Li Yuanting, seorang jenderal perang bengis dan tak kenal takut dari zaman kuno, bereinkarnasi ke tubuh Ethan Zhao berusia 27 tahun, seorang pria tampan yang culun dan sering dihina, dijadikan anjing pesuruh oleh keluarga besar Zhao serta istrinya sendiri.
Li Yuanting yang menempati tubuh Ethan, akhirnya membalas mereka, dengan kemampuan strategi miliknya dan juga gabungan bakat yang dimiliki Ethan. Bagaimana perjalanan sang jenderal?
Yuk! Mampir baca!
Yang gak suka silahkan skip! Tidak perlu memberikan rating buruk👊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Detik-detik
Di sudut ballroom yang ramai, Lilith Zhao dan suaminya, Zhao Rong, melangkah mendekati seorang wanita anggun yang baru saja tiba—Mei Long.
Penampilannya memukau meskipun usia telah menyapa dengan lembut. Gaun elegan yang dikenakannya memperlihatkan kecantikan alami yang tetap terpancar meski telah melewati banyak musim kehidupan.
Lilith memandang Mei dengan tatapan mencemooh, senyum sinis mengembang di wajahnya. "Oh, Mei. Tidak kusangka kamu punya keberanian datang ke pesta seperti ini," ucap Lilith dengan nada penuh sindiran. "Acara sebesar ini jelas bukan tempat untuk seseorang yang dulunya hanya pelayan di mansion kami."
Zhao Rong menimpali dengan nada dingin, "Benar. Kau seharusnya tahu tempatmu. Ini acara keluarga kelas atas, bukan untuk seseorang sepertimu."
Mei tetap berdiri dengan anggun, meski jelas terlihat bahwa ucapan itu dimaksudkan untuk merendahkannya.
Namun, sebelum Lilith bisa melanjutkan ejekannya, Keira yang berdiri tak jauh langsung maju dengan langkah tegap. Tatapan tajam penuh perlindungan terpancar dari matanya. "Dengan segala hormat, Nyonya Zhao," ucap Keira dengan suara dingin namun tegas, "Nyonya Mei, lebih layak berada di sini daripada siapa pun yang hanya tahu berbicara tanpa berbuat sesuatu yang berarti."
Lilith terdiam sejenak, terkejut dengan keberanian Keira yang berani menantangnya di depan umum. "Siapa kau berani bicara seperti itu?"
Keira tersenyum tipis. "Saya orang yang tahu bagaimana menghormati seseorang yang layak dihormati. Berbeda dengan beberapa orang yang hanya tahu cara menjilat dan mencemooh."
Situasi mendadak hening. Tatapan beberapa tamu mulai tertuju ke arah mereka, menyadari adanya ketegangan. Mei menyentuh lengan Keira dengan lembut, mencoba meredakan situasi.
"Tidak apa-apa, Keira," ujar Mei dengan lembut. "Orang yang merasa terancam biasanya memang hanya bisa berkata kasar."
Lilith dan Zhao Rong mendelik marah, namun mereka tak punya pilihan selain mundur dengan rasa kesal. Sementara itu, Keira dan Mei berjalan bersama menuju tempat yang lebih nyaman, menunjukkan bahwa tidak ada lagi ruang untuk hinaan dalam hidup mereka.
Acara megah di ballroom hotel mewah itu semakin memanas dengan hiburan dari sejumlah artis papan atas yang memikat perhatian para tamu. Para pengusaha, pejabat, dan tokoh dunia bawah menikmati suasana yang elegan, meski di balik layar terdapat rencana gelap yang terselubung.
Di belakang panggung, Ethan Zhao berdiri tegap dengan aura dingin yang tak tergoyahkan. Penampilannya yang memukau dengan setelan formal hitam membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Di sampingnya, Mei Long berdiri anggun, wajahnya menampakkan ketenangan meski tahu ada banyak mata iri dan penuh kebencian yang mengintai.
"Sudah siap?" tanya Mei dengan suara lembut.
Ethan menoleh padanya dan tersenyum samar. "Selalu siap."
Di sisi lain ballroom, Hector Long bersama ketiga saudaranya memberikan kode halus kepada seorang pria yang berada di balkon tersembunyi. Pria itu adalah penembak jitu bayaran yang telah diposisikan dengan sempurna, senjatanya siap diarahkan ke panggung begitu Ethan muncul.
"Pastikan dia tidak keluar hidup-hidup," bisik Hector dengan nada dingin kepada asistennya.
Namun tanpa sepengetahuan mereka, Alex Sing, sniper handal yang setia pada Ethan, telah memposisikan dirinya dengan tenang di titik yang lebih tinggi. Mata tajamnya memantau setiap gerakan musuh. Melalui komunikasi tersembunyi, dia memberi laporan singkat kepada Ethan.
"Target terdeteksi. Penembak di balkon kiri, senjata terkokang," lapor Alex dengan nada tenang.
Ethan hanya mengangguk ringan sambil menyusun rencana di kepalanya. "Biarkan dia berpikir punya kendali. Tapi kalau dia menarik pelatuk, kau tahu apa yang harus dilakukan."
Alex tersenyum tipis. "Dengan senang hati."
Acara berlanjut dengan penuh kemewahan, tapi di balik suasana megah itu, sebuah pertarungan tak kasat mata tengah berlangsung.
Ethan tahu malam ini akan menjadi panggung besar bukan hanya untuk pengumuman pewaris keluarga Long, tetapi juga sebuah pembuktian bahwa dia tidak bisa disentuh.
Puncak acara semakin memanas. Suasana ballroom hotel mewah itu kini dipenuhi dengan antusiasme dan rasa penasaran para tamu yang menanti pengumuman besar dari Tuan Besar Long.
Pria paruh baya dengan aura berwibawa itu naik ke panggung dengan langkah tegap. Wajahnya memancarkan kebanggaan yang sulit disembunyikan. Mikrofon di genggamannya bergetar ringan saat ia memulai pidatonya.
"Saya berdiri di sini hari ini dengan hati yang penuh syukur," ucap Tuan Besar Long, suaranya menggetarkan ruangan. "Sebagai kepala keluarga Long, selama ini saya selalu mendambakan penerus yang dapat membawa nama keluarga kami lebih jauh. Saya memiliki empat anak, namun takdir telah membawa anak keempat saya jauh dari keluarga selama bertahun-tahun."
Mata para tamu terfokus penuh pada pria tua itu.
"Namun kini, saya dengan bangga mengumumkan bahwa putri keempat saya, telah kembali bersama putra laki-lakinya, cucu saya satu-satunya seorang pria, dan pewaris tunggal keluarga Long."
Desiran bisik-bisik memenuhi ruangan. Para tamu terkejut, penasaran, dan kagum. Siapa sebenarnya cucu pewaris yang disebutkan itu?
Di sisi lain, Hector Long bersama saudara-saudaranya mengepalkan tangan dengan wajah penuh amarah yang nyaris tak dapat disembunyikan. Mata mereka saling bertukar pandang, memberikan isyarat kepada anak buah yang tersembunyi.
"Pastikan dia mati malam ini," bisik Hector dingin.
Para cucu perempuan tuan besar Long bersama suaminya juga mengepalkan tangannya erat, mereka benar-benar tidak terima dengan hal ini tapi mereka mencoba bersabar sedikit lagi.
Di balkon tersembunyi, penembak jitu telah memposisikan senapannya, matanya membidik panggung dengan presisi sempurna. Jarinya sudah siap menarik pelatuk saat Ethan muncul.
Namun yang tak mereka ketahui, Alex, dengan keterampilan luar biasa, telah memindai dan mengunci posisi sniper tersebut.
"Target terkunci," lapor Alex melalui earpiece. "Siap ambil tindakan jika dia bergerak."
Ethan, yang masih berada di belakang panggung, mendengarkan semua laporan itu dengan tenang. Wajahnya tetap datar namun penuh keyakinan.
"Dalam hitungan detik," bisik Ethan ke komunikator. "Kita akan balikkan permainan."
Tuan Besar Long berdiri gagah di tengah panggung, senyum tipis terpampang di wajahnya yang berwibawa. Semua mata tertuju padanya, menanti detik-detik pengumuman penting. Para tamu terlihat memperbaiki posisi duduk, bersiap menyaksikan momen bersejarah keluarga Long.
Di meja paling depan, keluarga Zhao tampak sibuk memoles kesempurnaan. Lilith Zhao membenarkan kalung berlian di lehernya, sementara Zhao Rong dengan wajah penuh percaya diri menggulung ujung lengan jasnya.
Clara, yang telah memoles penampilannya dengan gaun mewah berwarna merah menyala, duduk tegap dengan senyum anggun yang dibuat-buat. Di dalam hatinya, dia memiliki satu tujuan — menarik perhatian pewaris keluarga Long yang masih misterius itu.
"Aku harus menjadi yang pertama mendekatinya," bisik Clara penuh ambisi.
Felix di sampingnya hanya mendengus, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang mulai menguasai hatinya sejak masalah bertubi-tubi menghantamnya. Namun, sebagai anak keluarga Zhao, dia tak mau menunjukkan kelemahan di depan publik.
Tuan Besar Long mengambil napas dalam sebelum berbicara lagi.
"Hadirin yang terhormat," ucapnya tegas. "Kini saatnya saya memperkenalkan pewaris tunggal keluarga Long. Yaitu ...."