga bagus untuk latihan ku," ucap Dewi.
Zeiro tersenyum. "Benar juga, berhenti kan mobilnya," perintah Zeiro. Asistennya pun memberhetikan mobilnya. Dewi langsung keluar dari mobil dan ia berlari kecil.
"Ikuti dia," perintah Zeiro. Asisten menggerakkan mobil secara perlahan mengikuti Dewi dari samping. Zeiro menatap Dewi dari samping yang sedang meraton dan terus menatapnya.
"Kenapa Anda mengikuti ku?" tanya Dewi menekuk alisnya melihat ke arah Zeiro.
"Tidak ada, aku hanya ingin menemani kamu maraton saja, barang kali kamu bosan maraton sendiri," jawab Zeiro tersenyum.
"Jika ingin menemaniku kenapa Anda tidak sekalian meraton dengan ku saja?" tanya Dewi.
"Ah! Kamu benar, jika begitu aku akan menemanimu," ucap Zeiro meminta asistennya menepi dan ia keluar dari mobilnya berlari menyusul Dewi.
"Anda serius meraton di tempat seperti ini? Tidak takut di kejar wartawan?" tanya Dewi.
"Aku juga ingin melatih kebugaran tubuhku," ucap Zeiro membuka jasnya, lalu membuka membuka dasinya lalu melemparnya ke arah asisten yang sedang mengendarai mobil dengan pelan dan hanya menyisakan kemeja putih di tubuhnya.
"Masker," pinta Zeiro. Sang asisten menyerahkan masker kepada Zeiro dan ia pun memakainya agar tidak di kenali orang.
Dewi tertegun melihat tubuh Zeiro, meskipun hanya memakai kemeja yang tertutup, tapi itu sangat terlihat jelas jika tubuh Zeiro kekar, sudah di pastikan jika Zeiro sering berolah raga. Dewi mengalihkan pandanganya ke depan agar tidak terus melihat tubuh Zeiro, yang ada nanti dia pasti akan salah paham.
"Tidak takut jika ada yang cemburu?" tanya Dewi melihat ke samping.
"Tidak," jawab Zeiro menggeleng. Mereka pun terus meraton. Mobil Anita lewat dan melihat Dewi sedang meraton dengan seorang pria yang tidak ia kenali karena ia hanya melihat punggungnya.
"He-he-he, kesempatan datang, lihat saja kamu Dewi, jika aku tidak bisa membalas mu, maka Ayah akan membalas mu," ucap Anita tersenyum sinis.
Anita langsung memotret Dewi dari belakang. "Lihat saja nanti kamu Dewi, ayah pasti akan memberimu pelajaran," ucap Anita, ia pun melajukan mobilnya melewati Dewi dan Zeiro. Ia sungguh tidak menyadari jika di sampingnya Dewi adalah pria yang terkenal di penjuru dunia, mungkin jika dia tahu, bahkan dia akan memohon untuk ikut maraton bersama.
"Ya sudah, kita sudah berlari cukup jauh, ayo duduk di kursi sana," ajak Zeiro menunjuk ke suatu kursi di pinggir jalan sebagai tempat pejalan kaki beristirahat.
Dewi mengangguk setuju dan duduk di kursi untuk melepaskan penatnya. Zeiro melihat kiri dan kanan dan ia pun pergi melangkahkan kaki pergi meninggalkan Dewi.